Pertengkaran Suami Istri

75 7 2
                                    

"Sialan kau Saga! Kenapa kau menutup teleponnya?! Aku belum selesai bicara dengannya! Lalu kenapa kau juga meminta aku dan dia putus. Aku dan Gail yang memiliki hubungan bukan kau atau karena kau cemburu ya kami bermesraan?!"

"Memangnya siapa yang cemburu pada kalian hah?! Dia itu tak pantas jadi pacar kamu, bisa-bisanya Gail meninggalkanmu sendirian di tengah hujan yang deras!"

"Itu karena dia mencari payung, kau saja yang datangnya terlalu cepat. Lagi pula harusnya kau bercermin, kau bilang kalau Gail itu meninggalkanku tapi apa bedanya dengan kau! Kau lebih buruk lagi sebab meninggalkan Crystal tanpa kabar sama sekali!"

"Diam kau!" hardik Saga keras. Dada Lizzy naik turun sebab menahan amarah namun gadis itu memilih untuk diam dengan memandang ke luar jendela mobil. Raut wajahnya masih kesal.

Saga pun demikian, dirinya yang tak mampu mengendalikan emosi membuatnya langsung menepikan mobil. Saga mengatur napasnya sebelum akhirnya mengembuskan napas panjang.

Dia kemudian menatap ke arah Lizzy yang tak mau melihatnya. "Lizzy ... aku minta maaf karena sudah emosi padamu." Tak ada jawaban dari Lizzy tanda jika Lizzy belum mau memaafkannya.

Tapi pria itu tak ambil pusing dan Saga kembali menyalakan mesin mobil lalu bergerak di jalan raya. Sesampainya di sana Lizzy langsung masuk, dirinya tak menunjukkan senyuman sama sekali ketika beberapa pelayan berusaha menyapa.

Mereka makin bingung lagi saat Saga terburu-buru mengikuti Lizzy ke lantai dua. "Pasti Tuan melakukan sesuatu yang membuat Nyonya kesal."

"Pertengkaran lagi."

Sementara itu Lizzy sudah masuk ke dalam kamar dan langsung menutup pintu. Dia membuang napas kasar lalu mendekat pada cermin. Lizzy segera melepas ikatan aksesoris rambutnya. Pakaian Lizzy agak basah jadi mau tak mau Lizzy harus melepaskan pakaiannya.

Mulailah Lizzy menarik bajunya ke atas dan melepaskannya tanpa berpikir sesuatu akan terjadi. Kini Lizzy cuma memakai dalaman saja dan dia sibuk mencari baju di dalam lemari.

Tepat saat itu juga pintu terbuka menampakkan Saga. Matanya langsung membulat tatkala melihat penampilan Lizzy yang tak memakai atasan. Lizzy kaget namun kemudian membuang napas pendek. "Apa kau tak pernah diajari untuk mengetuk pintu kamar dulu sebelum masuk?"

Saga tak menjawab. Dia segera memalingkan wajah ke tempat lain seraya menggerutu. "Maaf, aku pikir kau ... Ah sudahlah."

Lizzy tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya karena tingkah suaminya sendiri. "Tutup pintunya, aku tak mau ada orang yang melihatku seperti ini nanti aku akan menemuimu."

Saga langsung merespon dengan menutup pintu. Sepeninggal sang suami, Lizzy tertawa kecil dan secepatnya mengambil baju untuk dia pakai.

"Dasar Saga bodoh, kenapa kau langsung masuk tanpa mengetuk pintu dulu? Hampir saja kau melihat Lizzy telanjang," gumam Saga kesal. Pria itu kini berada di dalam kamarnya sendiri dan dari raut wajah dia terlihat tak tenang.

"Tunggu sebentar Lizzy itu istriku kenapa aku harus kaget dan membuang muka? Jadi wajar dong kalau aku lihat tubuhnya." Saga mendesis, "harusnya aku perhatikan baik-baik jadi hilang kesempatanku."

"Kesempatan apa?" suara Lizzy mengagetkan suaminya dari lamunan. Tubuhnya bergetar sedikit sedang dahinya penuh keringat dingin.

"Tidak," balasnya bernada agak takut.

Tatapan dari wanita itu makin mengintimidasinya kala Lizzy mencondongkan tubuh mendekat ke arah Saga. Otomatis ia berjalan mundur, secara mendadak memalingkan wajah dari istrinya sendiri.

"Kenapa kau ada di sini?" tanya Saga kesal. Pikirannya sedang buntu sekarang dan hanya pertanyaan itu yang tiba-tiba masuk ke dalam kepala.

"Bukannya kau dari tadi mau mengatakan sesuatu?" Lizzy balik bertanya.

"So-soal itu tidak jadi. Aku sudah lupa mau katakan apa, pergi!" seru Saga sebal. Lizzy mendengus kemudian berlalu pergi dari kamar sang suami.

Sementara Saga bernapas lega melihat punggung Lizzy telah hilang dari pandangan. Biarlah permintaan maafnya batal, itu lebih baik dari pada harus mengambil resiko berhadapan dengan wanita yang sukses membuatnya gugup seketika dengan melirik saja.

"Oh ya ampun kenapa kau berpikir hal seperti itu Saga? kau harusnya lebih dominan ketimbang gadis itu, masa kau dikalahkan sama wanita angkuh yang sudah berselingkuh darimu?!" monolog Saga yang entah kenapa kenapa menjadi kesal.

Pria itu dengan sengaja menekan beberapa kata paling akhir supaya mengingat betapa kejamnya Lizzy. "Pokoknya kau harus menang jangan sampai kalah!"

Kemudian Saga merogoh smartphone miliknya sendiri sekedar mencari di google bagaimana caranya mengalahkan seorang wanita angkuh namun bukannya mendapat sesuatu yang dibutuhkan, dia malah mendapat banyak sekali panggilan tak terjawab dari kekasihnya, Crytsal.

Seketika Saga teringat akan ucapan Lizzy. Dia sudah melupakan Crystal sebab terlalu memperhatikan sang istri dan juga Gail. Saga langsung mengambil jaket beserta kunci mobil, tak lupa ia menelepon Crystal untuk memastikan bahwa sang kekasih masih ada di taman hiburan.

Panggilan tersambung saat Saga buru-buru turun. "Halo Crystal, kau ada di sana?" tanya Saga begitu teleponnya diterima oleh Crystal.

"Tidak perlu menjemputku ...." otomatis Saga menghentikan langkah. Pandangannya kini tertuju kepada Crystal yang berdiri tak jauh darinya. Tatapan wanita itu masam menunjukkan jika kondisinya tak baik sekarang.

"Aku sudah sampai." Crystal lalu menutup telepon dan mendekat pada Saga.

"Kau datang dari mana? Aku lama sekali menunggumu di sana, kau bilang hanya pergi jalan-jalan sebentar tapi kau ada di-" ucapan Crystal terhenti tatkala mendengar langkah kaki menuruni tangga dan dari sana dia melihat sosok Lizzy yang tampak tenang memandang mereka berdua.

Mata Crystal membulat, tampang wanita itu kelihatan marah saat memperhatikan Saga kembali. Crystal berseru dengan suara nyaring, "Oh jadi begitu rupanya, kau tidak datang menjemputku karena memata-matai istri dan kekasihnya pulang?! Kau khawatir kalau istrimu itu ke suatu tempat?!"

Baik Lizzy mau pun Saga sama-sama mengerutkan dahi. "Apa maksudmu Crystal? Aku dan Lizzy-"

"Diam!" potong Crystal marah. "Kau dan dia sama saja! Cuma bisa bikin orang naik darah!" lanjutnya seraya menunjuk mereka berdua secara bergantian.

Setelahnya Crystal bergegas ke kamar meninggalkan Lizzy dan Saga yang berpandangan. Tak ada pembicaraan terjadi sehingga Lizzy memutuskan kontak pandangan dengan berjalan naik tangga sedang Saga tampak bertanya-tanya, ia mencoba untuk mengerti perkataan sang kekasih.

Lizzy bergerak ke dalam kamar sekedar meraih ponsel lalu menghubungi seseorang. Agak lama menunggu panggilannya diterima sampai suara seseorang menyapa, "Halo!"

"Halo Gail," balas Lizzy tenang.

"Lizzy, kau ada di mana sekarang? Dari tadi aku mencarimu keliling taman hiburan tapi kau tak ada."

"Ah maaf, aku sudah berada di rumah karena Saga memaksaku untuk pulang dengannya. Ngomong-ngomong dari tadi kau bersama siapa?" tanya wanita itu menyelidik.

Romansa NakalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang