Giliran Lizzy

46 5 1
                                    

Gail keluar dari mobil, memperbaiki dasinya yang miring sambil melihat bangunan besar di depannya, Perusahaan K milik Mahendra. Pagi ini dia mendapat email jika pimpinan mereka ingin bertemu Gail secara empat mata.

Gail bukannya tidak tahu. Dia sadar dihubungi Ayah mertua Lizzy. Curiga sudah pasti tapi yang hanya bisa dilakukan oleh Gail adalah mengiyakan keinginan Mahendra.

Tidak lama Gail sudah berada di ruang rapat menunggu kedatangan pria paruh baya itu sambil berpikir tentang segala kemungkinan yang terjadi.

Pintu terbuka menampilkan sosok pria tegap dengan rambut yang di sisir rapi ke belakang. Kerutan tampak terlihat di sudut mata namun tak membuat tatapannya terlihat sayu. Dari langkah berjalan yang tegas Gail langsung tahu dia terlibat dalam masalah.

Mahendra mengambil tempat di depan Gail. Pandangannya tajam menilai Gail dari ujung kaki hingga ujung rambut. "Tidak usah basa-basi, saya ke sini untuk bertanya kau memiliki hubungan apa dengan menantuku? Apa kau mantannya?"

Gail tersenyum kecil. Jadi masalahnya soal Lizzy. "Ini baru pertama kali kita bertemu Tuan Mahendra dan anda langsung bertanya soal hubungan saya dan Lizzy. Apa anda memata-matai kami?"

"Jawab saja pertanyaan saya. Apa hubungan kalian?"

"Bukankah rasanya tidak etis jika bertanya langsung tentang kehidupan personal saya," balas Gail dengan tenang. Pertanyaan Mahendra membuktikan jika benar dia menyewa orang untuk Lizzy dan dirinya.

"Saya hanya ingin tahu saja. Saya tak peduli dengan anda atau pun perusahaan anda saya cuma minta kejelasan." Mahendra bersikukuh.

"Kami hanya teman Tuan."

"Lalu kenapa kalian tinggal bersama di vila? Tidak memberi kabar anak saya yang adalah suaminya Lizzy kalau istrinya menginap,"

"Karena Lizzy yang meminta saya untuk tidak memberitahu Saga. Anda pasti tahu soal masalah mereka berdua makanya kami membuat rencana agar Saga mau di ajak berdiskusi." Gail menjawab jujur. Tidak ada yang perlu disembunyikan dari pria tua di depannya ini.

"Tapi tetap saja ada yang salah!"

"Tuan Mahendra saya tahu rencana kami memang salah tapi setidaknya apa yang kami mau itu berhasil. Saga akhirnya jujur tapi belum sepenuhnya."

"Bukan itu permasalahannya?!" bentak Mahendra sambil menggebrak meja. "Awas saja kalau kau terlalu dekat dengan menantuku, aku tidak akan memaafkanmu!"

Gail tersenyum. "Tenang saja Tuan, saya tahu batasan teman."

"Kalau begitu jauhi dia mulai sekarang. Aku tak mau hanya karena kau rumah tangga anakku jadi hancur."

"Bahkan saat aku tidak ada, rumah tangga Saga dan Lizzy sudah goyah sejak mereka menikah. Dari pada memperingatiku lebih baik kau jaga anakmu. Jangan sampai dia membuat Lizzy kecewa lagi karena dekat dengan seorang wanita lain. Cryatal bisa saja datang mengganggu mereka." Gail lalu berdiri. Dia tersenyun simpul kepada Mahendra yang tetap menatapnya jengkel.

"Aku permisi." Gail pun berjalan pergi. Dia tak mau diintimidasi oleh Ayah Saga dan berharap mereka tidak bertemu suatu hari nanti. Beraninya pria tua itu mengancam, tidakkah dia sadar jika perlakuan anaknya begitu tega pada istri sendiri.

"Dia bilang menyayangi Lizzy, tapi kenapa tidak melindungi menantu kesayangannya dari Saga. Dasar pilih kasih!" ejek Gail.

^^^❤❤❤^^^


"Iya Bunda, Lizzy tidak mau pulang karena merasa urusan kami belum selesai. Boleh tidak Bunda membujuknya supaya dia mau pulang," pinta Saga. Mungkin saja Yuna bisa membantu agar Lizzy pergi dari vila Gail.

Romansa NakalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang