41) MSGN (SELESAI)

13.6K 686 7
                                    

41. VILLA DI ATAS BUKIT


⚠️WARNING⚠️
SEBELUM BACA HARAP PENCET
TERLEBIH DAHULU LOGO
BINTANG DI SAMPING KANAN
BAWAH⭐


⚠️WARNING⚠️SEBELUM BACA HARAP PENCETTERLEBIH DAHULU LOGOBINTANG DI SAMPING KANAN BAWAH⭐•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



1. Sudah ibadah apa belum?
Kalau belum, ibadah dulu ya. Dengerin
Omongan aku tuh. Ya... walaupun aku aja
Kadang belum full 5 waktu, setidaknya
Saling mengingatkan lah ya.

لا يختل حياتنا بسبب لا يضطرب عبادتنا
"Tidak teraturnya hidup kita disebabkan tidak teraturnya ibadah kita"

***

Sampai di pesantren, Faizar dan Faya disambut baik oleh para santri di sana. Tapi tidak bagi dua manusia ini. Siapa lagi kalau bukan, Zaza dan Amel.

"Dih, tuh orang ngapain sama Gus Faizar?" gumam Amel yang menatap Faya dengan raut wajah tidak suka.

"Ngapain dia sama calon suami ku?" sinis Zaza.

Faizar yang tengah menatap wajah istrinya dari samping, tidak sengaja mendengar ucapan dua manusia itu, ingin sekali menendang mereka. (Bercanda, Gus Faizar nggak gitu kok:) Maksudnya, Gus Faizar tersenyum sekilas.

"Ini adalah istri saya, Faya." ucap Faizar singkat sambil terus menatap wajah istrinya yang berada di sampingnya.

Ucapan yang dilontarkan oleh Faizar mampu membuat semua orang terkejut.

Sedangkan Faya merasakan salah tingkah akibat tatapan dari Faizar yang tidak henti-hentinya sedari tadi. Apalagi ketika Faizar mengucapkan kalimat yang membuat seluruh santri terkejut. Ah, rasanya dia ingin menenggelamkan wajahnya segeralah.

"Ayo, langsung masuk ke dalam." ucap Ummi Ziana yang membuat Faizar dan Faya mengekor dari belakang.

******

Dua hari ini hubungan Faya dan Faizar berjalan dengan baik.

"Besok kita akan pergi ke villa di bukit." Faizar berbicara sambil menatap sang istri.

"Beneran?" tanya Faya dengan mata yang berbinar.

Faizar menganggukkan kepalanya.

Faya yang kelewat senang, langsung lompat kedalam pelukan sang suami yang sedang duduk.

"Ih Iaz makasih banyak. Sayang Iaz banyak-banyak." Faya memeluk erat sang suami. Faizar yang terkejut karena tiba-tiba sang istri yang lompat ke atas dirinya dan langsung memeluknya dengan erat, berusaha menetralkan detak jantungnya yang sedang berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Ana uhibbuka fillah Zauji," bisik Faya di telinga Faizar yang membuat jantung Faizar kian berdetak lebih cepat. Bahkan pipinya sekarang sudah memerah. Jika istrinya melihat pipinya sekarang, sudah dapat dipastikan Faya akan tertawa.

Memang, dalam dua hari ini rasa canggung Faya hilang jika bersama Faizar.

*****

Sesuai perkataan Faizar kemarin, dirinya memang benar-benar mengajak Faya untuk pergi ke villa di atas bukit. Perjalanan yang mereka tempuh berjalan dengan lancar, tanpa kendala apa pun.

Sampai di atas bukit, Faya begitu bersemangat menikmati semilir angin yang berhembus menerpa jilbab nya.

"Gus, disini dingin, tapi enak," ucap Faya yang tengah tertawa bahagia. Faizar tersenyum menatap sang istri yang tengah tertawa.

"Jangan lari-lari Fazza." peringat Gus Faizar, dirinya takut sang istri bisa terpeleset jika berlari-lari.

"Iaz kita masuk villa yuk," ajak Faya dengan mata yang berbinar. Faizar menganggukkan kepalanya. Tapi, sebelum itu Faizar kian bertanya dulu kepada sang istri, siapa Iaz? Dia selalu lupa menanyakan itu kepada istrinya. Tapi hari ini dia akan menanyakannya.

"Siapa Iaz hmm?" tanya Faizar sambil mengelus pucuk kepala sang istri.

"Ya... Suaminya Faya lah," jawab Faya dengan malu-malu, lalu segera berlalu masuk ke dalam villa meninggalkan sang suami.

Faizar tersenyum mendengar jawaban sang istri, ternyata yang dipanggil istrinya Iaz itu, adalah dirinya. Dengan senyuman yang masih merekah, Faizar menyusul sang istri ke dalam villa.

********

Sekarang mereka berdua sedang duduk santai di dalam kamar villa tersebut. Faya yang tengah berbaring dan Faizar yang tengah duduk sambil membaca buku yang ada di tangannya.

"Iaz itu buku apa sih?" tanya Faya yang kini menatap sang suami.

"Kitab. Disuruh Abi pelajari," ucap Faizar tanpa mengalihkan pandangannya terhadap buku yang dibacanya.

"Kenapa baru dipelajari?" tanya Faya lagi dengan posisinya yang masih berbaring.

"Kemarin-kemarin belum siap." Faizar kembali menjawab tanpa mengalihkan pandangannya terhadap kitab yang sedang dibacanya.

"Kitab apa sih? Kayak seru," gumam Faya, lalu dirinya berdiri menghampiri sang suami. Dia duduk di sebelah Faizar lalu ikut membaca kitab yang dibaca suaminya. Namun tiba-tiba,

Blusshh

Pipi Faya kian memerah seperti tomat, ketika membaca kitab tersebut. Faizar yang melihat itu terkekeh pelan.

"Makanya jangan suka penasaran Fazza." Faizar tertawa pelan melihat ekspresi yang istrinya tunjukkan.

"Gus kok baca begituan?" tanya Faya yang masih berusaha menghilangkan rasa malunya.

"Disuruh Abi," jawab Faizar singkat.

"Ih, Gus baca begituan, mending aku tidur deh." Faya merasa geli sendiri saat tau kitab yang dibaca oleh Faizar.

"Tidurnya jangan lama-lama bentar lagi magrib, saya tinggal ke masjid, kamu mau?" tanya Faizar menggoda sang istri. Reaksi Faya biasa aja tuh.

"Awas aja Iaz ninggalin aku. Aku bakal pulang ke rumah sendirian," ancam Faya yang membuat Faizar lagi-lagi tertawa pelan. Faya tertegun dengan tawa sang suami yang belum pernah di dengarnya. Dia hanya sekedar mendengar kekehan sang suami bukan tawa sang suami. Dan hari ini dia bisa mendengarnya.

Bersambung....

Tinggalkan jejak ⭐⭐
Pokoknya harus ninggalin jejak,
Biar saya lebih semangat bikin cerita
Nya gitu, publish ceritanya maksudnya

29 Oktober 2022
Publish: 27 November 2023
760 kata

Mualafnya Seorang Gadis Nakal (End-Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang