Bab 35: Juli dan Kebohongan

24 9 0
                                    

"Selalu bersikap baik bukan berarti dia benar-benar baik."

-Kamis, 24 Agustus 2023-

***

"Kita sekelas!" seru Rara heboh sambil berpelukan dengan Silvia.

Dua gadis yang masih terikat hubungan saudara itu tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, nama mereka berurutan dalam daftar nama-nama murid yang akan bergabung di kelas XI IPA 1. Daftar pembagian kelas itu bisa mereka akses melalui website milik sekolah.

Mengurai pelukan itu, keduanya kembali menatap ponsel milik Rara. Mencari nama ketiga teman mereka yang lain. Namun, bukan nama Shyfa dan Farhan ataupun Randy yang mereka dapatkan, melainkan nama Rivan Geovano dan Cheryl Valencia Clarissa.

"Kita sekelas sama mereka. Lo gak papa?" tanya Silvia menatap Rara.

Rara menggeleng sambil menarik sudut bibir untuk melengkung sempurna. "Santai, kan ada lo yang siap ngelindungin gue kalau mereka berdua coba deketin gue lagi."

Silvia tidak akan tertipu oleh senyum Rara karena Silvia bisa menyadari kesedihan di mata sepupunya itu. Namun, Silvia mencoba mengabaikannya, lalu ikut tersenyum. "Kalau mereka coba deketin lo, gue bakal mukul mereka!" kata Silvia menggebu-gebu.

Rara terkekeh pelan.

"Udah, ah, ayo cari nama Shyfa. Dia ada di kelas apa, sih? Bisa-bisanya enggak sekelas sama kita." Rara mengalihkan topik, dia tidak ingin pembahasan tentang Rivan dan Cheryl semakin melebar.

Gue gadis itu mulai membaca daftar murid kelas XI IPA 2, tapi tak juga menemukan apa yang dicari. Beralih ke kelas XI IPA 3 barulah mereka menemukan tiga nama yang berurutan, Randy Genandra, Farhan Aditya, Shyfa Sherly Delisya.

"Mereka bertiga sekelas!" seru Rara. Suasana parkiran yang masih cukup sepi karena masih begitu pagi membuat suara terdengar begitu nyaring.

"Dih, gak asik banget," keluh Silvia.

Rara mencebik, dia berharap sekelas dengan teman-temannya, tapi dia malah ditakdirkan sekelas dengan mantan gebetannya. Rara rasanya ingin mengamuk, tapi mengamuk ke siapa? Tidak mungkin dia menyalahkan Tuhan.

"Mereka datang," ujar Silvia kala melihat dua motor familiar memasuki area parkiran dan berhenti tepat di sebelah mereka.

"Musuhin," bisik Rara. Silvia mengangguk pelan.

Kedua gadis itu kompak memasang wajah datar sembari bersedekap dada.

"Kamu kenapa berangkat duluan?" tanya Randy pada sang kekasih. "Kamu tau Rara baru lancar naik motor, kenapa malah mau diboncengi sama dia?"

"Ngeremehin gue, lo?" tanya Rara sewot.

"Tenang," bisik Silvia pada Rara.

"Sorry, gue alergi berangkat bareng sama murid dari kelas lain," jawab Silvia memutar wajah tak tentu arah yang terpenting tidak bertemu tatapan dengan Randy.

Randy melotot mendengar Silvia kembali menggunakan lo-gue. Randy mencoba memutar otak untuk mengingat apa lagi salahnya sampai Silvia bertingkah seperti itu.

SEBUAH KISAH DARI HATI YANG PATAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang