"Aku boleh ikut? Bosan kalau di sini tidak ada teman." Lizzy meminta.
"Nggak akan lama kok paling juga aku cuma jalan kaki sekitaran di sini," balas Gail kesal.
"Jangan jalan kaki, naik motor saja." Gail langsung berhenti dan memandang Lizzy yang penuh minat.
"Aku belum pernah ke daerah sini, ayo kita jalan-jalan."
Tidak lama Lizzy sudah siap dengan jaket juga helm di kepala, keluar dari pintu rumah dan menghampiri Gail yang duduk di atas motor. Kali ini bukan kendaraan mahal melainkan sebuah motor matic.
Gail bilang dia bosan pakai motor mahalnya untuk jalan-jalan. Setelah keluar dari gerbang rumah, Gail meminta satpam di sana untuk menjaga rumah tersebut jikalau Saga datang ke rumah dan mengobrak abrik seisi rumah.
Mereka kemudian mengendarai motor menuju arah sebaliknya lebih menjauh dari kota. Kecepatan motor sengaja tidak dibuat cepat agar keduanya bisa menikmati pemandangan.
"Ternyata di sini ada banyak orang yang buka warung dekat pantai. Ramai juga pengunjungnya." Lizzy berkomentar sambil mengamati orang-orang tengah bercanda dengan teman mereka.
"Lapar?" tanya Gail dan disambut dengan anggukan oleh Lizzy. Motor berhenti setelah mendapat tempat parkir yang cocok. Lizzy langsung memesan begitu dia duduk.
Gail sendiri ikut menanggapi lembaran menu yang sudah tersedia. Meski membutuh7kan waktu yang lama, pesanan mereka sampai. "Setelah makan kita pulang ya," ucap Gail mendadak.
"Ini belum terlalu lama. Ayo kita lebih jauh menjelajahnya." Lizzy memohon.
"Tapi ini sudah larut malam, kalau terjadi sesuatu bagaimana?"
"Ayolah mumpung aku tidak tahu apa yang ada di ujung sana." Gail lagi-lagi tampak kesal tapi dia tak memprotes.
Perut telah kenyang dan keduanya kembali berjalan-jalan menggunakan motor. "Gail baik sekali, coba saja kalau kau jadian sama Lisa pasti-"
"Jangan coba bicara soal apapun tentang Lisa. Aku sudah bilang, aku tidak menyukai saudara kembarmu," potong Gail. Kini dia berusaha menahan amarahnya.
Lizzy diam begitu juga Gail. Hanya suara motor juga deburan ombak yang mereka dengar sampai akhirnya Lizzy mulai berbicara lagi. "Maaf ya kalau kau tersinggung tapi sungguh aku tak bermaksud melakukannya. Aku hanya pikir akan lebih baik kalau kau bisa mendampingi Lisa. Aku senang jika dia mendapat seorang pria yang baik, terlebih seorang yang aku kenal seperti kamu. Aku jadi tidak khawatir selama Lisa bersama kamu karena dia akan bahagia."
"Kau ini selalu saja mengkhawatirkan Lisa lalu bagaimana denganmu?" tanya Gail.
"Aku sudah menikah, apa yang harus aku lakukan lagi? Kalau nantinya balas dendamku selesai, aku cerai pun tidak apa-apa asal Lisa bahagia. Selama ini Lisa selalu ceria, dia akan selalu tersenyum dan menghibur orang-orang yang sedih tidak sepertiku, aku tidak bisa menghibur. Orang bilang kalau aku tidak punya perasaan." Lizzy tersenyum pahit. "Aku iri pada Lisa, dia bisa menyenangkan hati orang sementara aku ... tidak ada. Aku orang jahat dan tidak ada yang namanya bahagia untukku."
"Kau salah Lizzy! Kau itu orang baik." Gail membantah cepat. "Kalau kau orang jahat tidak mungkin kau mengkhawatirkan Lisa, tidak mungkin kau bisa membuat Crystal bisa berpisah dengan Saga, hanya saja caramu salah. Jadi kau tak boleh menyalahkan dirimu sendiri, ok?"
Lizzy tidak menjawab. "Lizzy, kau bisa mendengarku?" Kepalanya langsung tertimpa helm yang dipakai oleh Lizzy. Begitu kuat sehingga menimbulkan bunyi yang keras dan hampir membuat motor mio itu oleng. Beruntung Gail bisa menahan posisinya lalu rem mendadak.
Kedua tangan Lizzy yang dari tadi memegang erat baju kini terkulai. Dia tertidur rupanya. Gail kesulitan sekarang. Tubuhnya yang ditimpa mendadak dari belakang hanya bisa mengambil ponsel dari saku. Naas, tidak ada sinyal.
Tidak memiliki pilihan lain Gail harus mengendarai motor sambil menopang tubuh Lizzy. Inilah yang ditakutkan oleh Gail, kejadian buruk menimpa mereka dengan situasi yang sulit.
Akhirnya motor kembali menyala dan perlahan tapi pasti menuju sebuah penginapan yang agak jauh dari tempat mereka hampir celaka.
...❤❤❤...
Suara debur ombak pelan mengganggu Lizzy dari tidurnya. Dia mencoba untuk menyamankan diri dengan posisi miring ke kiri menjadi ke kanan. Lagi debur ombak membuatnya terjaga. Lizzy membuka mata, menatap kelambu yang terpasang menutup rapat di setiap sisi ranjang.Jelas bukan kamar di rumah Gail. Dia lalu bangun dan memosisikan tubuhnya duduk. Dilepas selimut yang menutup diri lalu keluar dari kamar tersebut.
Lizzy lalu melihat beberapa pria sedang mengisap rokok, minum kopi tengah bersenda gurau. Ada juga dua pria tertidur di dipan dengan pulas. Mereka tampak kelelahan.
Di sisi kiri Lizzy ada jendela tanpa gorden yang menampilkan laut tenang sementara langit mulai terang tapi matahari belum nampak. Dari meja, kursi Lizzy pikir tempat ini adalah warung kopi atau makan tapi bisa berfungsi juga sebagai penginapan. Buktinya, ada beberapa kamar tersedia seperti tempat tidurnya tadi.
"Nona sudah bangun." Seorang pria asing menyapa. "Anu, saya supirnya Tuan Gail. Saya ada di sini untuk mengantar Nona pulang ke vila."
"Di mana Gail?"
"Tuan sudah pergi ke kantor. Nanti terlambat kalau tunggu Nona bangun," jawab si supir sekenanya. "Soal biaya penginapan sudah ditanggung kalau Nona mau bisa makan di sini juga saya bisa minta dibuatkan."
"Baiklah aku akan makan di sini, tolong kasih aku menunya." Si supir kemudian mendekat seorang anak muda sedang Lizzy memeriksa telepon.
Jaringan tidak ada membuat Lizzy membuang napas panjang. Yah setidaknya dia akan damai tanpa mendengar suara dering ponsel setiap jam berbunyi.
❤❤❤
Gail akhirnya sampai. Beruntung dia belum terlambat menghadiri rapat penting hari ini. Mudah-mudahan Lizzy di jaga dengan baik oleh bawahannya. Takut jika Saga datang dan malah mengamuk.Fokus dengan ponsel, Gail tak sadar jika Saga berjalan mendekat. Dia terlihat marah dan langsung memberikan tinju pada wajah Gail. Dia mundur beberapa langkah, tidak sampai jatuh sementara Saga dipegangi satpam.
"Di mana kau menyembunyikan istriku sialan?! Sudah aku duga kau membawanya pergi karena kau..." Mulut Saga langsung dibekap oleh Gail, sorot matanya tajam sekarang.
"Jangan buat keributan aku memiliki tamu yang penting sekarang." Saga tidak peduli, dia ingin menemui Lizzy dengan cepat.
"Harusnya kau sadar diri, istrimu itu ingin kau menyelesaikan masalah bukan mengabaikannya wajar kan kalau dia pergi," bisik Gail dengan senyuman sinis.
"Di mana istriku?" tanya Saga lagi.
"Dia aman kok hanya saja aku tak bisa mengatakan apapun. Aku punya urusan yang jauh lebih penting dari pada harus menjawab pertanyaanmu." Gail lalu melenggang pergi meninggalkan Saga yang mengumpat.
"Bangsat kau! Kau pikir aku akan mudah menyerah? Tidak! aku akan tetap di sini sampai kau pulang."
Gail tersenyum. "Silakan saja aku tak memaksa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Romansa Nakal
RomanceBerawal dari terbukanya rahasia Saga Keano yang memiliki seorang wanita lain di saat akan menikahi Lisa Grace, saudara kembarnya Lizzy Grace tak mau melihat saudara kembarnya sedih menggantikan posisi sang saudara kembar. Akankah pernikahan yang did...