TSOL: 39. KAPAN BERAKHIR?

238 22 4
                                    

Typo tandai
Happy reading

-TSOL-

5 tahun kemudian

Dalam sebuah ruangan gelap tanpa cahaya, penuh kesunyian dan tanpa harapan dari si penghuni

Lelah, dendam, amarah,  cinta dan rasa penyesalan terbendung menjadi satu

Hari demi hari dia habiskan dengan rasa penyesalan yang begitu amat, leon selalu berfikir kenapa dulu dia amat sangat mencintai vero hingga dia buta akan segalanya

Orang yang telah merenggut segala kebahagiaan, masa depan, dan pita suaranya

Semuanya bermula dari 5 tahun silam, leon yang sedang mencoba kabur di bantu sang bibi yang sudah dia anggap seperti ibu keduanya nya sendiri tewas di bunuh oleh orang tersayangnya, vero.

Sejak hari itu perasaan cintanya pada vero telah menguap,

Vero yang sekarang ternyata bukan veronya yang dahulu. walaupun tidak jauh berbeda, namun veronya masih memiliki rasa kemanusiaan tidak seperti sekarang vero yang kejam dan tidak pnya hati

Bagaimana tidak setelah membunuh bi ina, leon yang syok langsung berteriak dan mencengkram kerah baju vero dan langsung mengancamnya akan melaporkannya ke polisi

Lalu vero langsung memutar balikan keadaan dengan menyeret leon memasuki kamar dan mencekokinya dengan obat yang akan membuat leon bisu

Tenggorokannya panas, serasa terbakar.

Suara leon yang terakhir vero dengar adalah ucapan kebencian yang leon ucapkan dengan Sorot mata penuh kebencian dan lantang, karna terlalu kesal vero mencekik leher leon hingga leon pun tidak sadarkan diri.

Beberapa jam kemudian leon sadar dan dirinya sudah tidak dapat mengeluarkan suaranya lagi

Dirinya di ikat pada papan kayu melintang membentuk huruf x tanpa busana

Kamar tanpa ventilasi udara dan cahaya menjadi saksi bisu betapa tersiksanya leon selama 5 tahun terakhir ini

-TSOL-

Berita tentang kasus penculikan dan pemerkosaan kini kian marak vero yang tengah bersantai bersama anaknya- jehan pun memperhatikan berita tersebut dengan serius, namun dengan raut wajah yang tampak meremehkan sang polisi

"-polisi berhasil mengamankan kelima pelaku pemerkosaan bocah laki-laki berusia 17 tahun tersebut'

"Daddy, nanti kalo ehan udah gede ehan mau jadi polisi keren kaya om yang di tv"

"Kau itu masih kecil sayang, tidak perlu memikirkan kau akan jadi apa nantinya, seiring berjalannya waktu cita² mu itu akan berganti. Lebih baik kau bermain saja dengan bolamu okeyy" ucapnya dengan senyuman manis dan acungan jempol

Jehan pun langsung menendang bolanya dan berlari mengejar bola tersebut hingga ke lorong kamar

Jika kalian bertanya di mana ibu jehan, dia sedang keluar bersama teman²nya

Vero yang merasa sudah tidak mendengar langkah kaki jehan lagi, langsung bergegas beranjak dari sofa dan mencari jehan

"Sayangg, anak Daddy kenapa main di situ"

"Daddy ini kamar siapa kenapa jehan tidak pernah melihat pintunya di bukaa"

"Pintu itu memang tidak bisa di buka, karena di dalamnya ada monster"

"Monster? Seperti yang ada di film? Kenapa Daddy mempunyai monster?"

"Karena... Daddy menyukai monster"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The selfishness of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang