Chapter; 15.

1.5K 149 1
                                    

Selamat datang, selamat membaca!

Jangan lupa vote!




















Hari berganti malam. Suasana rumah keluarga Ardhitomo Mahendra sudah sangat ramai. Masing masing dari mereka menyiapkan makanan, alat untuk acara bakar bakar atau bbq-an mereka. Para cewek cewek sibuk menyiapkan bahan makanan sembari mengobrol. Sedangkan para cowok menyiapkan tempat bakaran, dan bersiap untuk menunggu bakaran.

Ardhitomo dan Chiko, sudah kembali sore tadi. Kembali nya mereka tentu saja mengundang banyak tanya. Namun, Pak Ardhitomo maupun Chiko sepakat untuk menyembunyikan hal itu. Apalagi tentang Chiko, yang akan melamar Zara dalam waktu dekat ini. Hanya Chiko, Ardhitomo, Mahendra dan Sadewa saja yang tau tentang hal itu.

Chiko harus melakukan beberapa hal, sebelum melamar sang kekasih.

Chiko bergabung untuk membakar beberapa makanan yang telah di beri bumbu. Sesekali, Chiko melirik ke arah Zara yang tengah mengobrol dengan para sahabat nya. Merasa ada yang memerhatikan, Zara menoleh ke arah Chiko. Chiko tersenyum, ia mengedipkan satu mata nya, dan memberikan flying kiss kepada Zara.

Zara terkekeh, ia seolah olah menangkap flying kiss Chiko dan di taruh di pipi nya. Chiko tertawa, lalu ia membentuk tangannya menjadi hati, dan di beri ke Zara. Lagi, dan lagi Zara tertawa karna tingkah Chiko yang menggemaskan.

Tanpa di sadari oleh Chiko dan Zara, rupanya mereka sedang di perhatikan oleh Zidane. Zidane memutar bola mata malasnya.

" Pacaran nya nanti aja, tuh ayam mau gosong" Cibir Zidane.

Sontak seluruh netra tertuju kepada Zidane, sang pelaku hanya bisa menunduk sembari membalikkan ayam. Sedangkan, Zara ia menunduk, pipi nya memanas. Hatinya terasa sangat hangat.

Tugas membakar di ambil alih oleh Zidane. Chiko berjalan untuk mencuci tangan nya. Setelah membasuh tangan, Chiko berniat untuk menghampiri sang kekasih, namun dengan berat hati niat Chiko tersebut harus ia urungkan. Sebab, Bapak Purna Jendral Mahendra yang terhormat, memanggilnya.

Chiko berjalan menghampiri Mahendra dengan sedikit kesal. Mahendra hanya tertawa, Chiko duduk bersila fi bawah.

" Kenapa muka nya, gitu? " Tanya Sadewa.

" Mau hampirin ceweknya, tapi gajadi karna saya panggil " Jawab Mahendra.

Sadewa terkekeh, ia mengusap rambut Chiko.

" Dasar bucin " Cibir Sadewa.

Ardhitomo hanya terkekeh kedatangan Chiko, berhasil membuat Ayah dan Ayah mertua nya tersenyum dan tidak kaku, kembali.

" Kapan lamar Zara? tadi kakek tanya kok gak di jawab" Ujar Mahendra.

" Ssshutt.. kalo bahas lamar jangan keras keras nanti ketawan" Jawab Chiko sembari bisik.

" Oke, oke. Kembali sana, nanti kakek cht saja " Jawab Mahendra.

Chiko mengangguk, ia berdiri dan menghampiri gadisnya.

" Cantikkuuu, sayangku, cintakuu " Panggil Chiko.

Zara terkekeh, ini bukan pertama kalinya Chiko memanggil seperti itu. Namun, tetap saja ia selalu salah tingkah jika Chiko memanggilnya seperti itu.

" Apa syang? " Jawab Zara.

Chiko duduk di sebelah Zara, ia menyenderkan kepala di bahu sang kekasih. Sembari memainkan rambut Zara, sang empunya hanya tersenyum, ia mengusap wajah sang kekasih, dan membiarkan bayi besar nya ini untuk bergelayut manja kepada dirinya, sedangkan Zara melanjutkan untuk mendengar kan Ashel, yang memang hobi bercerita.

𝐂𝐀𝐊𝐑𝐀𝐖𝐀𝐋𝐀 ( 𝐄𝐍𝐃)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang