65• Nasihat bibi
⚠️WARNING⚠️
SEBELUM BACA HARAP PENCET
TERLEBIH DAHULU LOGO
BINTANG DI SAMPING KANAN
BAWAH⭐
•
•
••
•
•1. Sudah ibadah apa belum?
Kalau belum, ibadah dulu ya. Dengerin
Omongan aku tuh. Ya... walaupun aku aja
Kadang belum full 5 waktu, setidaknya
Saling mengingatkan lah ya.لا يختل حياتنا بسبب لا يضطرب عبادتنا
"Tidak teraturnya hidup kita disebabkan tidak teraturnya ibadah kita"
•
•
🔹☁️💠☁️🔹"Sholatlah agar hatimu tenang,Istighfarlah
agar kecewamu hilang dan berdoalah agar
bahagiamu segera datang"-Quotes islami 1:01
•
•
🔹☁️💠☁️🔹"Seorang pendosa pun butuh Allah."
-Quotesislam
*******
"TAPI KAN MEMANG BENAR KALAU ABANG GAK PUNYA HAK UNTUK NGELARANG GINA BUAT SUKA SAMA PAMAN."
Gina ikut berteriak didepan wajah sang abi. Agam yang sudah dari tadi menahan emosi segera melayangkan tangannya ingin menampar sang putri, tapi tangannya melayang di udara kala mendengar suara lemah seseorang..
"Hentikan, dia tidak akan sadar jika Abang bermain tangan."
Suara itu terdengar lemah. Dengan muka pucat Faya sedikit berlari turun dari tangga ketika melihat Sang abang akan menampar putrinya sendiri.
Gibran, Agam, dan Gina menoleh ke arah sumber suara. Agam terkejut melihat kehadiran sang Adik ipar.
"Bisa saya berbicara denganmu?" ucap Faya bertanya sambil tersenyum menatap Gina. Gina lantas mengangguk.
🔹☁️💠☁️🔹
Sekarang Faya di bawa Gina ke taman belakang rumah Agam dan Malaikaya.
Faya bertanya dengan lembut kepada Gina. "Bisa cerita padaku apa yang telah kamu buat sampai Abi sama Abang kamu marah?"
"Aku menyukai Paman, dan Abang tidak setuju." jawab Gina yang membuat Faya tersenyum dan memegang erat tangan Gina.
"Gina? Nama kamu Gina?"
"Gina, rasa suka memang tidak ada yang tau. Dia tiba-tiba datang, tiba-tiba pergi. Tapi bukankah rasa cinta tidak akan datang jika kamu tidak membiarkannya datang? Di sini Bibi bukan melarang kamu untuk jatuh cinta. Tapi nak, dengerin Bibi ya. Kamu tidak harus mencintai Paman kamu, apa lagi Paman kamu memiliki istri. Rasa cinta itu akan membuat kamu menjadi jahat nak, rasa cinta yang kamu rasakan adalah hasutan dari iblis.
Rasa cinta kamu terhadap Paman kamu itu tidak wajar. Gina, hapus rasa cinta kamu terhadap Paman kamu. Kamu mau Ummi sama Abi kamu membenci kamu? Tidak kan? Di sini kamu memang salah nak, jadi hapus perasaan itu ya." Faya masih menggenggam erat tangan Gina. Gina mulai meneteskan air matanya ketika mendengar penuturan dari Faya. Benar! Dia salah, dia telah terhasut akan iblis.
"Bibi, makasih udah buat aku sadar. Aku suka cara Bibi nasihatin aku, aku suka Bibi yang jujur dan tidak belibet."
Gina langsung memeluk Faya, walau dia tidak mengenal sebenarnya siapa yang di peluknya ini.
"Satu lagi, kamu nggak boleh kayak tadi yang ngelawan Abang sama Abi kamu," lanjut Faya yang membuat Gina mengangguk dalam pelukannya.
"Boleh Bibi tau siapa Paman kamu itu?"
"Dia Paman Faiz," jawab Gina yang membuat Faya tersenyum mendengar jawaban dari Gina.
"Suami Bibi ternyata ya?" Faya terkekeh pelan.
Gina lantas terkejut dan melepaskan pelukannya dari Faya. Dia terkejut mendengar jawaban bibi yang tidak dikenalnya ini.
Gina lantas menjadi gugup karena terkejut. "M-maksud B-bibi?"
"Ini Bibi, Faya. Kenal kan?"
"Jadi Bibi istri Paman Faiz ya? Maaf ya Bi."
"Eh sudah-sudah, lagi pula Paman kamu sudah punya istri baru kan." Faya tersenyum penuh arti menatap putri dari kakak ipar nya ini.
"Siapa? kok Gina gak tau." Gina merasa bingung, siapa yang dimaksud Bibi nya Faya? Suami baru pamannya Faiz? Bahkan selama ini dia tidak pernah melihat pamannya itu dekat dengan perempuan bahkan dengan dirinya.
"Namanya kalau gak salah kata Ummi kamu, Fahira Adita Sabina." Faya berpikir sejenak
"Fahira Adita Sabina," Gumam Gina dengan berpikir pelan. "Itu kan nama......"
Bersambung.. ☁️☁️☁️
11 November 2023
Publish: 25 Desember 2033
600 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
Mualafnya Seorang Gadis Nakal (End-Revisi)
Nouvelles©Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang •Plagiat? Dosa! ⚠️TAHAP REVISI⚠️ (SELESAI) = Sudah di Revisi ✔️ = Belum Revisi (Sebelum baca, harap Follow terlebih dahulu. Setelah baca, harap berikan votment.) Bismillahirrahmanirrahim, saya buka cerita ini deng...