Pt. 6

795 72 6
                                    

Setelah selesai makan di kedai itu, Joshua lantas pergi dan menuju ke tempat mobilnya berada. Dia sesekali mengelus surainya yang barusaja dia warnai. Jam menunjukkan pukul 6 sore, dan Joshua merasa jalanan masih macet. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk masuk kembali ke dalam salon tadi, dan seorang karyawan kembali menyapanya.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya karyawan itu dengan sopan.

"Eum... saya ingin mengganti warna rambut lagi" jawab Joshua yang membuat ekspresi karyawan itu takut. Mungkin? yah, dia takut jika pelayanan salon ternyata tidak memuaskan. 

"Maaf sebelumnya, apakah karena anda kurang puas dengan hasil yang tadi?" tanya karyawan itu memastikan. Masalahnya Joshua baru 2 jam yang lalu selesai mewarnai rambut, dan sekarang ingin mengganti warna rambutnya kembali.

Joshua terkejut atas pertanyaan karyawan itu. Bukan begitu yang dia maksud. Diapun segera menjelaskan sebelum karyawan itu semakin salah paham "Ah, bukan-bukan. Saya sangat puas dengan warna rambut ini. Hanya saja ingin mencoba warna rambut lain"

Karyawan itupun manggut-mangut "Baiklah kalau begitu, mari ikut saya kembali" 

"Eum... bisakah mengubah style rambut juga? Saya ingin memiliki poni" tanya Joshua.

"Tentu saja, bisa. Saya akan membuatnya sangat cantik" jawab karyawan itu yang membuat Joshua tersenyum. Sebenarnya alasan dia kembali mewarnai rambutnya adalah karena tidak ingin cepat-cepat pulang ke rumah dan berakhir bosan. Dia juga tidak ada tujuan lain hari ini. Oleh karena itu, dia memilih untuk menetap di salon saja sambil kembali mewarnai rambutnya. Aneh bukan? yah, dia bahkan sudah menyebut dirinya orang gila.

Joshua mengikuti karyawan salon itu ke kembali ke tempat duduknya. Dia kembali merasa senang dengan pelayanan yang baik dan responsif dari karyawan tersebut. Joshua duduk di kursi salon dengan senyum di wajahnya, siap untuk mencoba gaya rambut baru.Karyawan salon mulai bekerja dengan cermat, memotong rambut Joshua untuk menciptakan poni yang dia inginkan. Mereka berbincang-bincang ringan selama proses tersebut, membuat Joshua merasa nyaman dan terhibur. 

"Saya tadi melihat wawancara anda di TV. Itu sangat lucu" ucap karyawan itu yang membuat Joshua tertawa kecil.

"Benarkah? Hahah" 

Setelah selesai, Joshua melihat hasilnya di depan cermin. Ia senang melihat gaya rambut barunya yang segar dan berbeda. Rambutnya kini berwarna coklat yang lebih gelap dari yang sebelumnya dengan poni yang melengkung di dahinya. Waktu berlalu dengan cepat, dan ketika Joshua melihat jam tangannya, sudah pukul 8 malam."Terima kasih banyak! Aku sangat menyukai hasilnya," ucap Joshua sambil tersenyum.Karyawan salon itu juga tersenyum puas, melihat kepuasan pelanggannya. "Saya senang Anda menyukainya. Jika Anda membutuhkan bantuan atau ingin mengubah rambut Anda lagi, jangan ragu untuk datang kembali ke salon kami."

Joshua berterima kasih sekali lagi dan membayar layanan yang diberikan dan melangkah keluar dari salon dengan rambut barunya. Meskipun awalnya hanya mencari cara untuk mengisi waktu luangnya, Joshua menyadari bahwa pengalaman di salon tersebut memberinya kepuasan dan kebahagiaan yang tak terduga.

Dalam perjalanan pulang, Joshua merenung tentang bagaimana kecilnya momen-momen tak terduga seperti ini bisa membawa kebahagiaan dalam hidupnya. Ia memutuskan untuk lebih sering mengambil waktu untuk dirinya sendiri dan mencoba hal-hal baru. Kehidupan terlalu singkat untuk hanya mengikuti rutinitas yang membosankan. Terlebih dia akan menjalani hidupnya dengan Seungcheol.

Butuh 45 menit untuk Joshua sampai di rumah. Dia memarkirkan mobilnya lalu masuk ke dalam rumah. Dia tidak melihat siapapun, biasanya sang ibu akan menyambutnya di ruang tengah. Namun, sekarang sangat sepi. Joshua lantas menusuri seluruh ruangan di rumahnya hingga bertemu dengan pelayan rumah.

Submissive | CHEOLSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang