Kangen gak kalian??
_____
Yian berjalan dengan angkuh, ia meninggalkan aula pesta tanpa ditemani Krisya.
Ia bosan berada dipesta, karena ia sudah merasa sangat kenyang. Yian berjalan-jalan ke taman, ia melihat banyak sekali bunga yang indah.
"Beruntung sekali yang akan menjadi pasangan putra mahkota, apalagi dia akan di angkat menjadi kaisar sebentar lagi," gumam Yian, ia memetik salah satu bunga mawar membuat jarinya tergores duri batang mawar.
"Kau akan terluka jika ingin mengambil sesuatu yang indah, tapi tidak memakai otakmu," ucap seseorang membuat Yian mendongak melihat siapa yang sudah lancang berkata demikian padanya.
"Cih, lancang sekali," ucapnya, membuat sebelah alis pria dihadapannya sedikit terangkat.
"Kau tak tahu aku siapa?" Yian berucap angkuh.
"Memang tidak, dan aku tak ingin tahu." Yian mendengus, ia menjadi kesal merasa dihina karena ucapan pria itu.
"Kau tahu aku Duchess bagian barat, apa kau tak tahu Matteo?" ucap Yian, membuat pria itu terbahak.
"Lelucon apa ini Nona," ucapnya terkekeh geli, seumur hidup ia hidup di kekaisaran baru kali ia menemukan orang yang menurutnya terlalu banyak bermimpi.
"Kenapa kau tertawa?" Yian mengernyitkan keningnya tak terima.
"Tentu saja aku akan tertawa, apalagi dengan lelucon yang kau ucapkan, namun teruslah berkhayal sampai kau malu sendiri." Pria tersebut menepuk bahu Yian, lalu pergi begitu saja dengan tawa ringannya, semakin membuat Yian kesal.
Yian menghentakkan kakinya, lalu tanpa pikir panjang ia menemui Matteo, dengan wajah memerahnya karena amarah.
"Matteo!" serunya, membuat Matteo yang tengah berbincang dengan para Lord dan duke lain menoleh. Yian menghampiri sang duke dengan hati dongkol.
Jeano ikut bingung dengan tingkah aneh Yian, menurutnya tak baik memanggil nama Duke kebanggaan kaisar dengan cara seperti itu.
"Matteo, aku ditertawakan," adu Yian, ia bergelayut manja ditangan Matteo.
Tingkahnya sedikit membuat Matteo malu, karena saat ini ia tengah berkumpul bukan dengan orang-orang biasa.
"Ada apa, oleh siapa?" tanya Matteo.
"Dia pria menyebalkan, aku tak menyukainya. Kau akan menghukumnya 'kan?" Yian berucap dengan air mata yang hampir keluar.
"Duke tak mungkin langsung menghukum orang lain, tanpa tahu apa permasalahannya Nona, maka bicaralah yang jelas agar Duke tak merasa bingung," timpal Jeano, ia sudah jengkel tak peduli jika Matteo marah, ia benar-benar gatal dengan tingkah Yian.
"Yang dikatakan Lord benar, dan aku tak akan menghukum orang yang bukan dari Gardenia barat, semua hukum di tegakkan oleh Kaisar," jelas Matteo, membuat Yian merengut ia semakin merasa kesal karena Matteo tak membelanya.
"Maaf aku baru bisa menemui kalian."
Atensi para Lord dan Duke teralihkan, saat sang pemilik perayaan datang.
"Salam hormat kami putra mahkota." Semuanya memberi hormat, tak terkecuali Matteo, ia pun memberikan rasa hormatnya.
"Siapa gerangan yang memelukmu Duke Gardenia barat?" Putra mahkota bertanya, lalu ikut bergabung duduk dengan yang lainnya.
"Eumm ... "
Yian mendongak, ia menganga. Saat pria yang menertawakannya ditaman ada di sini.
"Matteo, dia orangnya. Kau yang menertawakanku 'kan?" Yian menunjuk Putra mahkota, sungguh membuat Matteo malu saat ini, apalagi Putra mahkota terkekeh.
"Nona kau berlebihan, aku hanya tertawa karena leluconmu bukan menertawakanmu, Duke apa dia Duchessmu?" ucap Putra mahkota pada Matteo.
Matteo menjauhkan dirinya dari Yian, ia berdiri menundukkan kepalanya.
"Mohon ampun atas ketidak sopanan Yian Putra mahkota, dia bukanlah Duchess Gardenia barat," ucap Matteo, membuat orang-orang yang melihatnya terhenyak karena singa kerajaan menunduk meminta maaf, atas kesalahan orang lain.
"Angkat kepalamu Duke, saat ini kita sedang berkumpul sebagai teman, lupakan jika aku putra mahkota," ucap putra mahkota, membuat Matteo tersenyum tipis saat mengangkat kepalanya.
"Biar ku jelaskan Duke, dia perempuan ini." Tunjuk Putra mahkota, "dia mengaku sebagai Duchess Gardenia bagian barat, bukankah wajar aku tertawa karena setahuku temanku Matteo menikahi seorang omega pria, ya walaupun omega pria terbilang manis dan cantik, hal tak mungkin ia datang keperayaan dengan gaun seperti itu," jelasnya.
Wajah Yian memerah, ia ingin sekali menggali lubang saat para bangsawan menahan tawa melihatnya.
"Aku mungkin tak pernah bertemu dengan omega pria milik temanku Matteo, hanya saja Nona berhentilah menipu orang-orang dengan hak milik orang lain, kau bisa saja mencemari nama baiknya dengan tingkahmu itu," tutur Putra mahkota.
Yian mengepalkan tangannya, ia menggulir matanya melihat Matteo yang hanya diam.
"Sudahlah lupakan, aku hanya ingin kau menghentikan leluconmu, karena itu menggelikan bagi kami yang mengetahuinya, kau mungkin bisa saja menipu para bangsawan lain, tapi kau tak bisa menipuku, Nona." Putra mahkota tersenyum tipis, ia menekankan kata Nona seakan memberi tahu jika posisi Yian sangat rendah bukan bagian dari Lady, karena sadar akan posisi itu lebih baik.
Yian yang pada dasarnya tak memiliki sopan santun itu, ia menghentakan kakinya lalu pergi begitu saja tanpa bicara sepatah kata pun.
"Duke kau tak apa?" tanya Putra mahkota, "tak usah malu, sudah kukatakan anggap saja kita sedang berkumpul sesama teman, lupakan kedudukan dan gelar yang kita sandang," lanjutnya.
Matteo kembali berusaha bersikap biasa saja setelah tingkah selirnya membuatnya malu setengah mati.
Sedangkan ditempat lain, Graziano hanya diam dengan Elena ia sama sekali tak memiliki niat bergabung dengan para Lady dan omega pria bangsawan lainnya.
"Tuanku, apa Anda tak apa?" Elena bertanya dengan khawatir.
"Tentu aku baik-baik saja, orang-orang bisa mengomentariku walaupun mereka sama sekali tak mengenalku, karena pada dasarnya fungsi mulut adalah bicara dan mereka ber hak menilai orang lain dengan cara apapun," tutur Graziano.
"Duchess maaf jika saya lancang, tapi kali ini saya benar-benar kesal pada Duke, bagaimana bisa ia lebih memilih selir Yian dibanding Anda," ucap Elena, membuat Graziano terkekeh.
"Seharusnga Duke membuka matanya, jika ia memiliki berlian yang perlu dijaga bukan sibuk membuat benteng tinggi untuk melindungi kerikil yang sama sekali tak berharga," ucap Elena.
"Kau benar, yang mulia sedang tutup mata sepertinya," ucap Graziano, ia terhibur dengan kekesalan Elena.
"Duchess berhentilah tertawa, saya tahu Anda tengah tak baik-baik saja jangan menutupi luka dengan tawa itu, saya yang mendengarnya saja merasa sakit," ucap Elena, membuat Graziano tersenyum tipis, "Duchess apa Anda pernah berpikir untuk meninggalkan Duke?" tanya Elena, entahlah ia rela dihukum karena kelancangannya, ia sungguh penasaran kenapa seorang pria omega seperti Graziano bisa bertahan.
"Pernah," ucap Graziano, "tapi itu bukanlah hal baik, jika aku berpisah dengan yang mulia, aku lah yang banyak menanggung kerugian, nama keluargaku akan jatuh, aku sendiri tak akan ada yang akan menikahiku lagi, karena statusku yang di anggap omega bekas, sedangkan yang mulia dia masih bisa menikah lagi kehidupannga akan baik-baik saja," tutur Graziano, matanya lurus melihat ke depan.
Perceraian dipandang hal paling buruk di Gardenia, bahkan terbilang kotor. Bagi masyarakat, omega yang bercerai dari alphanya adalah omega buruk yang tak bisa membuat alpha senang, ya semua kerugian banyak yang akan ia terima jika berpisah dengan Matteo.
Dengan Matteo sakit, tapi jika tidak dengan Matteo itu jauh lebih sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke's Life Prophecy [LENGKAP]
RomanceMenjadi seorang submisif yang terlahir dari keluarga bangsawan adalah sebuah anugerah yang patut disyukuri. Graziano putra dari duke Antonio albert harus menerima takdirnya, menikah dengan duke muda sang singa kerajaan, pemimpin daerah barat Gardeni...