TSOL: 25. WHO

358 22 0
                                    

Hallo pembaca sekalian, nara mau promosi nih. Nara udah bikin cerita baru cek profil ya judulnya S H I R E N  bisa di cek ya, selamat membacaa(⁠◠⁠‿⁠・⁠)⁠—⁠☆

Typo tandai
Happy reading

-TSOL-

Paginya, leon berniat akan pergi ke sekolah, namun setelah melihat jadwalnya yang ternyata jam pertama adalah jam olahraga dan keadaan lehernya tidak memungkinkan untuk sekolah, leon memutuskan untuk izin tidak masuk sekolah.

Dia berjalan dengan malas, ke arah lemari mengambil jaket dan memakainya, lalu memutuskan untuk pergi ke dapur

"loh, leon. Leon kenapa engga berangkat ke sekolah?" Ibu leon baru saja keluar dari dapur, memandang jam yang menempel pada dinding, biasanya jam segini leon sudah siap dengan seragam namun sekarang leon masih mengenakan celana tidur dengan atasan jaket

"Emm..engga bu, leon lagi sedikit engga enak badan" leon memandang ibunya, sedikit kaku. Kenapa dia tidak bisa berperilaku seperti biasanya

"Ya sudah, leon istirahat aja di kamar nanti ibu ke atas bawain kamu bubur" leon tersenyum, sembari menggaruk kepalanya

Sial! gara-gara vero dirinya jadi canggung

-TSOL-

Sedangkan vero di sekolah sedang asyik memakan sarapannya sendirian, tidak lama setelah itu ferry dan riko datang menghampiri vero

"Leon kemana engga biasanya dia jam segini belum berangkat" tanya riko, setelah duduk di hadapan vero

"Dia engga masuk"

"Lah, ngapa?"

"Gue tebak pasti lo ninggalin cupang" vero tidak menjawab dia hanya menganggukkan kepalanya sembari menyendok kan nasi gorengnya ke dalam mulut

Vero meninggalkan sendoknya di dalam mulut lalu mengeluarkan ponselnya yang bergetar di sakunya

Myguy

Gara-gara lo sialan, gue jadi canggung sama ortu gue
07.56

Gitu aja chat gue, bilang aja lo pengin chat gue kan?
07.56

Sialan lo
07.57

Harusnya lo berangkat Ferry sama riko nyariin lo
07.57

Gue engga berangkat juga gara-gara lo ya setan
07.57

Mau di tambah lagi?
07.57

Stres lo
07.57

Iya, gue juga sayang sama lo
07.57

Gila.
07.57

Vero tersenyum mengeluarkan sendok yang ada di mulutnya, meletakan ponselnya di atas meja dan melanjutkan sesi makannya

"Dih napa lo senyum-senyum sendiri, kesambet lo"

"Biasa lah, paling tadi pawangnya yang ngechat"

The selfishness of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang