1

60.1K 2.7K 133
                                    


Malam terasa dingin, langit bahkan begitu gelap tanpa bintang. Tak ada sinar bulan.

Graziano meringkuk diranjangnya, matanya terpejam tapi ia tak tidur. Ia memikirkan kemana suaminya, Duke Matteo pergi disaat malam pernikahannya.

Pernikahan yang diatur oleh keluarga kerajaan dan keluarganya begitu tiba-tiba, Matteo selalu diagung-agungkan dengan gelar singa kerajaan karena keberanian dan ketangguhannya, bahkan seorang Matteo sudah mengikuti perang diusia enam belas tahun.

Duke Lareon sudah mengabdi pada keluarga kerajaan, dan ia gugur dalam perang antara Gardenia dan Biondri kala itu, karena itulah kaisar menyayangi Matteo dan mengangkat Matteo sebagai duke Gardenia bagian barat menggantikan sang ayah.

"Duches kau sudah tidur?"

Suara itu, suara yang sangat Graziano nantikan sedari tadi. Kedua mata Graziano terbuka maniknya langsung bertemu dengan manik hitam kelam suaminya.

"Duke, kau sudah pulang?" Graziano mendudukan dirinya, "kukira kau akan pergi lama," lanjutnya.

Matteo menelan saliva-nya, ia akui ia bajingan yang dengan tega meninggalkan Graziano begitu saja, tadi Ia terburu-buru, ia khawatir saat menerima surat dari Yian yang mengatakan akan meninggalkannya. Tentu saja Matteo panik, ia meninggalkan Graziano begitu saja saat pesta akhir.

Graziano tersenyum, "kita melewatkan acara berdansa, karena kau tak ada, jadi aku tak ikut juga," ucap Graziano.

Matteo mengangguk, menurutnya Graziano sangat manis, mata kelam yang indah, bibir merah muda, rambut pirangnya yang alami dan kulit putih, kentara akan kaum kebangsawannya, wajar saja duke Antonio cukup kaya, karena itulah putranya juga pasti terawat dengan baik.

"Tidurlah, aku akan memeriksa beberapa pekerjaanku dulu," ucap Matteo.

"Apa kaisar tak memberimu ijin lebih banyak, untuk berlibur beberapa hari?" tanya Graziano.

"Duches maaf karena aku terlalu sibuk pada keluarga kerajaan, tapi ini tugasku. Tidurlah, jangan sampai kau sakit karena tidur terlalu larut, dan juga siang tadi begitu melelahkan." Matteo memberi pengertian.

Graziano mengangguk, ia kembali berbaring membiarkan Matteo pergi ke paviliun Daisy tempatnya bekerja.

Hati Matteo bimbang saat ini, disisi lain ia sudah berganti status menjadi suami Graziano, tapi disisi lain ia sangat mencintai kekasihnya. Minggu depan Matteo berniat mengangkat Yian sebagai selirnya.

Matteo berjalan menikmati angin malam, Graziano terkenal dengan sifat lembut dan ramahnya ia bahkan banyak diidam-idamkan oleh banyak bangsawan lain.

Matteo merasa terkesan saat lamarannya untuk Graziano langsung diterima oleh duke Antonio. Sebenarnya ia tak mau menikahi Graziano hanya saja kaisar tak bisa dibantah, ini semua kemauan kaisar ia menikahi Graziano submisif yang diramalkan akan membuat umurnya panjang. Mungkin kaisar trauma saat kehilangan ayahnya oleh karena itu ia percaya dengan ramalan itu.

"Matteo,"

Matanya bergulir melihat siapa yang menyapanya dengan begitu akrab, Matteo menyunggingkan senyumannya saat melihat Yian menatapnya penuh cinta.

"Kenapa malam-malam begini kau datang kemari?" tanya Matteo, membuat Yian merengut.

"Tentu saja aku merindukan kekasihku," cetus Yian, ia memeluk tangan kanan Matteo.

"Yian, tolong lepaskan aku takut para pelayan melihat kita." Matteo melepas tangan Yian dengan lembut.

"Apa putra duke bagian timur itu sangat cantik?" tanya Yian.

"Dia omega pria," jawab Matteo, membuat mulut Yian sedikit terbuka. Matteonya menikahi omega pria? Oh tidak, jika omega pria dan seorang alpha memiliki anak itu akan sangat menggemparkan karena yang Yian tahu, anak dari pasangan omega pria dan alpha dominan akan menjadi tangguh dan sulit dikalahkan. Pantas saja Kaisar begitu semangat menyatukan Matteo dan Graziano.

"Pulanglah ke kediamanmu Yian, ini sudah larut," ucap Matteo membuyarkan lamunan Yian.

"Aku tak mau, aku merindukanmu." Yian merengek.

Dengan terpaksa Matteo membawa Yian ke pavilliun Daisy. Matteo merengkuh mesra pinggang Yian, ia mengecup pipi sang kekasih.

"Aku mencintaimu, bahkan sangat mencintaimu," ungkapnya.

Kedua pipi Yian merona, orang mengatakan Matteo dingin tak tersentuh dengan gelar singa kerajaan yang melekat dinamanya membuat orang-orang beranggapan jika Matteo sangat kejam, tapi dimata Yian Matteo jauh berbeda, dia pria manis dan romantis.

Matteo menutup pintu pavilliun, ia menghampiri Yian yang sudah duduk didekat meja tempatnya membaca buku-buku, ia menatap penuh puja pada perempuan dengan wajah cantik itu.

"Malam ini jadilah milikku saja." Yian mengecup bibir Matteo. Tentu saja jika kucing diberi ikan pasti akan dimakan, Matteo merengkuh tubuh Yian ia membalas ciuman yang semula singkat.

Mengusap pinggang sang kekasih dengan lembut, yang menghasilkan sengatan bagi Yian. Ia bahkan melupakan omeganya yang ia tinggalkan dengan alasan pekerjaan.

Ia terus menyecap rasa bibir perempuan yang sudah menemaninya satu tahun ini, melupakan fakta jika ia sudah menikahi omega siang tadi.

Dikamar pengantin, Graziano masih belum tidur, ia begitu khawatir pada Matteo yang sama sekali tak bisa libur, kesetiaannya pada kaisar memang begitu besar, Graziano begitu sangat memuja sang suami yang terkenal dengan ketegasan dan juga keberaniannya, ia begitu gembira saat lamaran dari duke barat Gardenia itu datang pada ayahnya.

Siapa yang akan menolak lamaran seorang singa kerajaan, bahkan jauh sebelum lamaran itu datang, Graziano selalu berkhayal menikah dengan Matteo tapi ternyata itu jadi kenyataan, demi apapun itu hal yang sangat membahagiakan, ia bersyukur ia bisa menjadi perisai bagi Matteo, jika ramalan itu benar ia bisa membuat umur Matteo panjang dan melindunginya, maka Graziano berjanji pada dirinya sendiri ia akan mepetaruhkan semuanya demi suaminya itu.

Ia bahkan tak bisa tidur memikirkan bagaimana suaminya yang akan begitu kelelahan karena langsung bekerja, ia sangat kagum rumor tentang Matteo sitangguh itu benar adanya, Matteo bahkan tak kenal lelah.

Graziano tak tahu saja, jika suami yang ia banggakan dan kagumi tengah bergumul dengan kekasihnya, memadu kasih penuh cinta berbagi kehangatan.

Suara desahan demi desahan menjadi alunan melodi indah ditelinga Matteo malam ini, dingin malam bahkan tak terasa ditubuhnya, ia terus membuat Yiannya mendesah hebat dikala miliknya menekan titik nikmat sang kekasih.

"Matteohh ... "

Desahan yang terdengar merdu, membuat Matteo semakin gencar menambah tempo tumbukannya, ia sudah dekat dengan pelepasannya, ia menekan miliknya memyemburkan cairannya.

Napas keduanya terengah, keringat sebesar biji jagung menetas dari kening Yian.

"Terima kasih." Matteo mencium kening Yian, lalu ia berguling kesamping tubuh sang kekasih.

"Aku mencintaimu, jangan pernah meninggalkanku," bisik Yian, tangannya melingkar diperut berotot Matteo.

Pavilliun Daisy yang selalu rapih kini menjadi berantakan karena ulah dua orang yang tengah kasmaran itu.

"Tidurlah, nanti akan kubangunkan. Sebentar lagi fajar akan tiba," ucap Matteo.

Yian mengangguk, ia memeluk tubuh Matteo dari samping. Ia tak peduli jika yang ia peluk sudah menikah, karena ia tahu minggu depan ia akan di angkat menjadi selir Matteo.

______

Lagi kepincut ini dulu gyuss ... ini fisrt time gue bikin tema kerajaan butuh effort gue buatnya, bahkan baca banyak artikel buat story ini, intinya jor-joran banget lah risetnya, Gue harap kalian suka ...












Duke's Life Prophecy [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang