TSOL: 38. KECEWA

369 30 8
                                    

Huhu..sedih bngt nara lagi bingung cerita ini mau di bawa kemana. niat awal nara udah ngga mau lanjutin TSOL lagi karena bingung sama alurnya

Ini aja ngga genap 1k word cuman 800an(⁠╯⁠︵⁠╰⁠,⁠)

Semoga suka yaa..

Typo tandai
Happy reading

-TSOL-

Setelah leon bercerita panjang lebar dengan bi ina, tiba-tiba saja bi ina pergi begitu saja dengan terburu-buru. Katanya dia lupa membiarkan air kran di kamarnya menyala

Karena terburu-buru bi ina sampai lupa membawa piring serta gelas kotor milik leon kebawah

Jadi dengan terpaksa leon harus keluar kamar dan membawa piring dan gelas kotornya ke bawah sendiri

Leon menarik nafas dalam-dalam, mencoba memberanikan diri dan berharap jika dirinya tidak bertemu dengan vero maupun istrinya

Namun sepertinya hari ini adalah hari sialnya, dia berpapasan dengan istri kekasihnya di lorong lantai dua

Mood leon seketika memburuk, dirinya berjalan begitu saja melewati istri kekasihnya yang tengah memandang dengan tatapan bingung

"Hei, tunggu sebentar" ucapnya mencekal lengan leon dengan lembut

"Aku tidak pernah melihat mu sebelumnya?"

"Bukan urusan lo" ucapnya dongkol

"Hey aku bertanya baik-baik"

"Pergi lo sialan!"

Akh..

Karena merasa jengkel dengan wanita di depannya yang berstatus sebagai istri dari kekasihnya leon dengan tidak sengaja mendorongnya

Walaupun dirinya adalah seorang sub, leon tetaplah laki-laki yang memiliki tenaga melebihi perempuan

Leon terkejut dengan cepat leon mengulurkan tangannya mengingat jika wanita di depannya ini sedang hamil

"Hei lo ngga apa-apa? Gu-"

"Apa yang Lo lakuin?!" Namun kesialan leon ternyata belum selesai, sekarang kekasihnya malah datang, dan pasti akan salah paham padanya

"Ve/Vero" ucap keduanya

Vero merengkuh pinggang istrinya membantunya agar bangun "Lo apain istri gue sialan?! Gue tanya sama lo!"

"g-gue..."Mulutnya kelu, dia terlalu rindu pada sosok di depannya

"Lo bis-"

"Shhh..Ve-vero pinggang gue sakit,..shh.."

"Awas aja. Sampe terjadi sesuatu sama istri gue abis lo!"

"A-apa?" Begitu kata sarkas tersebut keluar dari mulut vero. air matanya langsung tidak bisa dia bendung, hatinya sakit ternyata selama ini dia hanya memendam rindu sendirian

Orang yang selalu dia tangisi setiap malam, orang yang sudah mengambil hatinya, orang yang dengan lancangnya merubah orientasi seksualnya, orang yang mati matian membuat leon percaya jika dia akan selalu di sisinya

Veronya sekarang sudah berpaling meninggalkan leon sendirian dalam keterpurukan, menggoreskan luka mendalam di hatinya

Leon menangis. masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya dengan kasar, piring yang seharusnya berada di dapur leon lempar tepat mengenai fotonya dan vero yang membuat kaca bingkai pecah tak berbentuk di atas lantai

Tubuhnya ambruk memeluk lutut dan kembali terisak dengan keras sembari memukuli kepalanya

Beberapa jam kemudian. Leon sudah sedikit tenang dengan luka sayatan di tangannya leon, memandang kosong fotonya dengan sang kekasih yang kini telah hancur

Brakkk

Leon tidak terkejut. Malah dirinya sudah menyangka jika vero akan datang untuk memarahinya

Leon terkekeh, jika seperti ini seharusnya sudah dari kemarin dia melukai istri kekasihnya agar kekasihnya mau datang menghampirinya

"Lo apa-apaan sih?! HAH?!"

"Maksud lo apa bikin livia sampai jatuh kaya tadi?! Lo gila ya?!"

"Kenapa diem aja? Jawab! Lo bisu sekarang?!"

"IYA! GUE UDAH GILA, GUE GILA VERO! DAN SEMUANYA KARENA LO! KARENA LO YANG BUAT GUE CINTA SAMA LO!" Suara nyaring leon terdengar, dengan isakan memilukan yang jika siapa pun mendengarnya pasti tau jika luka yang ditorehkan padanya begitu menyakitkan

"KENAPA? KENAPA DULU LO BUAT GUE JATUH CINTA SAMA LO KALO AKHIRNYA LO NIKAH SAMA PEREMPUAN?!"

"JAWAB SIALAN! GUE NANYA!?"

"Ini semua demi kita li, lo harus ngerti!" Ucap vero lirih memalingkan mukanya

"Apa? APA YANG HARUS GUE NGERTI?!..."

"...HARUS NGERTI KALO PACAR GUE. ORANG YANG DULU MATI MATIAN BIKIN GUE CINTA TAPI SEKARANG DIA UDAH JADI MILIK ORANG LAIN GITU?!"

"LO NGGA MIKIR GIMANA GUE UDAH NGERTIIN LO SEJAUH INI?! GUE BERTAHAN DI SINI! DI KURUNG?! BAHKAN GUE TAKUT BUAT SEKEDAR KELUAR DARI KAMAR! GUE TAKUT, GUE TAKUT KALO GUE SAMPE LIAT ORANG YANG GUE CINTA KETAWA LEPAS SAMA ISTRINYA DI RUMAH INI! DIRUMAH YANG KATA LO DULU BAKAL JADI RUMAH KITA! KITA BERDUA VERO! "

"LO JAHAT TAU NGGA!"

"TOLONG BIARIN GUE PERGI VE. TOLONG!" tubuh leon jatuh tersimpuh memeluk lutut vero dengan bahu bergetar, tangisannya pecah. Hatinya sudah tidak kuat lagi, semuanya sudah di luar kendali leon

"TIAP MALEM GUE NANGISIN LO, NUNGGU LO DATENG BUAT GUE! BERHARAP LO BAKAL MINTA MAAF ATAS KELAKUAN BRENGSEK LO! TAPI APA?! NGGA ADA!"

"BUNUH GUE VE! BUNUHH! GUE CAPE, CAPE!"

-TSOL-

Setelah perbincangan sengit antara dirinya dan leon vero pun kembali ke kamarnya tanpa memperdulikan semua serapahan yang keluar dari mulut leon, bahkan tangisan pilu leon tidak bisa meluluhkan keegoisan seorang vero

"Vero, kamu balik..." Livia tersenyum

"...em-yang tadi itu siapa ro? Aku ngga pernah liat dia sebelumnya"

"Dia- Dia cuman...anak pembantu di sini, udah ngga usah di pikirin..."

"Sekarang lo cuman boleh fokus sama kesehatan kandungan lo, oke? Bisa kan" Jawab vero sembari menangkup wajah sebelah kanan livia, kemudian mengusap pipinya dengan lembut menggunakan jempol

Livia yang merasa tenang pun memejamkan matanya sembari mengangguk

Namun tanpa livia tau orang yang sekarang ada di depannya, orang yang dia pikir orang yang membuatnya tenang, orang yang paling lembut dan sangat menyayanginya adalah orang pertama yang akan menciptakan luka paling dalam bagi dirinya sendiri

To be
continued

Jangan lupa vote dan komen juseooo~
Seuuuu(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

Nara<3
16.juni.2024

The selfishness of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang