Bab 32: Juli dan Lukanya

30 9 10
                                    

"Kejutan bulan Juli terlalu menakutkan."

-Minggu, 20 Agustus 2023-

***

"Baru ngerasa salah malam ini? Kemarin ke mana aja?" Kedua tangan Shyfa terlipat di atas perut dengan tatapan sinis tertuju pada Rivan.

"Bukannya kemarin lo ngomong kalau ini salah Rara?" Silvia berdiri di hadapan Rivan untuk menghalangi pemuda itu meraih tangan Rara.

"Lo berdua jangan ikut campur!" Rivan berdecak kesal melihat dua gadis itu. Dia masih menahan diri untuk tidak bertindak kasar pada mereka karena masih mengingat jika mereka seorang perempuan, lagi pula Rivan tidak ingin berakhir baku hantam dengan pawang dua gadis itu.

"Rara bukan cuma sahabat gue, tapi sepupu gue. Wajar gue ikut campur!" Silvia tanpa rasa takut saling melempar tatapan tajam dengan Rivan. Bahkan dia seperti menantang pemuda itu untuk adu jotos.

"Gue cuma pengen ngobrol sama Rara. Gue cuma mau jelasin, itu doang. Kalau lo sama Shyfa kayak gini sampai kapanpun hubungan gue sama Rara enggak akan baik-baik aja." Rivan mengembuskan napas kasar. Tujuannya hanya ingin berbicara dengan Rara bukan berdebat dengan Silvia ataupun Shyfa.

"Hubungan apa yang lo maksud? Ngasih kepastian aja enggak!" satire Shyfa.

Farhan dan Randy menatap kasihan pemuda ber-dimple yang terlihat hampir putus asa itu. Farhan memilih menarik Shyfa untuk menjauh begitupun dengan Randy yang menarik Silvia. Dua gadis itu berusaha berontak bahkan Shyfa sampai tak sengaja mencakar lengan Farhan.

Tidak ingin membuang kesempatan Rivan maju hendak meraih tangan Rara, tapi Rara menghindar bahkan mundur beberapa langkah.

"Jangan maju atau gue pergi?" Rara mengancam.

Sebenarnya dia tidak benar-benar siap berhadapan langsung dengan Rivan, tapi mau sampai kapan dia akan terus menghindar? Rara ingin menyelesaikan semuanya malam ini. Mulai besok, Rara ingin membuka lembaran baru tanpa ada sedikit pun sesuatu yang berkaitan dengan Rivan.

"Oke, gue tetap di sini." Rivan mengalah daripada Rara semakin marah.

"Ra, gue minta maaf karena udah bohongin lo. Maaf udah nyembunyiin dia dari lo. Maaf karena sikap gue selama ini bikin lo berharap lebih ke gue. Gue minta maaf banget." Rivan menatap Rara dengan tatapan sendu. Namun, Rara memalingkan wajah.

"Gue mau perbaiki kesalahan gue. Gue enggak mau kita musuhan gini, gue mau kita bisa temanan lagi." Rivan masih berharap jika semua akan tetap sama, meskipun kini Rivan sudah memiliki Cheryl. Rasanya tidak enak dijauhi teman sendiri.

"Apa yang mau lo perbaiki? Semua udah hancur!" Rara mengepalkan kedua tangan, menahan gejolak amarahan di dada.

Rara memberanikan diri memandang Rivan. Rasa aneh dan tak nyaman langsung mendekap diri. Namun, Rara berusaha bertahan pada posisi itu beberapa saat.

"Ibarat cermin yang udah pecah menjadi bagian-bagian kecil terus lo maksa buat nyusun supaya utuh kembali, percuma itu cuma bakal ngelukain lo dan semua enggak akan kembali semula kayak yang lo mau. Pasti ada aja retakan yang tersisa atau ada salah satu serpihan yang hilang dan suatu saat serpihan itu yang bakal ngelukain orang di sekitarnya."

SEBUAH KISAH DARI HATI YANG PATAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang