ALANGKAH BAIKNYA
PENCET LOGO BINTANG
TERLEBIH DAHULU********
**********
"Mulai hari ini, aku akan belajar semua tentang agama ini. Kita mulai belajar melalui pondok pesantren."
*****************
Pagi-pagi sekali Syiara dan Faya sudah siap. Syiara dengan gamis warna kuning dan jilbab segi empat berwarna putih yang sedikit dililit, namun menutup dada, juga dengan sepatu sneaker berwarna putih.
Faya dengan gamis biru laut dan jilbab rabani berwarna putih menutup dada dan sebuah sepatu sneaker berwarna putih. Mereka sangat cantik menggunakan gamis, apalagi mereka sama sekali tidak menggunakan make-up.
"Masyaallah, cantiknya," puji Syiara kepada Faya, karena Faya memang sangat cantik.
"Kamu juga," balas Faya. Kosakata Faya dari lo-gue sudah berubah menjadi aku-kamu atau saya-kamu, perlahan-lahan tapi pasti, dia akan mengubah dirinya menjadi lebih baik. Dari yang dulunya suka membuat onar, membuat masalah, sekarang sudah lebih baik dari itu.
"Sayang, diluar ada Abang kamu, nak Rayza," ucap Bu Cici di depan pintu kamar Syiara. "Cantik nya anak-anak Ibu," lanjut Bu Cici dengan pujian, yang membuat Syiara dan Faya tersenyum. memang Bu Cici sudah menganggap Faya seperti anaknya sendiri.
"Iya Bu. Kalau gitu, Faya turun dulu," pamit Faya, yang langsung turun untuk menemui kakak laki-laki ya, Rayza.
Sesampainya di bawah, Faya melihat Rayza sudah duduk diruang tamu bersama Ayahnya Syiara, Pak Hamad.
"Ini Faya nya udah dateng, kalau gitu Om permisi dulu, kalian bicaralah," ucap Pak Hamad mempersilakan, yang diangguki oleh Rayza. Lalu setelahnya Pak Hamad berjalan menuju pintu keluar.
"Makasih Om," ucap Rayza setelah memberi sebuah anggukan.
"Abang," panggil Faya yang sudah duduk di sebelah Abangnya.
"Cantiknya, Adik Abang," puji Rayza. Dapat Rayza akui, Adiknya benar-benar cantik ketika memakai jilbab.
"Makasih." Faya tersenyum. Sejujurnya dia sudah sering dipuji oleh sang Abang, tapi kali ini rasanya lebih senang dari sebelum-sebelumnya. Pertama kali dipuji oleh sang Abang dengan memakai pakaian yang sangat tertutup.
"Mana hp sama black card punya kamu?" tanya Rayza setelah nya.
"Ini." Faya menyodorkan sebuah black card serta handphone nya.
"Belajar yang benar," ujar Rayza setelah mengambil black card serta ponsel adiknya.
"Abang juga belajar yang benar, jaga diri baik-baik, jagain Mama sama Papa juga," ucap Faya yang membuat Rayza tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mualafnya Seorang Gadis Nakal (End-Revisi)
Короткий рассказ©Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang •Plagiat? Dosa! ⚠️TAHAP REVISI⚠️ (SELESAI) = Sudah di Revisi ✔️ = Belum Revisi (Sebelum baca, harap Follow terlebih dahulu. Setelah baca, harap berikan votment.) Bismillahirrahmanirrahim, saya buka cerita ini deng...