Pagi itu, Seungcheol sudah sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Joshua yang masih belum bangun tidur. Dia mencoba memasak sup, meskipun tidak begitu bisa memasak. Namun, dia berusaha dengan keras demi suami manisnya yang tengah sakit itu. Bahkan dia rela bangun jam 4 pagi tadi untuk belajar resep dari internet.
Joshua turun ke lantai bawah untuk melihat kegaduhan dipagi hari ini. Dia terbangun karena mendengar sesuatu yang jatuh dari arah dapur. Belum sampai kesana, namun Joshua sudah dapat melihat Seungcheol sedang berjongkok dengan disekelilingnya basah oleh air dan beberapa sayuran yang sudah matang.
Dengan cepat, Joshua menuruni tangga untuk melihat apa yang sedang terjadi. "Apa yang kau lakukan?" tanyanya dengan panik. Terlebih melihat lengan Seungcheol yang memerah.
"Sayang" ucap Seungcheol merasa bersalah.
"Kau sedang apa?! Lihat lenganmu!" ucap Joshua sambil meraih lengan Seungcheol dengan nada kesal dan khawatir.
Seungcheol mengalihkan pandangan ke lengannya yang di genggam oleh Joshua, memperhatikan lengan kirinya yang terbakar oleh percikan air panas dari panci yang jatuh. "Aku... aku mencoba membuat sarapan untukmu," jawabnya dengan suara tertekan.
Joshua merasa hatinya terenyuh melihat kondisi Seungcheol. "Kenapa tidak membangunkanku? Aku bisa membantu."
Seungcheol menggeleng pelan. "Kau butuh istirahat, sayang. Aku ingin merawatmu."
Joshua merasa tersentuh oleh tindakan penuh kasih Seungcheol. "Terima kasih, tapi jangan pernah melakukan hal seperti ini lagi tanpa memberi tahu aku, ok?"
Seungcheol mengangguk, tersenyum lembut. "Baiklah, aku janji."
Joshua pun meminta Seungcheol ke ruang tengah sementara dirinya mengambil kotak P3K untuk mengobati lengan suaminya. Dengan hati yang masih berdebar karena kekhawatiran, Joshua dengan cermat membersihkan luka bakar ringan di lengan Seungcheol dan mengoleskannya dengan salep antibiotik. Meskipun terlihat sedikit sakit, Seungcheol tetap tenang dan bersabar.
Setelah mengobati Seungcheol. Joshua lantas membersihkan kekacauan di dapur tadi.
"Biar aku saja" ucap Seungcheol yang tanpa menunggu lagi, langsung membantu Joshua.
"Lenganmu apa tidak sakit?" tanya Joshua memastikan.
Seungcheol hanya menggeleng, menahan rasa sakitnya. Dan mereka berdua kemudian membersihkan kekacauan di dapur dan memulai hari dengan sarapan yang mungkin tidak sempurna. Keduanya memakan sisa masakan dari buatan Seungcheol. Itupun juga sebatas telur dadar.
Jujur Seungcheol merasa bersalah pada Joshua "Sayang, aku minta maaf" cicitnya.
"Minta maaf untuk apa? Ini semua kecelakaan. Tidak perlu dipikirkan" jawab Joshua menenangkan.
Seungcheol menghembuskan napas panjang "Tapi aku sedikit kecewa"
Joshua mendongakkan kepalanya untuk melihat Seungcheol "Hm?"
"Aku bangun dari jam 4 tadi untuk membuatkanmu sup itu. Tapi malah jadi terbuang sia-sia" jelas Seungcheol yang membuat Joshua ikut merasakan kekecewaan suaminya.
Joshua lantas beranjak dari kursinya lalu menghampiri Seungcheol dan memeluknya. Dia menyandarkan kepala suaminya pada dadanya sambil mengelus surai dengan lembut. "Bagaimana jika kita membuatnya yang baru bersama? Bantu aku sebisamu, Hm? karena lenganmu sedang sakit"
Seungcheol mendongak untuk menatap Joshua. Sekali lagi, dia jatuh cinta pada pria itu. Dia sadar apa yang sudah ia lakukan benar-benar jahat. Seungcheol tidak dapat membayangkan bagaimana dirinya jika Joshua meninggalkannya. Rasanya seperti dunia ini akan runtuh tanpa kehadiran Joshua di sisinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Submissive | CHEOLSOO
FanfictionSeungcheol menyukai ketika Joshua tersenyum manis kepadanya. Namun, pada akhirnya dia sendiri juga yang menghancurkannya. Seungcheol tidak pernah melihat lagi senyum itu. Entah apakah dia bisa mengembalikan senyum manis suaminya itu atau justu hilan...