"Pastikan lakukan hal yang tidak akan membuatmu menyesal lagi."
–Chika–
💜
Attention!
Ini adalah cerita fiksi di mana reader diharapkan bisa lebih bijak. Ambil baiknya, buang buruknya. Cerita ini diharapkan bisa menjadi hiburan sekaligus reader bisa menangkap pesan-pesan moral di dalamnya.
Thank you.
Oh, ya, sebelumnya jangan lupa encerkan otak sebelum membaca. Perjalanan waktu yang tidak hanya sekali bisa membuatmu ketagihan, eh!
Selamat Membaca!
(人 •͈ᴗ•͈)
AROMA manis bercampur pahit khas cokelat menguar kuat. Tercium dari sebuah kedai kecil yang sederhana di kompleks Permata Pelangi. Seorang wanita bersurai hitam panjang terlihat tengah mengaduk lelehan cokelat dengan api sedang. Sesekali ia mencoleknya dengan jari kelingking. Jika dirasa kurang pas di lidah, wanita itu akan menambahkan gula atau susu.
"Nona Chika, kita mendapat pesanan brownies 50 pak."
Wanita tadi menoleh. Kerutan kecil di dahinya terpampang jelas. "Sudah aku bilang berapa kali? Jangan panggil aku Nona. Panggil nama aja."
Lelaki berkulit putih itu mengangguk canggung. "Maaf, Chika Izumi."
Chika mendesah. "Enggak pakai lengkap juga."
Lelaki itu tersenyum memaksa. Si pelayan pribadi Chika, Rheo.
"Ambilkan tongkat unguku."
Chika kembali mengaduk, sedangkan Rheo bergegas mengambil tongkat kayu yang ramping di gudang. Setelahnya, ia berikan pada sang majikan.
"Makasih." Chika mengayunkan tongkat itu sambil menggumam, membaca mantera.
Cokelat pun berpendar ungu tanda sihir Chika telah merasuk ke dalam panganan itu. Bibirnya mengulas senyum tipis, berharap cokelat berharganya benar-benar berhasil.
"Yoga belum datang?"
Chika menoleh sambil menunjuk cetakan bulat di sebelah Rheo. Lelaki hidung mancung itu sangat paham dengan kode majikannya. Dengan cekatan, ia mengambilnya lalu memberikannya pada Chika.
"Belum, No, ehm. Chika." Rheo menggaruk pelipisnya. "Dia bilang akan terlambat."
"Yang benar aja. Sebentar lagi waktu jam buka."
"Biar aku saja yang melayani pelanggan."
Chika menyipitkan mata. Bukannya tidak percaya. Bahkan wajah Rheo yang tidak kalah tampan dari Yoga sudah dipastikan dapat memikat para pelanggan. Ceroboh juga tidak. Hanya bodoh dalam menghitung. Sedangkan Chika hanya diperbolehkan bertemu dengan calon pelanggan yang akan memakan hidangan khusus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truffle Time✓ (Tamat)🌹
FantasyChika Izumi, pemilik kedai cokelat di kompleks Permata Pelangi. Ada satu menu yang dijual terpisah-hanya jam 10 malam dan sangat mahal. Bukan cokelat biasa, tetapi cokelat yang dapat membawa manusia kembali ke masa lalu. Truffle Time. Chika berusaha...