Chapter 29

1.3K 66 13
                                    

DIRA

Aku nggak ngerti. Raffa bilang dia ada perlu di Vybrant, tapi kenapa dia ada disini? Siapa perempuan hamil yang tadi Raffa usap kepalanya? Apa hubungan Raffa sama perempuan itu? Kenapa Raffa bohongin aku? Kepalaku rasanya berdenyut dengan semua pikiran-pikiran yang ada di kepalaku.

Aku diam bergeming ketika dengan secepat kilat Raffa menghampiriku. Raut wajahnya keliatan panik dengan keringat di dahinya yang berkerut dan bibirnya yang sedikit terbuka. Aku menatap Raffa dengan tatapan dingin. Raffa mencoba menarih tanganku, tapi aku mundur satu langkah.

"Dira", ucap Raffa pelan. Aku masih terdiam.

"Kamu ngapain disini?", bisa ku dengar suara Raffa yang sedikit bergetar

"Kamu sendiri ngapain disini? Katanya ada kerjaan di Vybrant", tanyaku dengan suara rendah sambil sedikit memiringkan kepalaku untuk melirik ke perempuan yang berdiri beberapa meter di belakang Raffa sebelum aku kembali menatap Raffa dengan tajam. Tubuh Raffa bergerak gelisah.

"Aku bisa jelasin. Kita bicara di tempat lain ya", ucap Raffa sambil tangannya meraih tanganku.

Baru juga tangan Raffa menyentuh tanganku, Raffa langsung mengalihkan tatapanya padaku.

"Tangan kamu panas. Kamu sakit?", Raffa bertanya dengan raut khawatir

Aku menyentakkan tanganku dari genggaman Raffa lalu mundur selangkah lagi.

Tepat saat itu, aku melihat Kai yang berjalan ke arahku sambil menenteng kantong kertas yang aku tebak berisi obatku.

"Aku gak bisa ngomong sekarang. Kamu urusin aja dulu itu urusan kamu. Kayaknya dia nungguin kamu", aku berjalan melewati Raffa. Tapi baru beberapa langkah, tanganku ditahan lagi oleh Raffa

"Tunggu", ucap Raffa

Kai berjalan ke arah aku dan Raffa dengan raut bingung. Ketika melewati perempuan yang tadi bersama Raffa dan meliriknya sekilas, raut wajah Kai langsung berubah. Kayaknya Kai tau siapa perempuan itu.

"Raffa? Ngapain lo disini? Katanya ada urusan di Vybrant?", tanya Kai setelah dia ada di sampingku

"Kita balik, Kai", ucapku sebelum Raffa menjawab pertanyaan Kai

"Tunggu dulu. Kita harus bicara", tahan Raffa. Aku bisa merasakan Kai melirikku sekilas

"Sorry nih Raf, gue gak tau kalian ada masalah apa, tapi Dira lagi gak fit untuk di ajak ngobrol. Mending biarin Dira istirahat dulu", sela Kai

"Kamu sakit? Tadi pagi masih gak kenapa-kenapa", ucap Raffa sambil menatapku

"Kata dokter Dira kecapean dan butuh istirahat", Kai yang jawab karena aku gak membuka mulutku

"Biar gue yang nganterin Dira pulang", kata Raffa. Aku langsung menatap Raffa tajam.

"Gak usah. Aku pulang sama Kai", ucapku

Aku langsung menarik tangan Kai dan memaksanya berjalan dengan cepat. Ketika melewati perempuan yang bersama Raffa, aku meliriknya sekilas. Ternyata perempuan itu juga menatap aku. Raut wajahnya seperti penasaran tapi aku menangkap kegelisahan disana. Aku berjalan sedikit lebih cepat. Aku masih bisa mendengar suara Raffa yang memanggilku dari belakang. Selain suara Raffa, aku juga bisa mendengar sayup-sayup suara perempuan tadi memanggil Raffa. Shit! Rasanya hatiku sakit banget. Bayangin aja, pacar kalian ketauan lagi jalan sama cewek lain....

Setelah aku dan Kai duduk di dalam mobil, Kai langsung mengemudikan mobilnya. Aku menatap ke luar jendela dengan tatapan kosong. Tanpa sadar aku bertanya pada Kai.

"Lo tau perempuan tadi siapa?", tanyaku pelan. Tatapanku masih keluar jendela mobil

"Mending lo istirahat. Jangan mikirin yang lain-lain dulu, supaya lo cepet sembuh", ucap Kai

"Gue tau lo tau dia siapa. Jawab gue, Kai", ucapku sedikit keras. Aku bisa mendengar helaan nafas Kai

"Dia mantan pacar Raffa yang dulu pernah gue ceritain ke lo. Yang pacaran dari jaman SMA", jawab Kai akhirnya

Aku memejamkan mata dan mengigir bibirku keras. Jadi yang tadi itu Haifa.

Kenapa Raffa bisa sama Haifa? Aku yakin ini bukan pertemuan pertama mereka. Mereka keliatan akrab, berarti sebelum ini mereka udah pernah ketemu. Tapi kenapa Raffa gak pernah cerita sama aku? Kemana suaminya Haifa? Kepalaku semakin berat dengan semua pikiran yang ada di dalamnya.

"Dira", suara Kai menyadarkanku. Aku membuka mata. Ternyata kami sudah sampai di lobi apartemenku

"Sorry, gue gak sadar udah sampe. Thank you ya udah nganterin gue", ucapku dengan senyum yang ku paksakan

"Gue perlu mampir dulu gak?", Kai menatapku dengan khawatir

"Gak usah. Gue lagi perlu sendiri"

"Ya udah. Tapi lo istirahat ya. Jangan segala dipikirin dulu. Makan juga gak boleh kelewat, vitamin sama obat lo jangan lupa di minum. Tadi gue udah pesenin bubur buat lo, harusnya udah ada di recepionist, jangan lupa di bawa", ucap Kai

Aku tersenyum sedikit lebih lebar pada Kai. Betapa beruntungnya aku punya sahabat kayak Kai.

"Thanks, Kai", ucapku

Aku membuka pintu mobil dan melambaikan tangan pada Kai sebelum mobil Kai melanju dari hadapanku. Kakiku melangkah ke receptionist untuk mengambil bubur yang tadi di beli Kai lalu langsung menuju ke unitku.

Bungkusan bubur, kantong obat, dan tas aku simpan dengan asal di meja pantri dapur sedangkan aku masuk ke dalam kamar dan duduk di kursi sambil menatap ke luar jendela.

Aku duduk disana nggak tau berapa lama.

Seberapa keras pun aku berpikir, aku masih nggak menemukan alasan kenapa Raffa bisa ada sama Haifa di rumah sakit. Apa ini alasan kenapa selama beberapa minggu ini Raffa berubah? Setetes air mataku turun dan langsung aku seka dengan kasar.

Ku paksakan badanku untuk berdiri dan mengganti bajuku. Aku segera menuju kasur dan memejamkan mataku. Kepalaku terasa berat dan mataku perih. Setetes lagi air mataku turun dan menetes di bantal. Rasanya aku pengen nangis untuk bikin hatiku lega. Tapi sampai akhirnya aku terlelap pun, hatiku masih belum membaik.

 Tapi sampai akhirnya aku terlelap pun, hatiku masih belum membaik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hellloooooo.....

Sebelumnya aku mau ngucapin makasihhh sama kalian yang baca karyaku ini dari awal. Seneng banget akutuuuu kalau karyaku di apresiasi.

Laluuu, aku mau minta maaf. Untuk beberapa minggu kedepan aku gak akan bisa update karena kerjaanku di real life lagi super hectic bangetttt sampai bulan Januari besok. Nulis satu chapter ini aja nggak beres-beres, makanya pendek banget heuuuu. Maaf yaaaa...

I'll see you guys next year!! Semoga kalian sehat dan bahagia selalu *huggg*

Luvvv <3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Place in Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang