"Yang mulia duches, mohon ampun karena mengganggu waktu Anda." Pengawal Han yang selalu berjaga didepan rumah utama, bersimpuh dihadapannya."Ada apa gerangan pengawal Han, sampai mendatangiku?" Graziano bertanya, baru kali ini pengawal Han mendatanginya dengan tergesah.
"Pelayan Elena, ia tengah disidang diruang persidangan yang mulia duke," ungkap pengawal Han.
Graziano mengepalkan tangannya, ia tahu mengapa Elena disidang oleh Matteo.
"Antar aku ke sana," ucap Graziano.
"Mari yang mulia."
Keduanya pergi kepersidangan keluarga Lareon, dengan langkah lebar Graziano masuk ke ruang persidangan yang langsung mendapat banyak pasang mata menatapnya penuh tanya.
"Maaf yang mulia, aku datang begitu saja tanpa izin darimu. Aku hanya ingin mengambil pelayanku Elena," ucap Graziano, ia menatap Matteo dengan tegas tak ada keraguan dimatanya.
Elena tersenyum tipis saat tuannya, datang, ia sudah sangat panik jika dibawa ke persidangan kekaisaran yang sudah jelas kaisar langsung yang akan memberinya hukuman.
"Berdirilah Elena, tak sepantasnya kau bersimpuh tanpa ada kesalahan apapun," ucap Graziano, aura duches yang disandangnya menguar membuat orang-orang yang hadir menatapnya kagum.
"Duches tak sepantasnya kau membela orang rendahan," cetus Matteo, yang sudah jengkel dengan sikap Graziano.
"Dia pelayanku, dia mengabdi padaku. Jika dia memiliki kesalahan maka tanyakan padaku, karena sehari-hari dia hanya menemaniku, tak ada yang tidak aku ketahui yang mulia," ucap Graziano, dengan berani.
Orang-orang yang berada dipersidangan merasa takut dengan perdebatan antar suami istri ini, persidangan di isi oleh kepala pelayan dari dua belas pavilliun, dan beberapa pelayan dari rumah utama.
"Duches aku melakukan persidangan ini, karena selir Yian mengatakan dia dihina oleh pelayanmu itu," ucap Matteo sedikit tenang.
"Lalu kenapa yang mulia tak memberi tahuku, jika akan ada persidangan ini. Bukan kah aku ber-hak tahu?" Graziano menatap Matteo lekat, "selain Elena pelayanku, aku juga sebagai duches dibagian barat Gardenia ini," lanjutnya.
Telak, yang Graziano katakan ada benarnya. Ia yang terlalu terburu-buru mengadakan persidangan tanpa sepengetahuan omeganya itu.
Suasana tengah tegang, selir Yian yang menjadi dalang dari masalah ini bercetuk enteng.
"Yang mulia duches, saya tahu saya hanya seorang selir, tapi saat dihina semua perasaan manusia tetap sama, yaitu sakit,"
Sebisa mungkin Graziano tidak mendengus, karena itu tak sopan jika dilakukan dihadapan semua orang apalagi dihadapan duke.
"Katakan hal apa yang pelayanku katakan sampai kau mengadu pada duke?" tanya Graziano.
"Bukankah Anda sendiri tahu yang mulia, saat pelayan Elena menghina saya. Bahkan dia bilang saya tak pantas bertanya pada Anda, saya tahu kedudukan saya jauh dibawah Anda, tapi jika saya berniat meng-akrabkan diri apa itu juga tak boleh?" tutur Yian, semakin memancing gejolak panas dihati Graziano, ingin sekali ia menenggelamkan selir itu ke danau dekat kebun.
"Pelayanku hanya mengatakan hal yang pantas, ia hanya menegurmu yang sedikir kurang sopan, bukan menghina selir Yian, lain kali cernalah ucapan seseorang sebelum kau masukan ke dalam hatimu," ucap Graziano, ia tak akan takut melawan selir tak tahu malu macam Yian.
Matteo selaku kepala keluarga di bagian barat Gardenia ini, menengahi.
"Duches, Selir Yian. Ini bukanlah waktunya untuk berdebat, aku akan meminta duches menceritakan hal ini dari sudut pandangnya, karena aku sudah mendengar cerita dari sudut pandang Selir Yian." Matteo memberi waktu untuk Graziano menceritakan kejadian ini, sampai membuat Selir Yian diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke's Life Prophecy [LENGKAP]
RomanceMenjadi seorang submisif yang terlahir dari keluarga bangsawan adalah sebuah anugerah yang patut disyukuri. Graziano putra dari duke Antonio albert harus menerima takdirnya, menikah dengan duke muda sang singa kerajaan, pemimpin daerah barat Gardeni...