32

19K 2.1K 92
                                    

Kabar kehamilan Graziano menyebar dengan cepat, semua orang-orang rumah utama kegirangan mereka merasa mendapatkan anugerah besar, bagaimana tidak? Para pelayan Ilichi selalu meremehkan orang-orang rumah utama karena Duchess belum juga dianugerahi seorang anak, dan sekarang saatnya mereka bergembira penerus barat telah hadir. Permusuhan majikan antara Duchess dan Selir menimbulkan kebencian juga dimasing-masing pelayan, seakan terbagi menjadi dua kubu.

Para pelayan seakan membuat permusuhan itu semakin sengit, karena mereka selalu saling menyindir bak anak kecil. Membela Tuannya masing-masing.

Kabar itu seperti meriam yang menggemparkan dan berhasil meluluh lantahkan pikiran dan perasaan Yian, Selir itu bahkan terus-terus mengumpat sambil berkacak pinggang, tak terima dengan kabar yang tengah memanas itu.

"Krisya," ucapnya, "Bagaimana bisa Duchess mengandung penerus, bukankah hubungannya dengan Matteo buruk?" Yian berucap dengan nada yang tak bisa terbilang baik, ia sangat takut posisi anaknya tergeserkan.

Dengan gugup Krisya menjawab, "maafkan saya, saya tidak mengetahui akan hal itu Nona,"

Selir Yian mendengus, ia sudah seperti tupai terbakar ekorna, tak bisa diam dan merasa kepanasan.

Berbeda dengan Graziano yang tengah asik memakan apel. Ia bahkan mengabaikan Matteo yang sedari tadi mengajaknya bicara, ralat Matteo mengajaknya berbincang dari kemarin malam. Graziano benar-benar mengabaikan Duke barat itu, apalagi setelah Matteo mengatakan jika ia tak bisa mengusir Yian dengan alasan tengah mengandung.

"Duchess, mari bicara dengan tenang. Aku bisa menjelaskan mengapa aku tak bisa memenuhi keinginanmu," ucap Matteo, ia masih sabar menghadapi Graziano yang acuh.

"Aku tak bisa mengusir Selir Yian begitu saja, dia tengah mengandung saat ini," jelasnya.

Graziano mengunyah apelnya dengan santai, seakan ucapan Matteo hanyalah angin lalu.

"Duchess ... "

"Kenapa yang mulia sangat cerewet, sudah kukatakan aku tak peduli. Lagipula jika Selir Yian tak mengandungpun, kau tak akan mengusirnya 'kan? Bahkan kambing tuli saja tahu, kau sangat mencintainya sampai kau rela melakukan apapun untuknya," tutur Graziano pada akhirnya, telinganya terasa panas mendengar ocehan Matteo.

"Aku akan menemanimu selama sebulan penuh, aku memberi hukuman pada Selir Yian, dia tak bisa menemuiku dan aku tak akan menemuinya." Matteo menggenggam tangan sang omega.

Hanya satu bulan? Jadi Matteo akan baik hanya selama satu bulan, negoisasi macam apa ini?

"Kau memberi tahu semua orang jika aku tengah hamil?" tanya Graziano, ia menatap Matteo penuh tuntutan. Ia mengalihkan pembicaraan, merasa muak dengan pembahasan yang melibatkan selir itu.

"Tentu saja, aku sangat gembira maka karena itu aku menyuruh pelayan dan orang-orangku untuk merayakannya dengan memberi amal pada masyarakat." Matteo tersenyum bangga, ia tak berbohong jika ia sangat gembira jika Grazianonya tengah mengandung calon penerus. Banyak juga yang ikut serta bahagia saat mendengar kabar ini, bahkan Duke barat ini terus memberikan amal pada sekolah, kaum lansia, anak miskin dan pengemis.

Semua orang mendoakan kesejahteraan dan kemakmuran bagian barat ini, tak ayal mereka berharap Duchess dan Duke terus bersama dan bahagia, karena sudah menjadi rahasia umum jika ramalan Duke yang akan mati muda membuat mereka cemas. Namun mereka percaya jika Duchess yang akan menjadi perisai Lion, dan mereka berharap itu akan terus seperti itu, bagi mereka Matteo adalah dewa yang penuh kebaikan.

"Kau tak mengatakannya padaku, padahal aku ber hak memberi pendapatku akan hal itu. Ini salah satu alasan kenapa aku kesal padamu Duke, kau selalu melakukan sesuatu tanpa diskusi denganku," ucap Graziano, ia susah payah menutupi kehamilannya tapi Matteo dengan santai mengumumkannya.

"Maaf sekali lagi, aku akan mengatakan segalanya padamu mulai sekarang. Aku terlalu antusias dan kau sulit diajak bicara untuk membahas amal itu."

Graziano menarik tangannya, ia tak akan jatuh terlalu dalam. Ia tahu Matteo melakulan ini semua karena ia terlalu gembira, dan ia berlaku baik karena anaknya. Nyatanya Matteo tetap milik Yian.

"Apa yang kau pikirkan, sampai wajahmu muram?" tanya Matteo.

"Selir Yian, aku memikirkan reaksinya. Ia pasti sangat kepanasan, karena kau tak akan menemuinya selama satu bulan, dan saat ini aku sedang hamil.  yang mulia apa ini sebuah anugerah lainnya?" Graziano terkekeh, setelah dipikir-pikir ini waktu yang bagus dan tepat untuk menyingkirkan Yian, ia harus merebut hati Matteo dalam satu bulan ini.

"Berjanjilah kau tak akan mendatangi Pavilliun Ilichi walaupun Selir Yian memaksa dan berdrama jika ia sakit, berjanjilah kau akan menemaniku selama satu bulan penuh, jika kau berbohong dan mengingkarinya maka aku tak ingin melihatmu lagi, aku akan pergi membawa anakmu ini," tutur Graziano berhasil membuat Matteo tak bisa berkata-kata, dan hanya bisa mengangguk menyanggupi ucapan sang omega.

_______

Ini hari ketiga Matteo tahu jika Graziano tengah hamil, bohong jika ia tak cemas. Ia bukanlah seorang petani atau seorang saudagar yang dengan gampang bisa berkeliaran, ia akui ia memiliki orang-orang yang dengki terhadapnya.

Matteo menatap kertas berisikan surat yang entah dari siapa, isi ancaman yang mengerikan tapi tak sekalipun membuatnya gentar.

"Gilyan, kau tahu siapa yang mengirim surat ini?" Matteo bertanya dengan tenang.

"Mohon ampun yang mulia, orang rendah ini tak mengetahuinya."

Matteo menghela napasnya, ia akan terus berada disisi Graziano keselamatan omeganya terancam. Ia tak ingin percaya dengan ancaman itu, hanya saja ia juga tak bisa menyepelekan lawannya.

Rasanya masalah demi masalah terus datang bergantian, seakan tak akan ada habisnya. Perselisihan antara Gardenia dan negeri tetangga pun semakin memanas membuatnya harus semakin keras mendidik para alpha dibarak.

Kaisar terlalu santai menanggapi pihak lawan, itu sungguh membuatnya prustasi. Musuh tak hanya berada diluar Gardenia, tapi Matteo rasa banyak musuh dalam selimut. Dan itu tak bisa disepelekan.

"Perketat penjagaan rumah utama, siang nanti adakan pertemuan dibarak kita harus membahas hal penting. Jangan biarkan masyarakat barat bepergian untuk sekarang, umumkan ini dipasar dan juga dibalai desa," titah Matteo yang dapat Gilyan mengerti.

"Baik yang mulia, saya akan mengumumkannya." Gilyan menunduk dan berjalan mundur, meninggalkan Matteo sendiri dipavilliun Daisy ini.

Tok

Tok

Tok

"Yang mulia bolehkah aku masuk? ini aku."

Matteo tersenyum tipis, itu suara Graziano.

"Masuklah Duchess!" sahutnya. Tak lama dari itu, Graziano datang menghampirinya dengan senyuman manis yang menghiasi wajahnya.

"Ada apa Duchess datang ke sini, apa ada sesuatu hal yang penting?" Matteo merasa heran dengan kedatangan Graziano.

"Tidak, hanya saja aku ingin melihat Duke menulis dan bekerja," ucap Graziano.

Matteo terkekeh, ada apa dengan Graziano ini. Kemarin omeganya bak submisif yang sama sekali tak mengenalnya, bahkan nyaris mengabaikannya. Dan sekarang ia bertingkah seakan melupakan hari kemarin.

"Ini hal yang langka, Duchess menemuiku dipavilliun Daisy," ucap Matteo.

Graziano tertawa sumbang, ia memang tak menginginkannya tapi ia harus melakukannya. Ia menatap Matteo datar, sang Duke sudah kembali fokus pada pena dan kertasnya.

"Enyahlah ke neraka, dengan rasa yang tak pernah kau rasakan. Enyahlah dengan rasa sakit, tanpa tahu jika kau terluka,"





Duke's Life Prophecy [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang