Chapter; 16

1.2K 131 1
                                    

Selamat datang, selamat membaca.

Jangan lupa vote!

















Matahari mulai menampakan sinarnya, bertanda seluruh manusia harus memulai aktivitas nya untuk hari ini. Udara dingin, menyelimuti pagi ini, udara yang cocok untuk bermalas-malasan dan rebahan di kasur.

Seperti Chiko saat ini, laki laki berpostur tubuh gagah tersebut masih tertidur dengan memeluk guling dan selimut yang menutupi tubuh nya. Chiko sangat suka tidur dengan AC yang sangat dingin, di tambah udara nya yang dingin, membuat tidur Chiko nyenyak, sampai enggan untuk bangun.

Hal itu menjadi suatu keanehan untuk teman teman Chiko. Biasanya, Chiko akan selalu bangun terlebih dahulu dan membangunkan yang lain. Namun, hari ini tidak.

" Zid, Chiko sakit? " Ujar Daniel.

" Gatau gue, lu gak di bangunin? " Tanya Zidane.

" Kagak " Jawab Daniel.

Keduanya saling pandang, bola mata mereka terarah ke kamar Chiko. Tak mau ambil pusing, Zidane dan Daniel langsung keluar dan memberitahu kan kabar ini ke Zara dan Keluarga.

Zidane dan Daniel, berjalan menuju rumah sang Jendral. Bertepatan dengan kedatangan mereka, beberapa anggota keluarga sudah berada di teras rumah.

" Lah? Kak Chiko mana?, Aku chat gak di jawab" Ujar Zara.

" Nah, itu. Kita engga tau, dia belum bangun" Jawab Daniel yang di angguki Zidane.

" Tumben " Guman Zara.

" Yauda, aku kesana dulu ya? " Pamit Zara.

Semuanya mengangguk, raut wajah khawatir tercetak di wajah Zara. Perempuan itu, berjalan menuju ke paviliun Chiko. Sesampainya di paviliun, Zara langsung menuju ke kamar sang kekasih.

Tok... tok.. tok...

" Sayanggg, ayo bangun. Kamu sakit? " Teriak Zara.

Tidak ada jawaban dari sang empunya, membuat Zara semakin khawatir.

" Sayangg, aku masuk ya? " Izin Zara.

Zara langsung meraih knop pintu kamar Chiko, ia membuka dan masuk ke kamar Chiko. Dingin, itulah yang Zara rasakan sangat baru pertama kali masuk kamar Chiko.

" Astaga, dingin banget" Guman Zara.

Sebelum menghampiri sang kekasih, Zara terlebih dahulu menaikan suhu AC, dan membuka tirai jendela. Zara menoleh ke arah kasur, melihat erangan sang pemilik kamar. Gadis itu, berjalan menghampiri sang kekasih dan duduk di pinggir kasur. Tangan Zara langsung memegang kening Chiko.

Kekasih nya itu tidak sakit, hanya tidurnya yang terlalu nyenyak. Zara mengusap pipi Chiko.

" Sayang, ayo bangun. Udah siang" Ucap Zara dengan lembut.

Suara lembut Zara, mampu membangunkan Chiko. Perlahan kedua mata Chiko terbuka. Ia melihat sang kekasih yang tersenyum berada di depannya. Chiko diam, ia menikmati elusan sang kekasih. Yang terasa sangat nyaman. Zara terkekeh pelan.

" Bangun sayang, kamu engga kerja? " Tanya Zara.

" Kerja " Jawab Chiko dengan suara serak nya.

Zara mengangguk, membiarkan sang kekasih untuk mengumpulkan nyawa. Zara beranjak berdiri dari kasur, ia berjalan ke arah lemari Chiko, Zara mengambil seragam Chiko dan memasang atribut atribut Chiko.

Chiko tersenyum, sebentar lagi Zara akan melakukan hal ini setiap pagi, setiap hari.

" Cocok jadi istri " Batin Chiko.

𝐂𝐀𝐊𝐑𝐀𝐖𝐀𝐋𝐀 ( 𝐄𝐍𝐃)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang