24

16.5K 2K 96
                                    

Sesuai janji double up, makasih sayang 😚 tim Duchess mana???

____

Sudah dua hari tak ada kabar dari Matteo dan orang-orang yang ikut bersamanya, membuat orang-orang bagian barat membuat penjagaan ketat sesuai perintah Matteo jika ia tak pulang dalam satu hari.

Suasana tengah tegang karena terjadi pergolakan antara Kaisar dan singa kerajaan, desas-desus mengatakan jika Matteo sang duke barat ditahan atas sikap lancangnya telah melukai Kaisar, tentu saja berita dari mulut ke mulut itu sudah sampai ditelinga Graziano, yang sangat ini masih dalam keadaan lemah.

Graziano beranjak dari ranjangnya dibantu oleh Elena.

"Tuanku, kemana Anda ingin pergi?" tanya Elena khawatir.

"Katakan pada para penjaga dan tim militer inti untuk berkumpul diaula, ada sesuatu yang harus aku katakan pada mereka," ucap Graziano, yang langsung diangguki Elena.

Sebagai Duchess sudah menjadi tanggung jawabnya membuat benteng perlindungan untuk Gardenia barat ini disaat Duke tak ada, dihatinya ia khawatir dengan keadaan Matteo. Kabar jika Matteo ditahan membuatnya berpikir keras tak peduli jika ia tengah sakit, bukan, bukan hanya karena Matteo, ia takut semua orang Gardenia barat terancam.

Saat tiba di aula, seluruh tim militer yang dibawah pelatihan Matteo sudah berkumpul, dan beberapa orang-orang bawahan Matteo.

Mereka menundukkan kepalanya, memberi salam hormat pada sang mahkota omega Gardenia, entahlah gelar itu tersemat begitu saja setelah kejadian tempo hari, dimana dengan terang-terangan Graziano melawan sang singa kerajaan.

"Apa semua sudah berkumpul?" tanya Graziano.

"Ya, yang mulia kami semua sudah hadir," jawab ketua tim militer.

Graziano mengangguk, ada sekitar sepuluh orang dari kelompok militer Matteo. Graziano sedikit heran dengan cara pikir Matteo, karena dia hanya seorang Duke tapi ia memiliki kelompok militer sendiri, seakan semua telah ia susun dan ia tebak jika pergolakan antara dirinya dan Kaisar sudah ia ketahui dari tahun-tahun sebelumnya.

"Ku dengar terjadi kontroversi, membuat yang mulia dipanggil Kaisar, kalian semua pasti sudah tahu akan hal ini. Dan kulihat penjagaan sudah mulai di tingkatkan, jadi siapa yang akan ikut denganku untuk pergi membawa yang mulia kembali?" Graziano menatap jajaran orang-orang dihadapannya dengan tegas, tubuh tanpa kepala itu sudah mati, begitupun sebaliknya kepala tanpa tubuh juga sama halnya mati, maka Graziano akan menjadi kepala untuk tubuh itu agar tak mati. Gardenia tak bisa diperdaya dan ditindas selama ia masih berdiri tegak.

"Kami siap pergi bersama Anda, kami siap menumpahkan darah untuk Gardenia barat ini," ucap salah satu alpha.

Graziano yakin jika Matteo dan orang-orang Gardenia bukanlah orang pro terhadap Kaisar, terlihat dan terdengar dari perkataan mereka.

"Baiklah, lima orang akan pergi bersamaku, dan lima orang akan berjaga di rumah," ucap Graziano final, yang langsung diangguki para alpha.

Gelar mahkota omega sangat cocok bagi Graziano, lihat bagaimana dia memerintah para alpha dengan mudah.

Semua orang mulai bersiap, para penjaga menyiapkan banyak senjata. Ya, mereka akan melakukan pemberontakan, bagi mereka Matteo lah pemimpin bukan Kaisar, bagi mereka Matteo yang pantas naik tahta bukan Kaisar saat ini. Sudah menjadi rahasia umum, jika putra Lareon memiliki hak dan juga memiliki orang-orang yang pro terhadapnya.

Graziano bahkan memakai pakaian armor, tak peduli jika ia akan disebut mengkhianati Kaisar, dipikirannya saat ini orang-orangnya ditahan di istana. Graziano sudah tahu bagaimana perangai Kaisar, Kaisar yang ia pikir bijaksana hanya sebuah buah mulut busuk, nyatanya Kaisar hanya seorang yang tak bisa berbuat adil.

"Shhh ... "

"Yang mulia!" Elena panik, saat Graziano meringis menahan sakit.

"Yang mulia, biarkan saja para alpha yang pergi, Anda bisa menunggunya di sini. Saya mohon kondisi Anda belum pulih sempurna," ucap Elena, ia benar-benar khawatir dengan keadaan Graziano.

"Tidak, aku tak akan membiarkan Kaisar bertingkah lebih jauh lagi," ucap Graziano, ia menatap lurus ke depan seakan tengah berhadapan dengan orangnya langsung.

"Baiklah saya tak ada hak untuk melarang Anda, tapi biarkan tabib Loi untuk memeriksa Anda sebelum pergi, karena jika Duke tahu Anda memaksakan diri, saya yakin kami semua yang akan dimarahi," tutur Elena, membuat Graziano menghembuskan napasnya. Apa yang Elena katakan benar, lagipula jika keadaannya lemah seperti ini, yang ada ia akan kalah sebelum melawan.

"Baiklah, panggilkan tabib Loi. Kita tak memiliki banyak waktu, Kaisar bisa kapan saja menyuruh para pengawal istana untuk memblokade kediaman kita," ucap Graziano.

Dengan tergesah Elena segera menyuruh pelayan lain untuk memanggil tabib Loi.

Graziano mengambil belati simpanan Matteo, dengan tangan bergetar ia menggantungkannya disisi pinggang, selama hidupnya baru kali ini ia akan turun dan melawan Kaisar.

"Salam hormat yang mulia." Tabib Loi datang dengan napas terengah.

"Silahkan periksa aku, dan lakukan dengan cepat," ucap Graziano.

Tabib Loi tanpa banyak bicara segera memeriksa keadaan Graziano yang sampai sekarang tak kunjung sembuh, ia sudah memberi obat paling ampuh dan luka dipunggung Graziano sudah mengering, tapi Graziano masih saja suka demam.

Tabib Loi dengan serius memeriksa Graziano, ia sungguh takut saat ini, bagaimana jika Duke dan Duchess barat ini tak bisa kembali, kekuatan orang-orang istana tak bisa diremehkan.

"Yang mulia, saya mohon berhati-hatilah dan pikirkan diri Anda sendiri dulu, jangan sampai Anda terluka. Saya tak tahu harus memberi tahu Anda atau tidak, tapi yang pasti orang rendah ini memohon agar Anda kembali dan berhasil membawa Duke." Tabib Loi bersimpuh dengan air mata berlinang, ia sebenarnya bingung harus memberi tahu Tuannya atau tidak.

"Katakan, apa aku memiliki riwayat sakit parah?" tanya Graziano, dengan jantung menggebu.

Tabib Loi menggeleng ribut, "saya mohon berjanjilah untuk tak terluka demi penerus keluarga Lareon,"

Bagai dilempar ke dasar samudera, Graziano merasa jantungnya berhenti berdetak jadi selama beberapa hari ia sakit itu karena ulah calon anak si sialan Matteo? Demi Tuhan, Graziano bersyukur tapi sudut hati terdalamnya ia menolak keras, karena dengan adanya anak ini ia akan lemah. Ia tak mau anaknya lahir ditengah-tengah hubungan tanpa cintanya, Matteo sudah pasti lebih memilih selir Yian.

Graziano mengepalkan tangannya, ini bukanlah waktunya untuk memikirkan hal itu, seharusnya ia kuat karena ia memiliki berlian diperutnya, dan ia bisa menendang Yian keluar dari barat.

"Aku akan kuat, kau tak perlu khawatir. Anak ini yang akan menjadi kekuatannya, terima kasih sudah memberi kabar baik ini," ucap Graziano, ia mengambil sekantung koin emas.

"Pakailah itu, dan jangan sampai kabar ini menyebar, hanya kau dan aku yang tahu," ucap Graziano, ia tak ingin sampai Yian tahu akan kabar ini, dan merencanakan hal gila, jika selir itu licik ia juga harus bisa jauh lebih licik.



Duke's Life Prophecy [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang