Pt. 2

1.2K 94 2
                                        

Makan malam antara kedua keluarga itupun dilakukan di rumah keluarga Choi. Joshua bersama dengan kedua orang tuanya dan seorang supir telah memasuki halaman rumah yang 2 kali lebih luas dari rumahnya.

"Jisoo-ah... Ibu tanya sekali lagi, apa kau benar-benar yakin atas keputusanmu?" Tanya sang ibu.

Joshua tersenyum dan mengelus kedua bahu sang ibu "Iya ibu, Jisoo sangat yakin"

Mobilpun berhenti, Joshua dan kedua orang tuanya lantas turun. Mereka disambut oleh keluarga Choi dan beberapa pelayan yang sudah menunggu kedatangan mereka. Joshua pun lantas membungkukkan badan untuk memberikan hormat.

"Selamat datang, ayo silahkan masuk" ucap seorang pria paruh baya yang Joshua yakin adalah kepala keluarga Choi—ayah dari anak yang akan menikah dengannya.

"Kau pasti Jisoo" ucap seorang wanita yang tadi berdiri disamping pria paruh baya tadi. Itu pasti Nyona Choi, pikir Joshua.

"Ah iya, perkenalkan saya Hong Jisoo atau bisa juga dipanggil Joshua" ucap Joshua sambil tersenyum.

"Senyummu manis sekali" kata wanita itu dengan gemas. Mendengar itu, Joshua menjadi malu. Dan berakhir tertawa kikuk untuk menanggapi pernyataan itu.

"Terimakasih, bi-bibi". Joshua seketika menyadari kesalahannya, bukankah seharusnya dia tidak memangil dengan sebutan bibi? Tidakkah seharusnya nyonya? Eh, entahlah. Joshua juga bingung.

Semua orang tersenyum dan tertawa kecil mendengarnya. Joshua merasa tidak enak "Ma-maafkan saya" ucapnya sambil kembali membungkukkan badan.

"Kau bisa memanggilku–ibu dan suamiku–ayah, sayang... Sebentar lagi kau kan jadi menantuku" ucap Ibu Choi yang setelahnya membuat Joshua dan kedua orang tuanya sedikit terkejut. Bagi mereka artinya kesempatan untuk menolak pernikahan sangat sulit bukan? Terlebih keluarga Choi sudah menganggap Joshua menantu.

Mereka pun akhirnya masuk ke dalam rumah dan menuju ke meja makan yang sudah tersaji banyak makanan dan terlihat sangat mewah.

"Silahkan duduk" ucap Ayah Choi mempersilahkan.

"Seungcheol barusaja mandi karena baru pulang kerja dan langsung aku minta kemari. Tolong maafkan ketidaksopanan anak itu ya... Aku sudah memberitahunya akan ada tamu, tapi dia masih tetap gila kerja. Kuharap setelah kalian menikah nanti Jisoo bisa memperhatikan Seungcheol. Eheheh" kata Ibu Choi sambil menatap kearah Joshua.

"Sayang... Kau malah terlihat seperti memberi tekanan pada Joshua" kata Ayah Choi yang kemudian disadari oleh istrinya.

"Oh benarkah? Maafkan ibu ya sayang, ibu tidak bermaksud begitu" kata Ibu Choi.

"Kalau begitu ayo kita makan dulu?" Ucap Ayah Choi yang kemudian memulai mengambil hidangan.

"Tidakkah kita menunggu Seungcheol?" Tanya Ibu Joshua.

"Itu tidak perlu, nyonya Hong. Seungcheol pasti masih lama dan jujur saja dia tidak begitu suka masakan pelayan disini. Padalhal masakannya enak" jawab Ibu Choi.

Joshua mencicip sebuah hidangan "Hm... Ini sangat enak" gumannya.

"Benarkan enak? Tapi anak itu memang suka pilih-pilih makanan" kata Ibu Choi yang terdengar sudah frustasi jika menyangkut tentang makanan dan Seungcheol.

Setelahnya hanya dentingan alat makan yang terdengar. Dan sesekali mereka membicarakan soal pernikahan.

"Kalian meninggalkanku" sebuah suara berat terdengar dari belakang. Itu Choi Seungcheol, yang langsung mengambil duduk dihadapan Joshua.

"Kau yang terlalu lama, sayang. Kalau begitu cepatlah makan" kata Ibu Choi lalu mulai mengambilkan beberapa makanan untuk sang anak.

"Ah... Ibu-ibu, Seungcheol bisa mengambilnya sendiri" ucap Seungcheol yang segera mengambil alih piring dari tangan ibunya sebelum wanita itu memberinya banyak makanan.

Submissive | CHEOLSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang