DIRA
Akhirnya hari Sabtu dateng juga, dari pagi aku udah mules-mules dan kayak orang linglung. Raffa sampe ketawa-ketawa liat aku. Sampe sekarang kami udah di mobil pun Raffa masih sesekali ngelirik aku sambil nyengir.
"Gak usah cengar-cengir kamu", sungutku ketika sekali lagi aku mergokin Raffa ngelirik aku
"Hehehe.. Habis kamu lucu banget deh. Udah aku bilang gak usah terlalu dipikirin", Raffa meraih tanganku untuk dia genggam
"Ya habis gimanaaa... Ini pertama kalinya aku bakalan ketemu sama keluarga kamu"
"Kamu tenang aja, mereka baik kok. To make you feel better, aku bakalan selalu ada di deket kamu. Kamu gak akan aku tinggalin sendiri", Raffa melirikku sambil tersenyum menenangkan
"Beneran ya! Pokoknya kamu gak boleh jauh-jauh dari aku"
"Iya, Sayanggg"
20 menit kemudian mobil Raffa sudah memasuki kawasan Menteng. Aku melihat kesekitar, rumah-rumah megah bernuansa putih berjajar di sepanjang kiri dan kanan jalan. Raffa pernah cerita, Om Gunawan atau ayah tirinya Raffa itu pengusaha sukses. Sampai sebelum pensiun, beliau adalah komisaris di sebuah perusahaan telekomunikasi. Jadi nggak heran kalau beliau punya rumah di kawasan Menteng yang harga rumahnya jumlah angka 0 di belakang angka depannya sampe sembilan biji.
Mobil Raffa menepi pada sebuah rumah yang gerbangnya terbuka. Raffa membuka jendela mobil dan menyapa satpam yang balas menyapa Raffa sambil melakukan gerakan menghormat. Udah terlihat sekitar 10 mobil di pekarangan yang luas itu.
Seketika aku deg-degan lagi.
"Raffa, ini ada berapa orang sih yang dateng? Kok mobilnya banyak banget?", tanyaku dengan khawatir
"Hmm.. Aku juga gak tau, katanya ada beberapa saudara juga tapi mostly sih temen-temen sekolahnya Erika", jawab Raffa sambil mematikan mesin mobil
Aku mengigit bibir bawahku sambil melihat ke sekeliling.
"Hey", panggil Raffa lembut sambil menggenggam tanganku. Aku menolehkan kepala ke Raffa
"Aku bakalan ada di deket kamu terus kok. Aku gak akan maksa kamu buat lama-lama disini. Kalau kamu nggak nyaman, kamu kasih tau aku. Kita langsung pulang. Oke?", Raffa menatap mataku dalam
"Oke", jawabku pelan. Raffa tersenyum lalu mengusap pipiku
"Ready?", tanya Raffa
Aku menarik nafas sekali lalu mengangguk. Raffa melepaskan tanganku lalu kami berdua turun dari mobil Raffa. Aku membuka pintu belakang mobil Raffa untuk mengambil cookies yang aku beli kemarin. Raffa bantuin aku bawa kado untuk Erika. Kemudian Raffa menggandeng tanganku untuk masuk ke dalam rumahnya.
Ketika kami masuk, terlihat sudah banyak orang di dalam rumah bernuansa putih dan emas itu. Aku berdecak kagum melihat interior dan luasnya rumah itu. Cantik banget!!
"Kakak!", teriak seseorang ketika dia melihat Raffa
"Bunda", ucap Raffa sambil tersenyum lebar
Holy moly!! Sekarang aku tau dari mana Raffa bisa punya muka yang seganteng ini. Bundanya Raffa cantik banget, Oh My God.. Dengan dress sebetis berwarna hijau muda dan rambut yang di cepol modern, bikin beliau keliatan anggun banget. Bundanya Raffa langsung memeluk Raffa ketika beliau sampai di depan kami.
"Kakak... Bunda kanget banget! Kita udah satu kota aja susah banget untuk ketemu", ucap Bunda Raffa sambil memeluk Raffa erat
"Aku juga kangen sama Bunda. Maaf yaa aku jarang nengokin Bunda. Bunda sehat kan?", Raffa mengusap punggung Bundanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Place in Your Heart
RomanceLove at first sight. Aku gak pernah percaya sama yang namanya cinta pada pandangan pertama. That's bullshit, you know.. Tapi semuanya berubah setelah suatu hari sebuah tatapan mata yang tajam tapi hangat menembus masuk langsung ke hatiku. 21+ Welcom...