Pt. 23

498 44 10
                                    

"Halo, sayang"

"Hm?"

"Besok aku harus berangkat ke Jepang lagi, tiba-tiba saja Seungcheol hyung ingin pulang"

Detak jantung Wonwoo seketika seolah berhenti berdetak. Mungkinkah Joshua dan Seungcheol benar-benar dalam masalah?

"Apa mungkin karena Joshua hyung mengatakan apa yang kita bahas tadi pada Seungcheol hyung?" tanya Mingyu diujung telepon.

"Aku tidak tahu, makanya lain kali jangan asal bicara" ucap Wonwoo yang masih sedikit kesal pada Mingyu.

"Aku tidak asal bicara, sayang" ucap Mingyu.

"Aku tutup telponnya" ucap Wonwoo lalu memutus sambungan telpon dengan Mingyu.

.

.

Malam ini Juny ingin memberikan oleh-oleh dari daddy-nya yang barusaja pulang dari China pada Joshua. Dia pergi bersama dengan Minghao. Meskipun belum terlalu larut, rasanya rumah Joshua seperti tidak berpenghuni saat mereka tiba. Tapi entahlah, itu mungkin hanya perasaan Minghao saat mereka melihatnya dari depan gerbang. Minghao telah menekan tombol bel rumah berulang kali, namun tidak ada tanda-tanda Joshua. Padahal, kendaraannya ada di garasi. Minghao mulai berpikir, mungkin Joshua pergi tanpa menggunakan kendaraan?

"Papa, di mana paman Shua?" tanya Juny, yang sepertinya sudah kehilangan harapan.

Minghao mengangkat bahunya, "Papa juga tidak tahu, Juny. Mungkin paman Shua tidak berada di rumah."

Minghao dan Juny berdiri di depan rumah Joshua yang sepi. Mereka saling bertatapan, mencoba mencari jawaban atas kepergian tiba-tiba Joshua. Meskipun udara malam yang sejuk, kekhawatiran mulai menyelinap ke dalam pikiran mereka.

"Apakah paman Shua baik-baik saja?" tanya Juny, suaranya penuh kekhawatiran.

"Papa akan coba menelponnya" Minghao mengeluarkan ponselnya dan mencoba menelepon Joshua. Namun, panggilan itu hanya dijawab oleh nada dering yang kosong.Dia mencoba untuk menyembunyikan kecemasannya di depan Juny, tetapi ketegangan yang menghantuinya semakin kuat. Pikirannya terus menerka-nerka apa yang bisa terjadi pada Joshua, terlebih  mengingat ekspresi sedih yang terukir di wajah Joshua saat pulang ke rumah tadi siang membuat kekhawatiran Minghao semakin bertambah.

"Mungkin paman Shua sedang sibuk dengan sesuatu," Minghao mencoba menenangkan Juny dan dirinya sendiri. "Kita berikan oleh-olehnya besok pagi, ya?"

Ekspresi wajah Juny tampak kecewa. Gadis itu menghembukan napas panjang sambil menganggukkan kepala. Minghao mengusak-usak kepala Juny, dan merekapun akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah.

11.00 PM

Seungcheol membuka pintu rumahnya begitu dia sampai di Korea. Sepi seketika menyambutnya. Langkah kakinya terdengar bergema di dalam rumah yang sepi itu saat dia memasuki ruang tamu. Dengan langkah yang berat, Seungcheol meninggalkan ruang tamu dan menuju ke lantai atas, di mana kamarnya berada.

Seungcheol membuka pintu dengan pelan dan memasukinya. Udara dingin kamarnya menyambutnya, menciptakan suasana yang kontras dengan kehangatan yang biasanya dia rasakan di dalam rumahnya. Dia melihat seseorang yang sangat ia rindukan berbaring diatas tempat tidur dengan tertutup rapat oleh selimut tebal. Seungcheol menghembuskan napas berat, dia mendekati tempat tidur dengan perasaan campur aduk.

Submissive | CHEOLSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang