Pt. 5

929 75 3
                                    

Setelah selesai makan siang, Seungcheol pun meminta, ah tidak. Menyuruh, lebih tepatnya—Joshua untuk segera pulang. Mereka berpisah di koridor, dan Seungcheol pun kembali menuju ke ruangannya untuk lanjut bekerja. Dia duduk di kursinya dan mulai membaca beberapa dokumen dari hasil rapat sebelumnya.

Tok tok tok

Sebuah suara pintu yang diketuk membuyarkan konsentrasi Seungcheol. Dia mengalihkan pandangan dari dokumennya dan melihat ke arah pintu yang memperlihatkan sang Sekertaris—Kim Mingyu.

"Dimana dia?" Tanya Mingyu pada Seungcheol sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.

Melihat tingkah Mingyu membuat Seungcheol heran "Siapa yang kau cari?"

"Pria dengan senyum manis" jawab Mingyu yang pada akhirnya dimengerti Seungcheol.

"Dia sudah pulang" jawab Seungcheol singkat lalu beralih kembali ke dokumennya.

"Kenapa cepat sekali? Padalhal aku ingin bertemu dengannya"

"Untuk apa?"  Tanya Seungcheol seolah-olah posesif.

"Tentu saja untuk berkenalan dengan calonmu, hyung" jawab Mingyu. Dia memang sudah terbiasa memanggil Seungcheol dengan sebuatan 'Hyung' dan Seungcheol pun tidak masalah selama bukan di jam kerja.

"Ini sudah jam kerja, jangan memanggilku hyung" ucap Seungcheol dengan nada kesal dan malas.

"Hanya ada kita, jadi tidak masalahkan?" Gerutu Mingyu.

"Oh ya Mingyu, kau sudah siapkan presentasi untuk rapat hari selasa? Tanya Seungcheol yang malah membuat Mingyu mendesah.

"Kumohon hyung, besok itu weekend... tidak bisakah aku mengerjakannya hari senin?" Tanya Mingyu.

"Aku ingin mempelajarinya di hari weekend, jadi kau harus menyelesaikannya hari ini" jawab Seungcheol dengan penekanan.

Mingyu berdecak "Weekend itu waktunya istirahat hyung, jalan-jalan. Jangan bekerja terus"

"Segera kirimkan padaku sebelum jam 4 sore" ucap Seungcheol yang mau tidak mau membuat Mingyu harus segera mengerjakannya.

"Baik-baik, akan kukerjakan" ucap Mingyu dengan pasrah lalu meninggalkan ruangan Seungcheol.

.

.

Joshua telah sampai di rumahnya. Dia memarkirkan mobil lantas masuk ke dalam rumah. Ada sang ibu yang menyambutnya di ruang tengah dan memintanya untuk bergabung.

"Bagaimana jalan-jalannya? Menyenangkan?" Tanya sang ibu setelah Joshua duduk disampingnya.

Joshua mengangguk "Hm... Seoul benar-benar sudah berubah. Aku menyukainya"

Joshua kini memeluk sang ibu sambil menyandarkan kepalanya di bahu sempit itu. Sementara sang ibu mengelus-elus surainya yang lembut.

"Ibu... Apa Jisoo tidak bisa kembali lagi ke LA?" Tanya Joshua yang mendadak merindukan apartemennya.

"Tentu saja bisa, kau bisa membicarakannya dengan Seungcheol" jawab sang ibu yang malah membuat Joshua mengernyit.

"Kenapa Seungcheol?"

"Karena dia akan menjadi suamimu. Kemanapun kau pergi harus meminta izin padanya sayang" jelas sang ibu.

'Kita bahkan tidak saling mencintai, kenapa aku harus menganggapnya suami yang sesungguhnya?' batin Joshua dengan hati sedih.

"Ibu dan ayah dulu menikah bagaimana? Maksud Jisoo, perjalanan kalian" tanya Joshua penasaran.

"Dulu ibu dan ayah menikah karena dijodohkan, kami tidak saling mencintai . Namun, pada akhirnya perasaan cinta itu tumbuh dengan sendirinya. Ketika menikah, kau akan merasakan seperti memiliki sosok yang akan selalu mendukungmu dan menjagamu. Yah, seperti itu" jawab sang ibu yang membuat Joshua berpikir. Apa mungkin dirinya dan Seungcheol dapat seperti itu? Ugh, ini memusingkan.

Submissive | CHEOLSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang