Graziano menatap hamparan kebun stroberi yang dapat ia lihat dari jendela kamar, ia menghela napasnya.
Ini sudah hari ketiga, ia menyangdang status duches dibagian barat Gardenia tapi entah kenapa hatinya resah. Dari malam pernikahan, bahkan ia belum bertemu dengan Matteo lagi, pelayan dan beberapa orang-orang Matteo mengatakan jika suaminya itu tengah sibuk dengan tugas dari kaisar.
Graziano beranjak, ia keluar dari kamarnya. Ia ingin pergi ke gazebo dihalaman depan.
"Yang mulia Duches Graziano, hormat kami." Pelayan menundukkan kepalanya dan membungkukkan sedikit tubuhnya, "apa Anda membutuhkan sesuatu, biar kami mendapatkannya untuk Anda," ucapnya, memberikan rasa hormatnya.
"Siapa namamu?" Graziano mengulas senyum tipis.
"Hormat hamba, saya Elena frilianska kepala pelayan dirumah utama, saya ditugaskan untuk menjadi pelayan pribadi Anda, katakanlah kepada Saya jika yang mulia membutuhkan sesuatu," jelas Elena.
"Tentu, semoga kita menjadi teman baik," ucap Graziano.
"Mohon ampun yang mulia, rasanya terlalu kurang ajar jika saya menganggap Anda teman, Anda Tuan saya, tak pantas orang rendahan berteman dengan yang mulia duches." Elena menundukkan kepalanya.
Graziano tak bisa berkata-kata lagi, pelayan di sini sangat menerapkan kedisiplinan, ia sebagai duches harus bisa mengimbangi agar dihargai dan disegani.
"Baiklah, bisa kau antar aku ke gazebo didepan sana, aku bosan berada dikamar," ucapnya.
"Mari yang mulia, saya akan mengantar Anda." Elena membiarkan Graziano berjalan terlebih dahulu sedangkan ia mengekor dari belakang.
Duches yang baru tiga hari ini, terlalu pendiam menurut Elena, bahkan baru hari ini duchesnya ini meminta keluar.
Beberapa pelayan dan penjaga yang berpapasan dengan Graziano memberi hormat.
Kakinya berhenti, Graziano terkagum-kagum melihat halaman rumah suaminya yang begitu indah dengan dihiasi taman bunga yang bermacam-macam.
"Apa kebun stroberi begitu jauh dari rumah utama?" tanyanya.
"Ya, yang mulia. Kebun masih jauh dari rumah utama, kebun dekat dengan pavilliun iloni, akan sangat melelahkan jika kita berjalan sampai ke sana," jelas Elena.
Graziano mengerti, padahal kebun itu terlihat sangat dekat saat ia melihatnya dari kamar, ternyata terlihat dekat karena saking besarnya.
"Elena, apa Duke masih begitu sibuk?" Graziano menatap bunga-bunga didepannya.
"Maaf yang mulia, penjaga pavilliun Daisy mengatakan duke tak bisa diganggu karena pekerjaannya yang menumpuk,"
"Aku bosan," celetuk Graziano, ia melangkahkan kakinya kembali, melanjutkan niat awalnya yang ingin pergi ke gazebo. Semua orang rumah utama mengatakan Matteo sibuk, apa Matteo tak memikirkan dirinya yang seperti anak ayam kehilangan induk? Graziano asing dengan semuanya, ia tak tahu apapun. Bahkan dua hari kemarin ia menghabiskan waktunya untuk membaca buku-buku dan belajar mengenai buku kas rumah, ia tahu ia sudah belajar tentang tugas duches yang harus bisa mengatur keuangan, dan juga kebutuhan keluarga.
Matteo memiliki kediaman yang cukup besar, ia duke kaya raya dengan wilayah kekuasaan besar yang telah kaisar percayakan, bahkan mungkin ayahnya saja masih dibawah Matteo jika soal harta kekayaan.
Graziano duduk digazebo, ia diam untuk beberapa saat melihat air danau yang terlihat menenangkan.
"Elena sudah berapa lama kau bekerja di sini?" tanya Graziano tiba-tiba.
"Saya bekerja dari usia muda, awalnya saya selalu ikut ibunda saya saat kecil, sampai saya diangkat menjadi pelayan diusia empat belas tahun," jelas Elena, membuat Graziano mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duke's Life Prophecy [LENGKAP]
RomanceMenjadi seorang submisif yang terlahir dari keluarga bangsawan adalah sebuah anugerah yang patut disyukuri. Graziano putra dari duke Antonio albert harus menerima takdirnya, menikah dengan duke muda sang singa kerajaan, pemimpin daerah barat Gardeni...