Chapter; 14.

1.2K 144 4
                                    

Selamat datang, selamat membaca

Jangan lupa vote, muach😘



















Suara dari komandan upacara menggelegar, memenuhi satu lapangan. Di tambh dengan suara marching band, yang ikut mengiringi dan memeriahkan upacara tersebut. Di bawah terik matahari yang panas, barisan para perwira TNI berkumpul di satu lapangan. Barisan TNI yang kala ini berdiri, adalah barisan yang berhasil naik pangkat satu lebih tinggi.

Chiko, menjadi salah satu perwira termuda yang ikut upacara kenaikan pangkat. Ia mendapatkan kemudahan, bukan karna ia adalah calon menantu sang Jendral, melainkan kinerja Chiko yang sangat bagus dan patut di apresiasi. Bagaimana cara ia mempimpin pasukan kemarin, membuat sang komandan tidak ragu untuk menaikkan pangkat Chiko.

Upacara berlangsung dengan khidmat dan lancar, upacara di tutup dengan penampilan drum corps Akmil, yang tidak lain para adik tingkat Chiko.

Chiko resmi naik pangkat, ia bukan lagi letda ( letnan dua), melainkan lettu ( letnan satu) dengan tanda dua baris balok emas yang berada di pundak. Chiko berjalan dengan gagah dan berwibawa menghampiri Zara dan keluarga. Tak lupa, Chiko memberikan hormat kepada pak Ardhitomo.

Selepas itu, Chiko berjongkok satu kaki. Dan memberikan pangkat nya yang baru ke pak Ardhitomo. pak Ardhitomo tersenyum, ia mengambil pangkat Chiko dan di pasangkan di bahu Chiko.

Chiko berdiri, pria itu beralih ke sang kekasih. Zara nampak sangat cantik sekali, rambutnya di gerai. Tangan Chiko bergerak merapikan anak rambut Zara yang menutupi wajah cantik sang kekasih.

" Mau foto? " Tanya Chiko.

" MAU, MAU" Jawab Zara antusias.

Lalu, Chiko tersenyum. Pria itu tau, bahwa gadisnya sangat suka selfie atau foto. Chiko dan Zara langsung mengambil posisi untuk berfoto, mereka meminta tolong kepada salah satu taruna yang bertugas sebagai pemain drum. Keduanya berfoto mesra, melakukan berbagai gaya, dan di jepret beberapa kali oleh kamera.

Sesi foto berfoto selesai, mereka langsung berniat untuk pulang.

Selama perjalanan, tidak ada pembicaraan di antara mereka. Hanya ada suara radio yang menemani perjalanan mereka membelah kota Jakarta pada siang hari. Pak Ardhitomo tidak mendapatkan akses jalan khusus, sebab ia menggunakan kendaraan pribadi, bukan kendaraan dinas. Mau tak mau, pak Ardhi ikut terjebak macet bersama pengendara lain.

" Oh ya, habis pulang langsung ganti ya chik, ikut om papa" Ujar Pak Ardhi.

" Iya, om pa" Jawab Chiko sembari menjalankan mobilnya.

" Kalian mau kemana? " Tanya Zara.

" Ih, kepo. Urusan laki laki, anak kecil gabole tau" Sungut Pak ardhi.

Chiko tertawa, Zara Menggerutu kesal. Zivalline ikut terkekeh.

Setelah terjebak macet, akhirnya mereka sampai di rumah. Chiko langsung memikirkan mobilnya. Dan di susul Pak Ardhi, istri dan Zara turun. Dan terakhir Chiko.

" Aku pulang dulu ya sayang? mau ganti baju " Ucap Chiko.

" Iya sayang, jangan lupa baju nya di taruh di cucian" Jawab Zara.

" Iya, cantikku. Kamu istirahat " Jawab Chiko.

Zara mengangguk. Chiko tersenyum, ia mengecup kening Zara sebelum pergi. Chiko dan Zara berpisah. Chiko berjalan menuju paviliun nya yang memiliki jarak tidak terlalu jauh.







Tangan Chiko meraih knop pintu, ia membuka dan masuk ke dalam paviliun. Mata Chiko membulat, saat teman teman nya serta kedua adik sepupu, memberikan suprise kecil di dalam rumah.

𝐂𝐀𝐊𝐑𝐀𝐖𝐀𝐋𝐀 ( 𝐄𝐍𝐃)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang