Chapter 24

480 24 0
                                    

DIRA

Sepanjang yang aku ingat, aku gak pernah ngerasain makan malam sehangat ini. Gak ada yang bahas kerjaan, gak ada yang marah-marah, gak ada yang adu argumen.. Yang ada saling update kehidupan, bercanda, tertawa, ngobrol santai.. Aku bener-bener beruntung bisa kenal sama keluarganya Raffa.

Kursi disebelahku berdecit, aku melirik Raffa yang kembali duduk setelah kurang lebih 5 menit lalu minta izin untuk angkat telepon.

"Udah telponnya?", tanyaku sambil mengusap lengannya. Raffa tersenyum. Tapi gak tau kenapa ada yang beda dari senyumannya

"Udah", jawabnya singkat

"Dari siapa? Klien bukan?", tanyaku lagi

"Eh.. Euh.. Bukan. Itu tadi, mmm, sales. Iya sales kartu kredit", jawab Raffa

Aku mengerutkan keningku. Emang ada sales kartu kredit yang nelpon jam segini? Tapi pikiranku teralihkan saat Eril mencolek lenganku dan minta disuapin pudding yang baru aja asisten rumah tangga bawakan untuk di simpan di tengah-tengah meja makan.

Setelah makan malam dan ngobrol selesai, saatnya kami semua untuk pamit. Kak Raline dan Kak Latif pulang ke rumah orang tuanya Kak Latif sedangkan aku dan Raffa akan pulang ke apartemen kami masing-masing. Bunda berkali-kali mengingatkan agar aku sering berkunjung.

Di perjalanan, aku sama Raffa gak terlalu banyak ngomong. Mungkin aku sama Raffa sama-sama capek jadi males untuk buka mulut. Kami cuman diem sambil dengerin spotify dari hapeku yang udah tersambung ke tape di mobil Raffa. Setelah kurang lebih 45 menit, akhirnya kami sampai di gedung apartemen.

Seperti biasa, aku memeluk lengan Raffa sambil kami berjalan menuju ke lift. Setelah masuk lift, aku memejamkan mata sambil menyandarkan kepalaku di lengan Raffa. Biasanya Raffa bakalan mengusap-usap kepalaku lalu mengecupnya, tapi kali ini nggak. Lift berbunyi tanda kami udah sampai di lantai unit kami.

"Mau masuk?", tanyaku pada Raffa sambil jariku menyentuh angka-angka yang ada di gagang pintu

"Mm, aku balik aja ya", jawab Raffa

Seketika aku menghentian gerakan tanganku yang sedang mendorong pintu. Tumben..

"Balik ke unit kamu?", tanyaku memastikan

"Iya", jawab Raffa singkat

"Oh.."

"Gak apa-apa kan? Aku cape banget", ucap Raffa

Walaupun bingung, aku menggangguk aja. Biasanya kalau cape malah Raffa minta tidur sambil aku peluk. Tapi ya udah lah.. Mungkin dia emang lagi pengen sendiri.

"Gak apa-apa kok. Kalau gitu aku masuk ya", pamitku

Raffa hanya tersenyum tipis sambil mengangguk. Tapi lagi-lagi aku mengernyit heran saat Raffa berlalu gitu aja dari hadapanku. Gak ada ucapan selamat malam dan kecupan di bibirku. Aku memperhatikan Raffa sampai dia masuk ke dalam unitnya sendiri. Sekalipun nggak membalikkan badannya untuk melihatku lagi.

Aku mengedikkan bahuku lalu masuk ke dalam unitku sendiri.

Aku mengedikkan bahuku lalu masuk ke dalam unitku sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Place in Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang