Chapter 11

581 47 1
                                    

DIRA


Akhirnya acara meet and greet itu selesai. Walaupun selesainya agak molor waktunya karena fans-fans Ergi yang enggan untuk pergi walaupun acara udah selesai bikin Ergi gak tega dan kembali ke panggung setelah mendapat izin dariku dan manajernya. Selama acara berlangsung, aku bisa liat gimana excitednya fans Ergi yang rata-rata remaja perempuan itu. Ergi juga sama excitednya dengan mereka. Hari ini lagi-lagi aku bisa merasakan kalau Ergi itu baik. Dia adalah salah satu orang terkenal yang sifatnya di belakang dan di depan kamera nggak beda jauh. Itu yang bikin aku nyaman temenan sama Ergi.

Di belakang panggung, Ergi menghampiri dan memelukku erat. Setelah itu dia melepaskan pelukannya dan menatapku.

"Makasih ya udah bikin acara meet and greet hari ini berkesan banget", ucap Ergi sambil tersenyum bahagia

"My pleasure. Lagian gak akan berkesan kalau kamu gak sehumble ini", ucapku sambil mengelus lengan Ergi

Mbak Carla menghampiri kami dengan jalannya yang cepat. Kayaknya Mbak Carla udah biasa jalan cepat gitu deh, karena jadi manajer seorang artis besar dia harus sat set.

"Ganti baju. Habis itu kita harus langsung ke Samarinda. Lo ada konferensi pers film lo jam 8 malem", ucap Mbak Carla pada Ergi

"Erggg... Bisa gak sih gue dikasih istirahat sebentarrrr aja", ucap Ergi sambil menatap Mbak Carla malas

"Nggak. Ayo cepet, nggak usah pasang muka kayak gitu"

"Kamu aja yang jadi manajerku bisa gak, Dir? Mbak Carla gak asik", kata Ergi sambil merapatkan tubuhnya pada tubuhku

"Ssss.. Bandel banget dah ni anak. Cepetan Ergi! Nanti kita ketinggalan pesawat", Mbak Carla mendengus nggak sabar

Aku tertawa melihat interaksi kedua orang ini. Ergi menghela nafas lalu menghadapkan dirinya padaku. Sebelum aku sadar, Ergi udah mengecup pipiku. Singkat sih tapi tetep aja aku kaget.

"Takutnya nanti aku gak sempet ketemu kamu lagi setelah ganti baju. Makasih ya untuk hari ini. Kita ketemu lagi segera ya. Nanti aku whatsapp kamu", kata Ergi sambil mengelus puncak kepalaku

"Sip. Hati-hati di jalan ya. I'll see you later", ucapku sambil melambaikan tangan pada Ergi

Betapa terkejutnya aku ketika aku membalikkan badan untuk kembali ke luar backstage, Raffa berdiri di sudut ruangan dengan matanya yang tajam menatap mataku. Sorot matanya aneh. Kayak ada sedih, kecewa, marah... Aku nggak ngerti deh.

Aku berusaha nggak menghiraukan tatapan Raffa dan pergi dari situ untuk bantuin yang lain beresin ballroom karena jam 5 sore ini harus udah kosong lagi soalnya ballroom mau dipake untuk acara lagi. Kami cuman punya waktu 2 jam untuk beres-beresin semuanya. Aku menghampiri Kai yang lagi ngangkatin kursi dan ikut membantu Kai disana.

Selesai dengan urusan kursi, aku harus bertemu dengan pihak hotel untuk tanda tangan berkas dan penyelesaian pembayaran. Aku mendesah karena urusan pembayaran harus Raffa yang ngurusin. Jadi aku minta tolong Mas Rahmat untuk panggilin Raffa. Aku buru-buru nyelesein apa yang harus aku urusin dengan pihak hotel sebelum Raffa dateng. Jadi ketika Raffa dateng, aku secara singkat ngenalin Raffa ke pihak hotel dan pergi dari situ. Raffa menatap kepergianku dalam diam.

Jam 16.45 ballroom udah bersih dan kami tinggal loading barang keluar dari hotel. Kai bilang dia yang bakalan ngurusin urusan itu.

"Lo balik sana. Ngeri banget gue liat muka lo yang udah kayak zombie", ucap Kai sambil menatapku ngeri

"Mana ada zombie rupawan kayak gue", ucapku bercanda

"Dih.. Males banget! Udah sana lo balik. Gue udah minta tolong Raffa buat nganterin lo. Baikkan gueee memperlancar usaha pedekate lo sama Raffa, lagian kalian kan satu gedung apartemen", Kai mengerjap-ngerjapkan matanya

Place in Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang