"Jika kamu memutuskan untuk mencintai dalam diam, maka bersiaplah cemburu dalam senyap dan menangis dalam gelap."
-Selasa, 12 Juli 2023-
***
Silvia berjalan menyusuri koridor yang ramai dengan Randy yang sedari tadi mengikuti di sisi kanan. Keduanya tak saling bicara, Silvia sibuk dengan isi kepalanya sendiri, sedangkan Randy berjalan santai sambil menyapa beberapa kenalan yang dilewati. Sangat kontras, Silvia pendiam dan Randy yang supel.
"Mau langsung ke kelas?" tanya Randy memecah kecanggungan yang mencengkeram setelah mereka meninggalkan rooftop.
Silvia hanya mengangguk sebagai jawaban. "Lo enggak mau ke kelas?"
"Mau ke kantin bentar. Mau nitip sesuatu?" tawar Randy.
"Air mineral dingin. Nanti duitnya gue ganti."
"Gak usah," balas Randy, lalu mengacak pelan rambut Silvia. "Gue pergi dulu." Setelah itu, pemuda jangkung dengan seragam yang tak terkancing itu berlari menjauh.
Silvia mendengkus sebal. Dia hendak mendebat Randy, tapi pemuda itu malah melarikan diri lebih dulu. Randy masih sama menyebalkannya. Sekarang Silvia menjadi tidak enak.
Silvia kembali melanjutkan langkah, memasuki kelas dan disambut sepi. Tak ada satu pun orang yang mengisi ruangan itu. Biasanya masih ada satu dua orang yang tertinggal, tetapi sekarang benar-benar sepi. "Pada ke mana? Bentar lagi bel masuk bunyi padahal."
Gadis berambut sebahu itu segera berjalan menuju tempat duduk, tak ingin berpikir terlalu jauh tentang keberadaan teman-teman kelasnya. Dia mendudukkan diri dan langsung merebahkan kepala ke atas meja. Rasanya sangat lelah, lelah berpura-pura.
Suara langkah kaki yang cukup ramai memasuki kelas membuat Silvia kembali menegakkan tubuh. Dia mendapati keempat sahabatnya yang terlihat seru mengobrol dengan Rivan yang mendorong tubuh Farhan di depannya.
"Woy, Vi!" teriak Rivan yang menyadari keberadaan Silvia.
"Randy mana?" tanya Shyfa yang menyadari Silvia hanya sendirian, harusnya gadis itu bersama Randy.
"Ke kantin. Emang gak papasan?" Silvia malah balik bertanya. Keempat remaja itu sontak menggeleng.
"Vi, tadi pagi lo ke mana? Lo ngehindari Farhan sama Shay?" tanya Rara penasaran. Tak biasanya Silvia masuk mepet dengan jam masuk.
Kedua kening Silvia langsung mengerut. Tadi pagi dia menghindari Randy, tapi kenapa Rara malah berpikir dia menghindari Farhan dan Shyfa? Berpikir sebentar, kini Silvia paham, pasti masalah di grup semalam.
"Masalah semalam?" tanya Silvia memastikan yang mendapat anggukan dari Rara dan Rivan.
"Lo kalau emang enggak suka sama gue enggak usah ngehindar kali," ujar Farhan dengan santainya.
"Yang semalam bikin lo kepikiran sampe enggak enakan sama gue?" tanya Shyfa.
"Padahal gue udah berharap lo beneran suka sama gue, biar gue punya dua istri nanti," cetus Farhan tanpa pikir panjang. Memang itu cuma sekadar candaan, tapi dia langsung mendapat delikan tajam dari sang kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBUAH KISAH DARI HATI YANG PATAH
Fiksi RemajaOrang-orang tahu bahwa Silvia hanya sebatas sahabat untuk Farhan tak pernah lebih. Farhan punya Shyfa di sisinya sekarang sebagai kekasih. Sementara Silvia betah dengan kesendirian karena hatinya masih tertambat pada sosok sang sahabat. Tiba-tiba R...