Perayaan digelar begitu meriah, bahkan banyak dari berbagai kalangan yang datang ikut antusias menyambut Putra mahkota.
Aula diisi oleh orang-orang terhormat, dan bangsawan yang datang dari berbagai penjuru kekaisaran.
Yian yang berjalan disamping Matteo memekik girang melihat pesta yang meriah ini, ia berjalan dengan anggun. Tak ayal banyak pasang mata yang menatapnya, wanita dengan gaun merah, semerah mawar itu berjalan bersandingan dengan sang singa kerajaan, banyak yang beranggapan jika putra Duke Antonio adalah Yian.
Sedangkan Graziano yang juga berjalan disamping Matteo, bagai figuran tak terlihat tak ada yang menyangka jika dialah pasangan duke yang diberi gelar singa kerajaan itu.
"Wahh dia sangat cantik,"
"Ya Tuhan, dia manis sekali,"
"Pantas saja kaisar yang memilihnya langsung,"
Banyak bisik-bisik yang membuat telinga Graziano gatal, ingin sekali ia merobek bibir mereka dengan belati dipinggang Matteo. Tapi itu sama sekali bukan dirinya, ia akan tenang.
"Selamat datang Duke Matteo, suatu kehormatan bertemu Anda diperayaan ini." Lord Jeano, menyapa dengan ramah.
"Tentu, suatu kehormatan bagiku bertemu dengan Anda Lord," sahut Matteo.
Jeano menggulir matanya, melihat kedua belah sisi, dua orang manis bersanding dengannya.
"Duchess?" Jeano berucap, ia ingin tahu yang mana Duchess Gardeni bagian barat.
Graziano tersenyum, "salam kenal Lord, senang bertemu dengan Anda," ucapnya, membuat Jeano merasa terkesima dengan suara itu, ia pikir Duchess Matteo adalah perempuan yang disebelah kiri.
"Lord perkenalkan, aku Yian selir Duke Matteo." Yian memajukan langkahnya, Jeona tersenyum kaku.
"Ya salam kenal," ucap Jeano.
Yian tersenyum lebar, ia senang berkenalan dengan orang-orang bangsawan.
Graziano menatap Yian datar, demi Tuhan kelakukan rendahannya selalu membuatnya malu sendiri.
"Mari Duke, kita harus berbincang banyak. Sudah lama kita tak berbincang dengan santai," ucap Jeano, yang diangguki Matteo.
"Aku akan pergi bersama Lord, bersenang-senanglah, tapi jangan pernah meminum arak," ucap Matteo pada kedua omega itu.
Setelah kepergian Matteo, tiba-tiba saja lengan Graziano diapit oleh Yian.
"Tolong lepaskan tanganku Selir Yian," tegur Graziano.
Krisya dan Elena selaku pelayan yang dibawa hanya diam melihat tingkah Yian.
"Yang mulia Duchess, coba lihat orang-orang memperhatikan kita. Mungkin karena hari ini aku tampil mewah," cetus Yian.
"Iya, terserah padamu. Tapi tolong lepaskan tanganku, kita bukan orang yang dekat sampai kau berani bertingkah seperti ini," ucap Graziano tegas.
Yian merengut, ia melepas tangan Graziano.
"Kau lihat orang yang kau layani itu, sungguh tata kramanya jauh lebih rendah dari kastanya," bisik Elena pada Krisya.
"Jangan menghina Nona ku pelayan El," sahut Krisya tak terima.
"Bukan menghina, tapi aku sedang bicara fakta." Elena kembali membisikan hal itu.
"Krisya, ayo ikut aku. Aku ingin kue di meja sana." Yian menarik Krisya pergi, meninggalkan Graziano dan Elena berdua.
"Duchess, apa Selir Yian benar-benar tak pernah membaca buku tentang tata krama?" cetus Elena pada Graziano.
"Entahlah, mungkin ia terlalu sibuk berdandan dan makan," sahut Graziano, membuat keduanya terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke's Life Prophecy [LENGKAP]
RomansaMenjadi seorang submisif yang terlahir dari keluarga bangsawan adalah sebuah anugerah yang patut disyukuri. Graziano putra dari duke Antonio albert harus menerima takdirnya, menikah dengan duke muda sang singa kerajaan, pemimpin daerah barat Gardeni...