Chapter; 10.

1.3K 144 2
                                    

Selamat datang, selamat membaca!

Jangan lupa vote!

















Matahari terbenam, dan di gantikan oleh bulan serta bintang bintang yang bertebaran di langit. Malam ini, sangat cerah, lampu lampu kota mulai menyala. Keindahan kota Jakarta tercipta saat malam hari. Malam ini suasana tidak begitu dingin.

Di salah satu perumahan yang terletak di kompleks elite, nampak ramai dengan mobil - mobil. Malam ini, keluarga besar pak Adhitomo sedang menyelenggarakan acara makan malam bersama. Seluruh keluarga berkumpul di rumah besar milik Pak Adhitomo. Suasana tambah ramai, saat Ashel, Indah, Marsha dan Kathrina ikut hadir di tengah tengah mereka.

Tak hanya di dalam, di luar juga ramai dengan supir supir, bodyguard - bodyguard, dan para ajudan yang sedang menjaga boss mereka. Chiko, berada di teras paviliun nya, ia duduk termenung sembari meminum kopinya.

" Chik, nunduk terus. Kenapa lo? " Ujar Ollan.

" Gabisa berduaan sama ayang, sedih dia" Jawab Zidane sekaligus menggoda Chiko.

" Apaansi, enggak. Gue gapapa kok" Elak Chiko.

Zidane dan Daniel tertawa. Di ikuti oleh yang lain, mereka tertawa karna pipi Chiko memerah. Selepas mengejek Chiko, semua kembali ke urusan masing-masing, termasuk Chiko.

" Ini gue gimana cara nembak Zara, kalo rame gini" Batin Chiko sembari meratapi nasibnya.

Acara makan malam ini, terjadi sangat mendadak. Tidak ada hujan, tidak ada angin, tiba tiba keluarga besar Pak Adhitomo berdatangan dengan membawa beberapa makanan yang akan di masak malam ini. Hal itu, membuat Chiko mengurungkan niatnya untuk menembak Zara.

















Canda tawa, kehebohan serta kericuhan terjadi di keluarga ini. Mereka saling bertukar cerita, sesekali mereka saling melemparkan jokes. Tak lama kemudian, makanan sudah siap dan hadir di tengah tengah mereka.

Salah satu dari mereka, menatap makanan yang juga di sediakan di meja lain. Meja yang bersebelahan dengan meja keluarga besar Pak Adhitomo.

" Om, meja itu buat siapa? " Tanya Sean.

Pak Adhitomo menghentikan kegiatan nya yang ingin mengambil nasi. Ia teringat, meja tersebut untuk para ajudan, supir, dan bodyguard. Namun, lebih tepatnya Pak Adhitomo hanya ingin mengajak Chiko, namun ia tak mau ketahuan bahwa dirinya sedang berusaha membuat Chiko dan Zara saling jatuh cinta, maka dari itu Pak Adhitomo memilih untuk mengundang seluruh nya saja.

Pak Adhitomo, langsung memanggil Daniel.

" Panggil kan seluruh supir, ajudan dan bodyguard yang disini, suruh mereka kesini, dan makan bersama " Ujar Pak Adhitomo kepada Daniel.

" Siap, Jendral. " Jawab Daniel.

Tak berselang lama, para supir, ajudan dan bodyguard tersebut datang. Senyum Zara merekah saat melihat seseorang yang ia cintai. Mereka terlebih dahulu, melakukan hormat kepada Jendral - Jendral mereka. Setelah itu, mereka langsung duduk.

Entah, kebetulan atau memang takdir. Chiko mendapatkan kursi yang berhadapan dengan Zara. Senyum Chiko muncul. Begitupun dengan Zara.

Zidane menyenggol lengan Chiko, Chiko tersadar dan menatap ke arah Zidane.

" Makan nya itu di meja " Ujar Zidane.

" Bukan disono," Lanjut Zidane sembari menujuk Zara yang tengah menyantap makanan nya.

" Iya - iya" Jawab Chiko.

Chiko tersenyum kikuk. Ia mengambil beberapa daging dan sayuran saja. Semenjak menjadi seorang taruna, Chiko memang sedikit menghindari nasi.

𝐂𝐀𝐊𝐑𝐀𝐖𝐀𝐋𝐀 ( 𝐄𝐍𝐃)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang