Chapter 2

1K 60 0
                                        

Haloooo.. Mau berkabar, mulai hari Minggu ini dan kedepannya, setiap hari Minggu aku akan up siang atau sore yaa. Tapi Sabtu sih tetep bakalan malem upnya..

Enjoy the story <3

Jangan lupa follow dan vote ya hohoho

Jangan lupa follow dan vote ya hohoho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DIRA

Kedua lelaki itu berjalan menghampiriku. Aku segera menyimpan kembali kursi yang aku angkat tadi ke karpet. Aku bener-bener nggak bisa ngalihin tatapan aku dari wajah laki-laki di sebelah Kai itu.

"Nah, ini Adira Amadea panggilannya Dira. Dia parter gue. Kayak yang udah gue ceritain ke lo kemarin, Athaya itu di bangun sama Dira dan gue dari pas kita semester 6. Jadi Athaya itu udah jalan hampir 3 tahunan. Klien-klien kita juga udah banyak, dari mulai anak kuliahan sampai artis papan atas. Dir, kenalin ini temen gue yang gue ceritain waktu itu. Namanya Raffa. Dia kakak kelas pas gue SMA di dulu, tapi pas kuliah gue merantau ke Bandung dia ke Jogja", jelas Kai panjang lebar

"H-hai, gue Dira", cicitku sambil mengulurkan tangan

"Hai. Raffa", ucap Raffa singkat sambil menjabat tanganku erat

"Nape lo?", tanya Kai sambil menatapku bingung

Mungkin Kai aneh ngeliat aku yang biasanya nggak bisa diem tiba-tiba kicep gini.

"Gapapa", jawabku sambil menggelengkan kepala

"Masih kepanasan lo?", tanya Kai lagi

"Mayan", lagi-lagi aku ngejawab dengan singkat

"Kita ngobrol di dalem deh yuk. Supaya lo nggak kepanasan lagi", ucap Kai sambil menarik tanganku

"Ehh.. Tunggu dulu. Gue harus bawa kursi kesana dulu", aku menahan tangan Kai

"Erwin mana? Kok lo yang ngangkat-ngangkat kursi sih?", Kai mengedarkan pandangannya ke sekeliling

"Kasian mereka belum selesai dekor meja. Kalian duluan masuk aja, nanti gue nyusul", aku segera berlalu dari hadapan mereka dan menuju ke kursi yang tadi aku tinggalin

Tapi belum sempet aku ngangkat kursi, sebuah tangan mendahului aku ngambil kursi itu. Aku langsung mengalihkan tatapanku ke si pemilik tangan. Loh? Raffa?

"Kemana?", tanyanya singkat

"Hah?", otakku masih nggak konek

"Ini", ucapnya sambil dagunya menunjuk kursi-kursi yang ada di tangannya

"Oh. Ikutin gue", ucapku lalu segera berjalan di depan Raffa dan mengarahkannya untuk menyimpan kursi di dekat meja panjang yang masih dipasang dekor

Raffa menaruh kursi itu perlahan di karpet.

"Thanks", ucapku sambil tersenyum

"No worries", balasnya singkat

Aku dan Raffa berjalan menuju Kai yang menunggu di tempatnya berdiri tadi. Kai sedang berkutat dengan ponselnya. Ketika aku dan Raffa datang, Kai langsung mengajak kami masuk ke dalam cafe. Kursi yang ada di pojokan cafe itu menjadi pilihan kami karena areanya yang sepi dan jauh dari keramaian.

Place in Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang