Joshua terbangun dari tidurnya. Setelah kejadian tadi pagi, dia langsung tidur. Bahkan, ia tidak melihat kepergian Seungcheol saat berangkat bekerja. Jam menunjukkan pukul satu siang. Joshua meraih ponselnya diatas nakas dan melihat beberapa pesan masuk dari Seungcheol—yang memintanya untuk menelponnya ketika dia sudah bangun tidur. Joshua lantas mencari kontak Seungcheol dan menelpon suaminya itu. Suara sambungan telepon yang terhubung mulai terdengar.
"Halo" suara Seungcheol dari ujung telepon itu terdengar di telinga Joshua meskipun dirinya masih setengah sadar.
"Hm... halo" ucap Joshua dengan malas dan suara paraunya.
"Baru bangun tidur?" tanya Seungcheol setelah mendengar suara Joshua yang khas seperti orang bangun tidur.
"Hm" gumam Joshua sebagai jawaban.
"Masih ingin tidur lagi?" Tanya Seungcheol dengan lembut dan di ujung telepon itu dia tersenyum mendengar suara imut Joshua ketika bangun tidur.
Joshua menggeleng meskipun Seungcheol tidak dapat melihatnya "Aku ingin mandi, dan setelah itu bersih-bersih" jawabnya lalu dengan berat bangkit dari posisi berbaringnya.
"Nanti kau lelah, aku panggilkan bibi Kim saja ya?" usul Seungcheol karena khawatir Joshua kelelahan, jika harus membersihkan rumah sendirian. Lagipula, biasanya bibi Kim yang melakukan tugas itu sebelum mereka menikah.
"Tidak perlu. Aku hanya akan membersihkan kamar saja, sekalian memidahkan barang-barangku ke kamarmu" Jawab Joshua yang membuat seulas senyum terukur di bibir Seungcheol.
Seungcheol merasa senang karena akhirnya Joshua masih ingin tidur dengannya dalam satu kamar meskipun sudah kembali ke Seoul "Kau yakin tidak akan kelelahan?" tanyanya sekali lagi.
"Iya" jawab Joshua singkat.
"Oh iya, apa tadi kau membawa oleh-olehnya?" tanya Joshua dengan tiba-tiba, ia baru teringat bahwa mereka seharusnya memberikan oleh-oleh bulan madu kepada beberapa karyawan di kantor Seungcheol.
"Aku melupakannya, sayang. Tadi baru mengingatnya saat Mingyu memintanya" ucap Seungcheol.
"Kau mau aku mengantarkannya?" Joshua menawarkan diri.
"Tidak perlu. Lagipula bukan sesuatu yang basi kan? Aku bisa membawanya lagi besok ketika berangkat" jawab Seungcheol.
"Tapi kau bilang tadi Mingyu sudah menanyakannya"
"Biarkan saja" jawab Seungcheol yang membuat Joshua menyerah.
"Ingin makan apa? Aku akan memesankannya untukmu" tanya Seungcheol.
Joshua tampak berpikir "Eum... sepertinya aku akan masak sendiri"
"Itu akan memakan waktu, sayang... dan aku yakin kau pasti sudah sangat lapar kan? Biarkan aku pesankan dan kau mandi. Begitu selesai, makanannya pasti sudah datang dan bisa langsung kau makan. Bagaimana?" ucap Seungcheol yang ada benarnya juga.
Joshua merenung sejenak. Selama di pesawat, ia tidak sempat makan, dan begitu sampai di rumah, langsung tertidur karena kelelahan, terutama setelah Seungcheol membuatnya sakit kepala. Benar-benar membuat energinya habis. Lagipula, jika dia bersikeras menolak, apakah Seungcheol akan marah lagi dan berakhir membuatnya sakit kepala? Tidak... dia tidak mau itu. Itu sangat menyakitkan.
Joshua akhirnya setuju "Baiklah, coupsseu-ah, pesankan saja untukku. Sepertinya Japchae terdengar enak. Aku akan mandi sebentar"
Seungcheol tersenyum lega mendengarnya "Baiklah kalau begitu, akan ku pesankan Japchae"
Joshua mengangguk "Hm, kalau begitu aku tutup teleponnya?" tanyanya.
"Ya, sampai ketemu nanti sore di rumah. Aku mencintaimu, sayang" ucap Seungcheol sebelum sambungan telepon mereka terputus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Submissive | CHEOLSOO
Fiksi PenggemarSeungcheol menyukai ketika Joshua tersenyum manis kepadanya. Namun, pada akhirnya dia sendiri juga yang menghancurkannya. Seungcheol tidak pernah melihat lagi senyum itu. Entah apakah dia bisa mengembalikan senyum manis suaminya itu atau justu hilan...