Inilah yang Matteo maksud mencintai Graziano dengan hati-hati dan ia tak mau sampai ada yang tahu, mungkin sebelum Yian bisa saja Graziano yang lebih dulu pergi. Matteo mungkin bisa melawan pamannya, tapi Edmund? Dia penuh dengan tipu muslihat, pria itu seakan manusia ramah dan terpelajar, nyatanya itu hanyalah kedok.
Wajah Matteo sudah pucat pasi, ia sudah tak bisa apa-apa saat Edmund menusuk perutnya untuk kedua kali.
"Aku bisa saja memberikan apapun yang kau mau. Bahkan aku akan membunuh ayahku jika dia terus menghalangi jalanku, tapi sayang kau membunuhnya lebih dulu dariku," ucap Edmund, ia menjilat darah yang ada dibelatinya.
"Siapapun dia, aku akan menyingkirkannya. Sudah cukup aku bersabar, bahkan aku harus tinggal diasrama selama bertahun-tahun, tapi dengan mudah kau menikah dengan seorang submisif?" Edmund terkekeh, tangannya meremas tangan kanan Matteo.
"Kau terlalu jauh ... jika kau bisa memberiku segalanya ... kenapa kau membunuh mereka, aku mencintainya." Matteo berucap dengan suara seraknya, bayangkan saja ia sudah lemah dan tak bisa apa-apa dari semalam sedangkan saat ini matahari sudah muncul, mungkin jika siang nanti Matteo masih terbaring dengan darah yang tiada habisnya keluar, ia akan mati.
Matteo sangat mengkhawatirkan Graziano saat ini, omega itu pasti tengah gelisah karena ia pergi tanpa bicara padanya. Matteo memejamkan matanya, mungkin sampai mati pun ia tak akan bisa bertemu dengan Graziano dan mengatakan cinta padanya, yang Edmund tahu cintanya sudah habis pada Yian, tapi nyatanya Graziano lah yang amat Matteo sayangi. Matteo melakukan ini semata-mata untuk menjaga Graziano untuk beberapa saat, walaupun mungkin omeganya itu akan dalam bahaya saat ini.
Edmund alpha tak waras, kepulangannya dari asrama membawa bencana bagi Matteo. Mulai dari rencana busuknya yang membuat daerah kelahiran Graziano terkena wabah, membuat Yian dihukum karena campur tangannya. Matteo tak bisa melawan Edmund secara terang-terangan, karena sepertinya kejiwaan pria itu sudah terganggu.
"Bunuh saja aku, tapi jangan lukai submisifku," ucap Matteo, hembusan napasnya sudah memberat, dadanya terasa sesak.
"Bukankah tetua sudah tahu jika kalian akan berpisah? Apakah ramalan itu nyata? Atau hanya akal-akalan ayahku untuk menjauhkanmu dariku." Edmund beranjak, ia melangkah pergi membawa sebaskom air, lalu tanpa belas kasian ia menyiram Matteo, membuat Matteo terjengit dengan sensasi dingin dan perih dari air itu.
"Apa rasanya perih?" tanya Edmund, Matteo hanya meringis, "maaf aku mencampurnya dengan garam, pasti itu sangat perih. Maafkan aku Matteo, ayo ganti pakaianmu, Kau bisa memakai pakaianku." Sangat jelas guratan kekhawatiran Edmund, ia bisa jadi serigala bisa juga jadi kucing dalam waktu bersamaan.
Namun aksinya harus berhenti saat bahunya tergores anak panah, mata alpha itu menyala bak singa dibangunkan dari tidurnya. Edmund menatap nyalang pada pria yang dengan berani membidiknya.
"Sundal!" Graziano dengan langkah lebar menghampiri Edmund. Ia datang dengan banyak pasukan, semua orang-orang barat dan timur baik omega maupun alpha datang menyerbu istana, itu semua dibawah perintah Graziano. Ia menyatukan barat dan timur atas kehendaknya.
Pertempuran ini begitu besar, melibatkan banyak pihak. Graziano dengan otak cerdasnya, sudah menaruh curiga disaat Edmund datang dihari ketiga kematian Yian. Dari sana ia langsung mengirim surat pada ayahnya meminta bersiap jika ia kelak akan meminta bantuan, dan benar saja dihari ini ia meminta janji itu pada ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke's Life Prophecy [LENGKAP]
RomanceMenjadi seorang submisif yang terlahir dari keluarga bangsawan adalah sebuah anugerah yang patut disyukuri. Graziano putra dari duke Antonio albert harus menerima takdirnya, menikah dengan duke muda sang singa kerajaan, pemimpin daerah barat Gardeni...