Kekasih Lizzy?

143 12 1
                                    

Lizzy lalu membuka Whatsapp dan membuka grup chatnya. 'Ayo kita bertemu terutama kau Randy aku punya pekerjaan untukmu.' Setelahnya dia masuk ke dalam kamar untuk mengganti baju dan memoleskan make up sederhana di wajahnya.

"Nyonya mau pergi?" Lizzy menoleh pada salah seorang pelayan saat dirinya mau keluar.

"Iya, kalau ada yang menanyakan tentang diriku, katakan saja aku sedang pergi bertemu dengan teman-teman."

"Baik Nyonya." Setelahnya Lizzy benar-benar pergi. Crystal melihat dari jauh seraya menyunggingkan senyuman sinis. Itu berarti dia memiliki kesempatan untuk mencari kesalahan Lizzy dan dia pastikan istri kekasihnya itu jauh lebih menderita dari dia.

Buru-buru dia menuju kamarnya dan membangunkan Saga yang masih tertidur. "Ish, ada apa sih?" ketus Saga masih dengan mata merem melek.

"Lizzy pergi,"

"Lalu? Apa urusannya denganku?"

"Pergi ikuti dia."

"Untuk apa? Sudahlah biarkan Lizzy, kalau kita   ikut campur sama urusannya nanti makin ribet."

"Memangnya kau tak mau menjatuhkan wanita sombong seperti Lizzy?" Kedua mata Saga terbuka. Dia lalu duduk memandang keheranan pada Crystal.

"Maksudnya?"

"Ini kesempatan kamu untuk mencari kesalahan Lizzy. Mungkin saja saat ini dia akan bertemu dengan kekasihnya." Saga mengerjapkan mata. Kenapa dia tak kepikiran ya? Lizzy, kan baru dia kenal barangkali apa yang dikatakan oleh Crystal itu benar-benar terjadi.

"Baiklah aku akan mengikuti dia." Pria itu pun ingin melihat siapa pria yang beruntung memiliki Lizzy. Beruntung Lizzy belum pergi terlalu jauh sehingga Saga tak kehilangan jejak.

Beberapa menit mobil yang ditumpangi oleh Lizzy berhenti di sebuah restoran. Gadis itu masuk begitu juga Saga lalu menunggu. Saga membuat jarak di antara mereka agar dirinya tak ketahuan memata-matai.

Akhirnya datanglah seorang wanita. "Hai Lizzy."

"Jasmine." Gadis itu mendekat pada Lizzy dengan senyuman.

"Bagaimana kabarmu? Apa kau sudah menyelesaikan wawancaramu dengan perusahaan AM. Kau pasti lulus secara kau ini, kan orang yang paling cerdas di kelas." Lizzy hanya melukis senyuman lalu menggeleng.

"Kau gagal?" tanya Jasmine dengan wajah terganga.

"Tidak. Aku menolaknya dan memberikan pekerjaan itu pada Lisa."

"Hah? Kenapa? Lizzy, bukankah kau ingin bekerja di sana? Lalu kenapa kau memberikannya pada Lisa? Kau juga sudah berjanji padaku bahwa kita akan sama-sama kerja di sana." Gadis itu tak menjawab lebih dulu. Dia menyeruput cappucino beberapa saat.

"Ada masalah yang membuat aku harus meninggalkan pekerjaan itu."

"Ya masalah apa?"

"Ini tentang calon suami Lisa tidak seharusnya ini adalah permasalah suamiku." Dimulailah Lizzy bercerita pada Jasmine tentang Saga dan keburukan pria itu. Jasmine yang mendengarnya makin terkejut saja, dirinya menahan geram dengan mengepalkan tangannya erat.

"Dasar pria sialan. Untung saja dia tak jadi menikah dengan Lisa tapi kenapa kau harus menikah dengan orang seperti dia? Suami yang tak tahu malu itu tidak pantas untukmu! Kasihan sekali sahabatku yang baik dan cantik ini mendapat lelaki busuk sepertinya."

"Aku harus melakukan sesuatu agar dia mendapat malu. Supaya Saga tahu kalau wanita itu tak seharusnya dipermainkan olehnya." balas Lizzy mantap.

"Tapi ini sangat beresiko Lizzy,"

"Aku tahu itu dan aku sudah siap menghadapinya." Sementara itu Saga mendengus kesal.

Dia tak bisa mendengar percakapan Lizzy bersama dengan seorang temannya namun dari mimik mukanya mereka terlihat berdebat serius. Kekesalannya makin bertambah saat melihat seorang pria datang menghampiri mereka.

Terlebih lagi si teman wanitanya kemudian pergi meninggalkan keduanya setelah berbincang dengan Lizzy. Ada perasaan tak enak melihat Lizzy bersama pria lain terutama saat istrinya itu memperlakukan si pria asing lebih baik dari dirinya.

Keduanya sama-sama tertawa dan berbicara santai membuat hati Saga makin panas saja. Rasa-rasanya dia sudah tak bisa berdiam diri lagi tetapi Saga berusaha menahan diri untuk mendapat informasi penting.

Pria itu adalah Randy. Lizzy memanggilnya karena memiliki sebuah pekerjaan dan Randy datang sebab itu. "Sebenarnya mengapa kau menyuruhku datang ke sini?"

Teman satu sekolahnya itu berhenti tertawa, dia memandang Randy disertai senyuman ganjil. Lizzy lalu memperlihatkan video mesum di dalam ponsel membuat Randy terkejut. "Wah Lizzy aku tak menyangka kau yang cerdas menyimpan video seperti ini di ponselmu."

"Diamlah kau bodoh. Video ini bukan aku bagi padamu tapi aku ingin kau mencari siapa tahu wanita di dalam video ini, yang aku tahu dia adalah Crystal selain itu aku ingin kau menyelidiknya. Bagaimana kau bisa tidak?"

"Tentu saja aku bisa tapi kenapa kau ingin mencari informasi tentangnya?"

"Karena dia kekasih suamiku." Minuman yang Randy teguk mendadak keluar dari mulutnya beruntung Lizzy bisa menghindar dari semprotan mulut Randy.

"Kau bilang apa dari tadi?"

Lizzy membuang napas. "Kekasih suamiku."

"Ka-kapan kau menikah? Dan kenapa kau tak memberitahuku?"

"Maaf ini tiba-tiba. Aku penasaran tentang Crystal jadi aku harap kau bisa memberikanku informasi yang sebanyak-banyaknya padaku."

"Ya, aku mengerti. Akan kuusahakan sebaik-baiknya. Seorang pelakor seperti wanita ini patut dibasmi dan aku pasti akan mendukungmu." Mendengar itu Lizzy tersenyum.

Kendati keluarganya tak memihaknya tapi Lizzy sangat terbantu dengan teman-temannya. "Baiklah aku pergi dulu. Aku harus melihat mereka." Sebelum berpisah Randy meminta video itu untuk dibagikan.

Lizzy pergi lebih dahulu dari restoran dan Saga tak melewatkan kesempatan itu untuk melabrak Randy. Dia langsung menghampiri Randy lalu berdehem.

"Apa aku boleh duduk di sini?"

"Ya tentu saja." jawab Randy tanpa melihat pada Saga.

"Terima kasih." Pria itu kemudian duduk dan saat itu juga Randy menatap Saga untuk membalas ucapannya.

Begitu kedua mata saling bertentangan, Randy termenung. Bukankah dia adalah pria di dalam video yang dia tonton sekarang?

"Kenapa melongo seperti itu? Apa kau mengenalku?" Kontan saja Randy menggeleng.

"Perkenalkan namaku Saga ...." Randy tak punya pilihan selain membalas uluran tangan milik Saga.

"Randy." balas Randy singkat.

"Aku suami Lizzy." lanjut Saga dengan senyuman sinis.

"Oh kau suami Lizzy. Salam kenal." Randy menarik tangannya dan memandang pada Saga dengan senyuman lebar. Seperti biasa.

"Kau tak terlihat terkejut sama sekali. Berarti Lizzy telah memberitahumu." Dia mengangguk sebagai balasan dari perkataan Saga.

"Langsung saja, apa kau punya hubungan dengan istriku?" Alis Randy mengerut.

"Tentu saja kami adalah teman. Kami sudah lama saling mengenal."

Saga memasang senyum sinis. "Sudah jangan mengelak lagi, aku tahu kau itu punya hubungan spesial dengan istriku."

"Hubungan spesial?" Saga mendecak.

"Kau pacar Lizzy bukan?" Untuk beberapa saat Randy membulatkan mata lalu mengembuskan napas panjang seraya tersenyum santai.

"Wow, sama seperti yang dikatakan oleh Lizzy. Kau benar-benar memiliki otak yang dangkal sekali." ejek Randy.

Romansa NakalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang