Menjelang pagi, Joshua terbangun dari tidur dan menyadari dirinya telah berada di kamarnya. Dia merenung sejenak, mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Seingatnya, dia tertidur di depan TV. Lalu, apakah Seungcheol kembali menggendong tubuhnya yang berat ke kamar untuk kedua kalinya? Agh, tentu saja! tidak ada orang lain di rumah ini selain mereka berdua. Wajah Joshua bersemu merah membayangkannya. Namun, dia segera menepisnya. Daripada memikirkan yang tidak-tidak lebih baik ia segera mandi dan menyiapkan sarapan. Oh ayolah, sekarang dia tidak tinggal bersama orang tuanya. Ada Seungcheol sekarang, yang merupakan suaminya. Oleh karena itu, ia harus menyiapkan juga segala keperluan Seungcheol. Yah, begitulah kata ibunya.
Joshua kini sudah berada di dapur setelah mandi. Belum ada tanda-tanda Seungcheol. Sepertinya pria itu masih tidur. Baguslah, ia masih ada waktu memasak sebelum Seungcheol bangun. Dengan hati yang penuh semangat, Joshua mulai menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sarapan pagi ini. Sepertinya Dakjuk (bubur) tidaklah buruk.
Setelah selesai memasak, Joshua menyajikan dua porsi Dakjuk di atas meja makan. Dan tepat pada saat itu, Seungcheol menghampirinya dengan penampilan yang masih kacau. Rambutnya berantakan dan kedua matanya masih sulit untuk di buka.
"Kau sedang apa?" tanya Seungcheol pada Joshua dengan suara parau.
"Aku memasak dakjuk untuk kita sarapan," jawab Joshua dengan penuh kehangatan. "Ayo, duduklah dan nikmati sarapannya. Semoga ini bisa membuatmu segar"
Seungcheol tersenyum lebar dan merasa beruntung memiliki Joshua. Dia mengambil tempat di sebelah Joshua di meja makan dan mulai menyantap dakjuk dengan lahap. Meskipun masih dalam keadaan setengah sadar, Seungcheol bisa merasakan kelezatan dari setiap suapan makanannya.
"Terimakasih, Shua-ah. Rasanya enak sekali," ucap Seungcheol dengan suara yang masih parau.
Joshua tersenyum bahagia mendengar pujian Seungcheol "Aku senang kau menyukainya"
.
.
Kini Joshua tengah berada di ruang tengah sambil menonton TV yang sedang menayangkan variety show komedi. Suasana riang dari acara tersebut membuatnya tertawa sesekali, mengisi ruangan dengan tawa ceria. Sementara Seungcheol, setelah sarapan kembali kekamar untuk mandi.
Tak beberapa lama kemudian, Seungcheol ikut bergabung dengannya dan duduk di sofa di dekatnya. Seungcheol melihat acara TV itu, namun tidak menunjukan adanya ketertarikan. Dia lebih memilih memandang wajah Joshua.
"Apa yang harus kita lakukan hari ini?" tanya Seungcheol pada Joshua yang masih menonton TV.
"Entahlah, aku juga tidak tahu" jawab Joshua sambil mengalihkan perhatiannya dari TV ke Seungcheol.
Seungcheol merenung sejenak "Tidakkah pengantin baru melakukan bulan madu?"
Joshua seketika terkejut setelah mendengarnya "Kau serius?" tanyanya tidak percaya.
Seungcheol mengangguk "Lagipula aku mengambil cuti seminggu. Akan bosan rasanya jika harus dirumah saja" jawabnya.
Tidak ada respon dari Joshua.
"Seharusnya kita membicarakan ini sebelum menikah. Maafkan aku" lanjut Seungcheol yang kembali mengingat mereka pernah bersitegang sebelum menikah karena dirinya belum bisa mengatakan apapun kepada Joshua.
"Tidak apa-apa, aku hanya sedikit terkejut" ucap Joshua.
"Lalu bagaimana? Apa kau mau?" tanya Seungcheol sekali lagi.
Joshua mengangguk dengan seulas senyum manis.
Seungcheol senang melihatnya "Adakah tempat yang ingin kau kunjungi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Submissive | CHEOLSOO
FanfictionSeungcheol menyukai ketika Joshua tersenyum manis kepadanya. Namun, pada akhirnya dia sendiri juga yang menghancurkannya. Seungcheol tidak pernah melihat lagi senyum itu. Entah apakah dia bisa mengembalikan senyum manis suaminya itu atau justu hilan...