DIRA
Aku terbangun dalam pelukan Raffa yang hangat. Tangannya melingkar di perutku dari arah belakang. Hmm.. Kayaknya ini udah pagi deh. Aku tau ini udah pagi karena sinar matahari yang malu-malu masuk ke sela-selan gorden yang ada di kamar Raffa.
Kubalikkan tubuhku perlahan untuk menghadap Raffa. Setelah aku berbalik, aku langsung disambut oleh wajah tampan Raffa yang masih tertidur nyenyak. Aku mengelus rahangnya.
"Bangun", bisikku. Nggak ada tanggapan dari Raffa.
"Raffa.. Bangun, udah pagi. Nanti terlambat ke kantor", ucapku lebih keras
Dari senyum tipis di bibirnya, aku tau kalau Raffa udah bangun. Tapi bukannya buka mata, Raffa malah semakin mengeratkan pelukannya di tubuhku.
"Aku tau kamu udah bangun", tanganku mengusap punggung Raffa dan bibirku nggak berhenti tersenyum
"Morning", bisik Raffa dengan suara serak
"Morning. Ayo bangun"
"Sebentar lagi. 5 menit aja", pinta Raffa
Aku terkekeh. Baiklah, 5 menit lagi gak akan bikin aku sama Raffa terlambat ke kantor. Tapi 5 menit ala Raffa itu bikin jantungku nggak sehat. Gimana mau sehat kalau dari sepagi ini aja jantungku udah dibikin berdetak lebih cepat dari biasanya gara-gara Raffa nggak berhenti ciumin pipiku??? Ciumannya emang seringan bulu, tapi efeknya ke jantungku itu lohhh...
"Times up", ucapku buru-buru. Aku langsung loncat dari kasur sebelum Raffa nahan aku lagi
Erangan protes Raffa langsung terdengar. Aku terkekeh lalu berjalan dengan cepat keluar dari kamar Raffa dan menuju ke pintu keluar. Sekali lagi aku mendengar Raffa berteriak memanggil namaku. Tapi nggak aku gubris.
Setelah sampai di apartemenku sendiri, aku segera menuju kamar mandi untuk bersiap-siap pergi ke kantor. Sekitar 30 menit kemudian aku udah siap dan segera menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.
Di kulkas aku lihat ada bahan untuk membuat nasi goreng, jadi aku putuskan untuk bikin nasi goreng aja untuk aku dan Raffa. Cuman perlu 15 menit dan nasi goreng buatanku udah tersaji di meja makan. Tepat setelah aku ngambil gelas, bel apartemenku berbunyi. Aku tersenyum, tau kalau yang datang itu Raffa.
Bener aja, pas aku buka pintu, wajah tampan Raffa menyambutku. Raffa dengan cepat mencium bibirku dan masuk ke dalam apartemenku. Lagi-lagi aku harus mengelus dadaku supaya jantungku berdetak dengan normal lagi setelah serangan mendadak Raffa.
"Smells good", ucap Raffa dengan antusias. Matanya menatap nasi goreng yang masih mengepul di meja. Aku jadi tersenyum melihatnya
"Makan yuk", ajakku
Raffa menyodorkan piringnya meminta aku yang ngambilin nasi goreng untuknya. Setelah mengambil nasi goreng, aku mengembalikan piring pada Raffa dan Raffa langsung melahap masakanku.
"Kamu tuh tiap masak pasti pake cinta deh", ucap Raffa tiba-tiba
"Hah?", aku yang lagi nyendok nasi ke mulut bertanya dengan bingung
"Soalnya tiap aku makan masakan kamu tuh kok rasanya enakkkk banget sampe aku jadi makin cinta sama kamu", Raffa tersenyum miring
"Apaan sih.. Masih pagi loh, Raf. Gak usah gombal", aku salah tingkah denger Raffa. Pipiku jadi memerah
"Loh kok gombal sih? Aku beneran tau"
"Udah cepet habisin makanannya", aku mengulum senyumku
Raffa terkekeh dan kembali menyantap makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Place in Your Heart
RomanceLove at first sight. Aku gak pernah percaya sama yang namanya cinta pada pandangan pertama. That's bullshit, you know.. Tapi semuanya berubah setelah suatu hari sebuah tatapan mata yang tajam tapi hangat menembus masuk langsung ke hatiku. 21+ Welcom...