"Untuk apa aku memberitahu namaku? Aku tak merusak tanaman yang ada di sini." Bukannya menjawab, si pria malah melihat pada kaki Lizzy dan terlihat dengan jelas jika Kaki Lizzy menginjak rumput.
"Rumput itu tak boleh kau injak." Lizzy melirik ke bawah yang lalu bibirnya mengerucut tanda kesal.
"Baiklah aku salah. Berapa yang harus aku bayar?" Raut wajah si pria langsung menunjukkan keraguan.
"Ada apa?"
"Aku tak yakin kau bisa membayarnya,"
"Itu karena kau tak mengatakannya, ayolah katakan berapa yang kau inginkan?" Mata si pria asing memicing.
"100 juta." Lizzy tentu saja terkejut saking kagetnya dia tak sadar dirinya cegukan.
"Apa kau sedang menyuruhku membayar ganti rugi atau merampokku? Saldo rekeningku saja tak sebanyak itu,"
"Itulah yang aku ragukan padamu. Aku sangat tahu orang sepertimu, pakaiannya saja yang terlihat glamour tapi dompetnya kosong." Nada datar yang dipakai oleh si pria asing entah kenapa membuat Lizzy merasa jengkel.
"Iya, aku ini orang miskin puas?! Tapi tidak dengan suamiku, dia pasti akan membayar semuanya dengan mudah."
"Oh kalau begitu kau harus hubungi suami yang kaya itu, aku ingin bicara kalau istrinya sudah menerobos lahan pribadi milik seseorang dan menginjak rumputnya yang berharga." Kekesalan Lizzy makin memuncak namun saat itu dia tak bisa melakukan apa-apa selain membuang napas panjang.
"Baiklah aku akan meminta suamiku untuk membayarnya tapi bukan sekarang, Ayah mertua adalah penyelenggara pesta yang ada di bawah. Aku tak mau membuat mereka malu. Bagaimana kalau kau ke rumahku saja ya?" Si pria asing terdiam, menimbang-nimbang kemudian mengangguk.
"Ok, aku akan memberikanmu keringanan siapa namamu?"
"Lizzy Graze." jawab Lizzy singkat.
"Lizzy Graze, ingat perkataanku baik-baik. Namaku Dakota Gail dan aku tidak akan main-main jika memyangkut janji jadi sebaiknya kau jangan lupakan tentang hal ini."
"Iya, iya, aku pergi dulu. Sampai jumpa!" Sepeninggal Lizzy, Gail membuang napas lalu menekan di layar ponselnya.
"Halo, Darwin, tolong cari informasi tentang wanita bernama Lizzy Grace ... cari alamat rumahnya."
❤❤❤❤
Kelegaan tampak di wajah Lizzy namun berganti kesal mengingat kejadian tadi. "Cih, hanya karena menginjak rumputnya dia memintaku untuk membayar 100 juta? Dasar pria angkuh! Percuma saja wajahnya tampan tapi perampok!"
"Siapa yang kau maksud perampok?" otomatis langkah Lizzy berhenti dan memutar tubuh menemukan Saga yang dengan santainya berdiri menyadar di dinding.
"Bukan urusanmu!" balas Lizzy ketus. Saga lantas mendengus kesal, dia memang suami Lizzy tapi tak digubris oleh wanita yang baru dinikahinya selama beberapa bulan. Pria itu kemudian mendekat dan menarik dekat sang istri.
"Wajarlah aku ingin tahu, aku ini suamimu. Ingat perkataan Ayah, aku harus menjagamu." Lizzy meringis kesakitan saat tangan Saga mencengkram erat pergelangan tangan miliknya.
"Lepaskan aku!" Dengan sekali sentakan Lizzy berhasil melepaskan cengkeraman tangan tersebut dari tangan suaminya. Dia bisa melihat ada berkas kemerahan di sana membuat Lizzy tak suka.
"Jangan memperlakukanku seperti anak kecil. Lihat ini, kau menyakitiku." ucap Lizzy seraya memperlihatkan kedua pergelangan tangannya yang terluka akibat ulah Saga.
Saga melebarkan kedua tangannya tanda terkejut dan sebelum dia sempat meraih tangan milik istrinya datanglah Mahendra dengan langkah cepat. "Ada apa ini? Kenapa kalian ada di sini?"
Baik Saga dan Lizzy menggeleng sementara wanita itu langsung menyembunyikan pergelangan tangan miliknya dari penglihatan Mahendra.
Ayah Saga mengangguk pelan lalu menatap pada Lizzy. "Lizzy, ayo kita pergi. Saatnya Ayah memperkenalkanmu pada orang-orang sebagai menantu Ayah."
"Tentu Ayah." Lizzy dan Mahendra kemudian berjalan menjauh dari Saga yang termangu. Dia merasa bersalah karena telah melukai Lizzy tapi Saga kalut sendiri bagaimana caranya meminta maaf pada istrinya itu.
Saga segera bergerak ke tempat acara di sana dia menemukan Lizzy memperkenalkan diri seraya memamerkan senyum simpul senatural mungkin.
Beberapa kali Lizzy meringis berupaya menahan kesakitan sebab beberapa kali lukanya tersentuh. Setelahnya Mahendra bersama Lizzy menghampiri Saga yang berdiam diri.
"Terima kasih ya Lizzy, kau mau datang ke sini dan mau Ayah kenalkan pada teman-teman Ayah."
"Sama-sama Ayah, aku juga senang untuk datang ke sini." Saga berdeham lalu menarik Lizzy mendekat. Dia berupaya hati-hati agar tak menyentuh pergelangan tangan milik wanita itu.
"Ayah aku dan Lizzy harus pulang sekarang, dia sepertinya lelah."
"Oh baiklah, dari tadi Ayah juga melihat dia kurang nyaman."
"Kalau begitu kami permisi pulang dulu Ayah." Saga dan Lizzy lalu berjalan keluar dari tempat pesta. Tanpa adanya pembicaraan mereka masuk ke dalam mobil sampai ke rumah.
Pria itu memperhatikan Lizzy dalam diam sementara Lizzy lebih tertuju pada pergelangan tangannya yang terluka menimbulkan rasa bersalah yang makin menjadi-jadi dalam diri suaminya.
Mobil pun masuk ke dalam pekarangan rumah dan Lizzy dengan terburu-buru masuk ke kamar miliknya untuk mengobati bekas kemerahan itu. Saga masuk ke dalam, menemukan kedua kekasihnya tengah bersantai.
Tapi dia langsung memalingkan pandangan pada Lizzy yang bergerak ke lantai dua dengan cepat. "Sayang kau sudah kembali," Crystal menginterupsi dan hanya dibalas dengan gumaman tak berarti.
"Bagaimana acaranya? Apa berjalan dengan baik?" tanya Crystal seraya menghampiri kekasihnya.
"Ya, Crystal aku harus ke kamar ada sesuatu yang harus aku lakukan." ucap Saga sambil mencegat Crystal untuk memeluknya dan pastinya menciptakan rasa kesal.
Tak butuh waktu lama Saga naik ke lantai dua. Dia pergi ke kamarnya sendiri sekadar mengambil kotak P3K dan berhenti di depan kamar milik Lizzy.
Cukup lama dia berada di depan pintu, apa dia harus masuk atau membiarkan saja. Pada akhirnya Saga memberanikan diri untuk mengetuk pintu.
"Ya tunggu sebentar." Muncullah Lizzy dan wanita itu masih mengenakan gaun merahnya.
"Untuk apa kau ke sini?" Nada ketus digunakan oleh Lizzy tanda dia tak suka dengan kehadiran Saga.
Saga lambat merespon. Kedua matanya lebih terpusat pada bekas merah yang ada di pergelangan tangan milik Lizzy. "Biarkan aku masuk."
"Tidak boleh, kau sudah membuatku terluka jangan harap aku membawa seseorang sepertimu masuk ke dalam kamarku." Sepertinya Saga tak mendengar dan tanpa basa-basi pria itu mendorong Lizzy agar tidak menghalangi jalannya.
"Hei aku sudah bilang jangan masuk!" Lizzy mengerucutkan bibir saatnya perkataannya abaikan dan duduk di atas ranjang.
"Kemarilah,"
"Untuk apa? jangan lakukan hal yang aneh ya?"
"Tidak akan kemarilah." Melihat keseriusan di mata hazel milik Saga, akhirnya Lizzy menghampiri pria itu dan duduk di sampingnya. Saga menarik tangan milik Lizzy secara mendadak membuat dia panik sendiri.
"Hei apa yang kau lakukan?!" pekik Lizzy, tangannya nyaris menghantam pipi Saga tapi segera di tangkap oleh Saga dengan cekatan.
"Jangan berpikiran negatif, lihat saja." Tangan Lizzy kemudian diturunkan dan Saga segera mengoleskan obat di luka Lizzy.
"Aku minta maaf ya karena membuatmu terluka." Lizzy terdiam. Sebenarnya apa yang dipikirkan pria yang di hadapannya ini? Is he good or bad?
KAMU SEDANG MEMBACA
Romansa Nakal
RomanceBerawal dari terbukanya rahasia Saga Keano yang memiliki seorang wanita lain di saat akan menikahi Lisa Grace, saudara kembarnya Lizzy Grace tak mau melihat saudara kembarnya sedih menggantikan posisi sang saudara kembar. Akankah pernikahan yang did...