TSOL: 20. MALU

452 21 0
                                    

Typo tandai
Happy reading

-TSOL-

"BANGSAT LO VE! kalau lo mau cobain produk mending coba aja ke badan lo, jangan gue setan!"

Setelah sesi waxing tadi leon langsung mandi dan merasakan sensasi berbeda pada tubuhnya, dia dengan cepat memakai kemeja yang sudah vero siapkan untuknya, langsung naik dan  bergelung dengan selimut di atas ranjang

"Kalo yang lain bisa aja tapi kalo cream waxing ngga dulu, gue kan dominan lo harusnya gagah berbulu" jika kalian berfikir leon mandi sendirian kalian salah dia mandi bersama dengan vero, hanya mandi  dan hitung-hitung modus hehe..

Gagah berbulu? Gagah berbulu!

"Terserah lo anjing ah! Tangan sama kaki gue jadi merinding" leon baru tau karena baru pertama kali baginya ternyata waxing membuat kulit menjadi lebih sensitif terhadap udara, buat para perempuan kalian kuat sekali

"Terus kalo ketek lo sama itu-" leon melotot horor "-dingin ga?" Ucapnya dengan menatap selangkangan leon dengan memainkan alisnya menggoda

"Bisa ngga si yang keluar dari mulut lo itu kata-kata yang bener?" Leon memejamkan matanya menahan dingin dan kesal karena ucapan yang keluar dari mulut leon sungguh tidak ada gunanya.

"Kan gue cuman nanya lo aja yang sensitif"

Dua menit berlalu, leon masih bergelung dengan selimutnya dia bingung ingin melakukan apa, sedangkan vero sedang duduk di sofa dengan memainkan ponselnya entah sedang bertukar pesan dengan siapa sehingga sangat fokus sedari tadi dia belum mengenakan pakaian hanya handuk yang melilit di pinggang hingga kakinya

"Ve, pinjem hp lo sini" ucapnya memecah keheningan

"Buat apaan" vero menegakan tubuhnya yang sedari tadi menunduk menatap ponsel

"Gue bosen" keluhnya

"Hp lo emang kemana?"

"Ngga tau, gue takut buka hp, gue ngga bisa jawab fely nanti kalo dia nanyain..." Leon berucap dengan menunduk gelisah, dirinya merasa tidak berguna sebagai pacar, bukannya menghabiskan waktu dengan fely malah dirinya asyik bersama dengan vero

"...kalo ngga boleh ngga papa sih lo pasti punya privasi, atau mungkin lo nyimpen cewe kan, ngaku aja lo" vero mendengarkan dengan mengenakan pakaiannya, dia menghela nafas dia bahkan belum mengucapkan apa-apa tapi leon sudah berpikir seperti itu

"Kalo beneran kenapa? Lo cemburu" leon dengan cepat menggeleng lucu

Dia berjalan mendekat memberikan ponselnya kepada leon untuk di mainkan, berdiri di samping leon dan mendongakkan kepala leon agar menatapnya

"Kalo ngomong tuh pelan-pelan gue belum bilang apa-apa, lo boleh pinjem hp gue, kalo soal cewe gue ngga punya. gue udah cukup punya lo" ucapnya mencubit pipi leon dan mengusap kepalanya dengan sayang

"Ish, sakit pipi gue. Lagian lo ngga usah deh gombal" leon berucap tanpa menghadap vero dengan menggaruk pipinya yang baru saja vero cubit, dia sedang sibuk membuka aplikasi chatting yang ada di ponsel milik vero

"Gue ngga gombal gue serius li" ucapnya mengamati leon yang sedang sibuk dengan ponsel di tangannya, leon mengangguk saja malas menanggapi

Saat dia membuka aplikasi hijau berlogo telepon matanya langsung menatap notifikasi yang masuk dari grup yang berisikan dirinya, vero, ferry, riko dan kevin.

Dirinya salah fokus dengan nama yang vero berikan di kontaknya

"My guy apaan, alay banget" dia menatap vero dengan raut wajah jijik, bagaimana tidak nama teman-teman lain di grup semuanya vero bernama normal sedangkan dia my guy dengan emoticon love di belakang membuatnya ingin muntah, sedangkan vero hanya tersenyum dengan menatap balik leon setelah itu mengusapi kepala leon kembali

The selfishness of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang