Chapter; 22💍

1.3K 122 4
                                    

Selamat datang hadirin semua, silahkan duduk.

Jangan lupa vote!

















Hari yang di tunggu - tunggu telah datang. Hari dimana Zara dan Chiko mengakhiri masa lajang nya, Chiko sudah bangun sejak pukul tiga tadi, ia bersiap. Para videoghafer pun sudah mulai mengabadikan moment moment yang penting. Tepat pukul enam pagi, Chiko mulai memakai beskap nya dan bersiap untuk menuju ke rumah mempelai.








Zara mulai di make up, semenjak pukul empat tadi. Make up telah selesai, kini Zara mulai memakai kebaya pernikahan nya, tak hanya Zara yang bersiap, seluruh keluarga besar Zara ikut bersiap.

" Cantik banget anak papa " Puji Ardhitomo.

Zara tersenyum.

" Makasih papa " Jawab Zara.

" Jadi, istri yang baik ya nak? hormati suamimu layak nya kau menghormati papa sama mama " Ucap Zivalline.

" Iya, ma. Makasih ya sudah merawat Zara sampai detik ini, makasih sudah bertahan sampai Zara berada di detik ini " Jawab Zara.

" Sama sama, sayang " Jawab Ardhitomo dan Zivalline serempak.

Zara memeluk kedua orang tuanya, tangis bahagia meliputi keluarga kecil tersebut. Mereka berpelukan, sampai Sean menyuruh untuk ke bawah, karena pengantin pria akan segera sampai.

Ardhitomo dan Zivalline langsung merangkul lengan Zara, dan mengantarkan Zara untuk bertemu dan di serahkan kepada Chiko.

















" Para hadirin berbahagia, mari kita sambut pengantin wanita kita pada hari ini, yang sangat cantik dengan menggunakan kebaya nya berwarna putih yang warnanya sepadan dengan mempelai pria " Ujar MC.

" Nampak disana, mempelai pria sudah tidak sabar ingin bertemu dengan mempelai wanitanya. Setelah, tiga hari tidak bertemu " Ucap MC.

Zara dan kedua orang tua, berjalan keluar rumah untuk menemui keluarga mempelai pria. Kedua keluarga berhadapan, Chiko terpesona dengan Zara yang nampak sangat cantik dengan kebaya. Pak Ardhitomo meraih tangan Zara dan di berikan ke Chiko.

" Chiko, hari ini, detik ini, saya berikan putri ku satu satunya kepadamu, putri ku yang sudah aku besarkan selama ini, aku berikan kepada mu. Bahagia kan dia, semampu mu, jangan buat dia menangis, Jika kau sudah tak sanggup, kembalikan dia kepadaku, sebagaimana saya berikan kepadamu" Ujar Ardhitomo.

" Saya menerima Zara, saya siap untuk membahagiakan nya, dan tak pernah membuat nya menangis. Selain menangis bahagia " Jawab Chiko.

Ardhitomo menganggukk, ia menepuk pundak Chiko. Zara berdiri di samping Chiko dengan merangkul lengan Chiko. Lalu, keduanya berjalan menuju pelaminan. Sesampainya di pelaminan, Zara dan Chiko duduk bersanding, di depn mereka sudah ada penghulu serta pak Ardhitomo. Di samping kanan kiri, terdapat saksi pernikahan mereka.

" Mas Chiko " Panggil Penghulu.

" Iya, pak? " Jawab Chiko.

" Sudah lihat calon istrinya belum? " Tanya Penghulu.

" Sudah, pak" Jawab Chiko.

" Cantik? " Tanya Penghulu lagi.

" Cantik, pak" Jawab Chiko.

Penghulu terkekeh, hal ini sedikit meredakan rasa gugup Chiko.

" Gausa gugup, mas. Di bawa santai, dan silahkan menjabat tangan Pak Ardhitomo " Ujar Penghulu.

Chiko membuang nafasnya, ia langsung menjabat tangan pak Ardhitomo. Ardhitomo terkekeh, saat merasakan tangan Chiko yang berkeringat karna gugup.

" Silahkan di mulai"

" Bissmillah, Saya nikahkan engkau Chiko Dirgantara Bin Zareno Dirgantara dengan putri saya Zara putri mahendra binti Ardhitomo Mahendra. Dengan mas kawin seperangkat alat sholat, uang tunai sebesar 900 juta riyal, emas sebesar 5 kg, dan satu buah mobil, di bayar TUNAI! " Ucap Pak Ardhitomo dengan tegas.

" Saya terima nikahnya, Zara putri mahendra binti Ardhitomo Mahendra, dengan mas kawin seperangkat alat sholat, uang tunai sebesar 900 juta riyal, emas sebesar 5 kg, dan satu buah mobil di bayar, TUNAI! " Jawab Chiko dengan satu tarikan nafas.

" Bagaimana para saksi? Sah? " Tanya Penghulu.

" SAHHHHHHHHHHH " Teriak saksi serta seluruh tamu undangan.

" Allhamdulilah, al fatihah " Ucap Penghulu memulai doa.

Doa selesai.

" Silahkan mas Chiko untuk memasang kan cincin pernikahan kepada istrinya " Ucap Penghulu.

Chiko mengambil kotak cincin, ia mengambil cincin dan di pasangkan di jari Zara. Hal yang sama di lakukan oleh Zara, setelah itu Zara menjabat tangan Chiko, dan Chiko mencium kening Zara.

" Selamat ya, mas Chiko dan mba Zara sudah resmi menjadi suami istri " Ucap Penghulu.

Chiko menganggukk, ia tersenyum lega. Selepas itu, keduanya berfoto. Chiko juga sempat pamer cincin kepada teman temannya yang hadir.

Acara selanjutnya, adalah prosesi adat Jawa atau upacara adat. Chiko dan Zara terlebih dahulu berganti baju, selepas itu kedua mempelai kembali bertemu dan melaksanakan prosesi adat Jawa yang pertama, yaitu balangan bantal. Kedua mempelai akan saling melempar gantal, atau sirih yang di ikat benang putih.

Mempelai pria akan melemparkan gantal ke arah dada mempelai wanita sebagai tanda bahwa ia telah menaklukkan hati sang pasangan.

Sedangkan, mempelai wanita akan melemparkan gantal ke arah kaki pasangan, sebagai tanda ia akan berbakti dengan suami.

Prosesi pertama selesai, prosesi selanjutnya. Ngidak endog atau menginjak telur. Prosesi dimana suami menginjak telur mentah dan di bersihkan oleh istri dalam posisi berlutut, prosesi ini memiliki makna kesopanan istri kepada suami nya.

Setelah itu, Chiko membantu Zara untuk bangkit sebagai penghargaan terhadap istri.

Setelah menginjak telur, prosesi selanjutnya adalah sinduran. Pengantin akan berjalan mengenakan kain sindur yang biasanya berwarna putih terdapat renda merah di dalamnya, mempelai berjalan dengan bergandengan tangan dan di tuntun oleh ayah dari mempelai wanita. Prosesi ini memiliki makna keberanian serta gairah dalam menjalani rumah tangga.

Selepas berkeliling, pengantin di berhenti kan di atas panggung pelamin. Prosesi selanjutnya adalah bobot timbang, Chiko dan Zara di arahkan untuk duduk di atas pangkuan pak Ardhitomo, lalu Zivalline naik ke atas panggung.

" Siapa yang lebih berat, pa? " Tanya Zivalline.

" Semua sama aja" Jawab Ardhitomo.

Prosesi ini menandakan bila tidak ada perbedaan kasih sayang kepada kedua mempelai. Selepas itu, Chiko dan Zara langsung turun dari pangkuan pak Ardhitomo.

Prosesi selanjutnya, adalah minum air degan atau air kelapa. Prosesi ini melambangkan air suci dan air kehidupan.

Beriringan dengan keluarga yang meminun air degan, pengantin melakukan prosesi selanjutnya yaitu Kabar kucur, dimana Chiko akan mengucurkan uang receh serta biji bijian kepada Zara, prosesi ini sebagai lambang bahwa sang pria  akan bertanggung jawab menafkahi  keluarga nya, serta menjadi tanggung jawab istri untuk mengelola nya.

Setelah kacar kucur, prosesi selanjutnya adalah dulangan ( Suap - suapan) . Kedua pengantin akan saling menyuapi sebanyak tiga kali. Prosesi ini memiliki arti menaruh harapan bahwa kedua pasangan bisa saling rukun, pengertian, dan tolong menolong dalam menjalani kehidupan pernikahan.

Prosesi adat Jawa di tutup dengan kedua mempelai melaksanakan sungkeman kepada kedua orang tua.

Usai sudah upacara adat Jawa pernikahan Zara dan Chiko. Acara selesai, hadirin dan tamu undangan di persilahkan untuk berfoto dan memakan hidangan yang telah di sediakan.




















Terimakasih yang sudah hadir di acara pernikahan Zara dan Chiko, Samawa buat mempelai.


Jangan lupa vote!



Rujak cireng
[19/07/23]

𝐂𝐀𝐊𝐑𝐀𝐖𝐀𝐋𝐀 ( 𝐄𝐍𝐃)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang