Pria Baik

69 5 0
                                    

Gail terkejut. Apa ini kesialan atau keberuntungan bisa bertemu dengan saudara Lizzy? Mereka sangat mirip sampai-sampai Gail tak bisa membedakannya.

"Dan maksudnya apa ini? Kau selingkuhan Lizzy?!"

"Bukan, kami cuma teman!"

"Lalu kenapa kau bilang dari tadi dia teman kencanmu?"

"Karena aku dan dia berusaha untuk membuat suaminya cemburu." Lisa diam, tatapannya berubah menjadi mengerut.

"Membuat Saga cemburu? Untuk apa?"

"Mereka membuat suatu permainan, siapa yang jatuh cinta dan mengatakan perasaannya maka dia akan dianggap kalah. Orang yang menang akan bisa meminta apa pun dari orang yang kalah." tutur Gail terus terang.

"Jadi kau dibayar?"

"Tidak aku suka rela."

"Kalau kau tak dibayar, untuk apa kau mau berpura-pura menjadi teman kencannya?"

"Karena aku mau membantu seseorang yang membalaskan dendamnya untuk saudara dan keluarganya. Mereka hampir ditipu oleh seorang pria." untuk sementara waktu Lisa terdiam berusaha memberi pengertian atas ucapan Gail.

"Lizzy mau membalas perbuatan Saga karena aku?" Gail mengangguk. Sekarang Lisa mengerti kenapa Lizzy membiusnya dan berganti posisi karena dia tak mau Lisa terlibat dengan Saga.

"Lisa, Saga bukan pria yang baik. Dia main banyak perempuan dan-"

"Aku tahu itu." potong Lisa.

"Aku pernah bertemu temannya Saga yang seorang dokter, dia memberitahuku bagaimana wataknya Saga yang sebenarnya meski begitu ... dia sangat perhatian kepada Lizzy. Saga yang merawat Lizzy sampai sembuh waktu itu." Lisa mengembuskan napas panjang dan menatap pada Gail yang termangu.

"Aku memang setuju kalau dia itu sering tidur dengan banyak wanita tapi Saga tak sepenuhnya buruk. Dia bisa saja meninggalkan Lizzy, namun dia cemas dan menjaganya. Sekarang aku berharap bahwa hubungan mereka baik-baik saja."

"Apa yang kau katakan itu benar juga ... mereka itu cocok tapi egois mereka yang membuat mereka itu tak pernah mau jujur." sahut Gail. Pria itu akhirnya berbicara juga.

"Jadi kau sama sekali bukan kekasih Lizzy?" Sekali lagi Gail menggeleng. untuk sesaat Lisa diam, menatap pria itu dengan seksama.

Setelah tidak mendapat satu keganjalan alias Gail orang jujur Lisa pun langsung mengulurkan tangannya. "Perkenalkan namaku Lisa. Namamu?"

Gail tak langsung membalas. Pria itu melihat pada Lisa sejenak dan menjabat tangan kembaran Lizzy. "Namaku Gail."

"Senang bertemu dengan Gail. Katanya kau bersama dengan Lizzy? Di mana dia?"

"Aku sedang mencarinya tapi aku sudah berkeliling di taman hiburan ini dan aku belum menemukannya."

"Mungkin saja dia sudah pulang. Biar aku yang-" Lisa yang meraih ponselnya sendiri terhenti tatkala dirinya menatap nama Lizzy. Lisa sadar jika dia belum meminta maaf kepada saudaranya itu. Hal tersebut juga membuatnya mengurungkan niat untuk menelepon. Dia malu sekali.

"Coba kau meneleponnya." pinta Lisa kepada Gail.

"Ok." Gail segera menghubungi Lizzy dan tak butuh waktu lama wanita itu menerima panggilan Gail.

"Coba di loud speaker." sekali lagi Gail menuruti permintaan Lizzy.

"Halo Gail,"

"Lizzy, kau di mana? Aku mencarimu dari tadi."

"Aku sedang dalam perjalanan pulang bersama Sa ... Saga apa yang kau lakukan, kembalikanlikan ponselku?!"

"Halo Gail, kau keterlaluan sekali." suara Saga sekarang yang didengar oleh Gail dan Lisa.

"Masa kau meninggalkan Lizzy sendirian? Pacar apaan kau ini?! Mulai sekarang kau tak boleh jalan dengan istriku lagi! Putuslah dengan istriku, mengerti!" telepon ditutup membuat Lisa dan Gail berpandangan.

Hujan mulai reda dan menyisakan gerimis yang tak berarti. "Hujannya sudah mulai reda, sebaiknya aku pulang. Terima kasih karena sudah mengobrol denganku, aku permisi."

Sebelum Lisa melangkah Gail meminta wanita itu untuk berhenti. Lisa kembali melihat pada Gail dengan tatapan bingung. "Aku akan mengantarmu pulang, ayo."

"Tidak, akan merepotkanmu saja."

"Tidak merepotkan kok. Ayo." Pada akhirnya Lisa cuma bisa diam dan mengikuti Gail dari belakang. Di tempat lain, Crystal mendecak kesal di depan restoran makanan.

Dia sudah menghubungi Saga berkali-kali tapi tak pernah terhubung alhasil Crystal sendiri yang membayar. Jelas Crystal sangat marah akan hal itu.

Saat dirinya masih sibuk menghubungi Saga, Crystal melihat Gail bersama Lisa yang dia pikir adalah Lizzy. Alisnya mengerut tatkala menyadari jika penampilan Lizzy berbeda.

"Hai Gail, Lizzy." Lisa langsung menatap Crystal dengan pandangan bertanya seakan dia tak mengenal Crystal.

"Lizzy, kenapa kau mengganti pakaianmu? dan rambutmu kenapa pendek begitu?" sontak Lisa melihat ke arah Gail, meminta bantuan.

"Dari tadi Lizzy kebasahan jadi dia mengganti pakaian, dia lagi pakai rambut palsu sekarang." kilah Gail.

"Oh ya?" Crystal mendekat dan mencoba untuk menyentuh rambut Lisa. Uluran tangan Crystal membuat Lisa segera menggenggam tangan Crystal yang lalu dibuang jauh.

"Jangan seenaknya menyentuhku, kalau Gail bilang aku ini mengenakan rambut palsu maka aku mengenakan rambut palsu!" Crystal mendecak kesal. Dari tadi dia berpikir jika yang dihadapannya ini bukan Lisa tapi ketika Lisa menunjukkan amarah, Crystal percaya jika Lisa itu adalah Lizzy.

"Baiklah, aku percaya. Apa kalian berdua melihat Saga? Aku mencarinya dari tadi."

"Tidak kami tak melihatnya. Aku dan Lizzy mau pulang duluan. Sampai jumpa." setelah berujar demikian Gail langsung mengambil tangan Lisa, menarik wanita itu untuk pergi secepat mungkin. Gail takut jika Crystal kembali menaruh curiga.

"Kau berbohong." kata Lisa setelah mereka sudah jauh dari Crystal

"Biarkan saja, kalau kita tak berbohong nanti Crystal akan tahu kalau kau bukan Lizzy."

"Oh jadi namanya Crystal, dia itu siapa sih?"

"Kekasihnya Saga."

"Kekasihnya Saga?"

"Iya. Dia bahkan tinggal satu atap dengan Saga dan Lizzy?"

"Lalu bagaimana dengan Lizzy? Apa dia sedih?"

"Dia tak ambil pusing, malahan Lizzy suka menekan Crystal dan Saga." Sekali lagi Lisa akhirnya mendapat alasan lagi kenapa Lizzy tak mau Lisa menikah dengan Saga. Tampaknya Lizzy tahu kalau Saga akan berselingkuh.

Lisa tak bisa membayangkan betapa sakit hatinya Lisa saat Saga berselingkuh di depan matanya sendiri. "Kurasa itu yang membuat Lizzy harus memberikan pelajaran setimpal supaya Saga mengerti."

Mereka akhirnya sampai di tempat parkir dan segera masuk ke dalam mobil Gail. Mulanya Lisa tak percaya ketika dirinya masuk ke dalam mobil Gail yang mewah. Sepasang matanya terus menatap kagum.

"Kau kenapa melongo begitu?"

"Tidak, maaf." Gail hanya membalas dengan senyuman seraya menyalakan mesin mobil. Mobil milik Gail pun akhirnya pergi dari taman hiburan. Sepanjang perjalanan Lisa kadang-kadang menatap Gail.

Dari sikap dan caranya memperlakukan Lisa, wanita itu menyimpulkan jika Gail adalah orang yang baik. Wajahnya pun tampan yang membuatnya orang-orang termasuk tak berpikir jika ia orang jahat. Dia sungguh beruntung bisa bertemu dengan pria seperti Gail.

Romansa NakalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang