"Jalanmu di masa depan ditentukan oleh setiap pilihanmu saat ini."
–Chika–
💜
CHIKA menyuap sesendok es krim vanila ke dalam mulut. Matanya memejam sambil tersenyum menikmati. Kedai es krim Mbok Darso ini benar-benar legenda! Chika sangat menyukai es di sini dan bertahan sampai ke tahun 2023. Apalagi katanya ini sudah ada sejak tahun 1980-an.
"Bisa-bisanya kamu makan es di saat genting," protes Yoga yang belum menyentuh esnya sama sekali.
Chika membuka mata. Kedua alisnya terangkat. "Genting dari mana?"
Saat Yoga hendak protes kembali, Chika memotongnya.
"Saat ini mereka justru sedang bersenang-senang." Chika menopang dagu. "Jadi curiga kamu nggak pernah merasakan sweet seventeen?"
"Jangan menghinaku," kata Yoga yang kemudian menyuap sesendok es krim cokelat.
"Mungkin mereka memang bersenang-senang," komentar Rheo, "tapi justru saat ini 'kan awal mulanya?"
"Kita hanya akan memantaunya. Biar dia selesaikan sendiri." Chika menghabiskan esnya. Lalu meneguk segelas air mineral.
"Kamu yakin tidak ingin turun langsung? Kemungkinan saat ini Gildan berhadapan dengan pelakunya."
"Dia bakal baik-baik aja." Chika meletakkan gelasnya. "Karena itu kita memantaunya. Saat memang sangat dibutuhkan, kita turun langsung."
Yap. Begitulah mereka yang terus mengawasi pergerakan Gildan. Sedangkan sang klien, sibuk mencari tahu saat Havina mulai berubah.
Sampai akhirnya, Gildan menemukan sesuatu. Cowok itu melihat Havina sedang berdiri di pinggir atap sekolah. Gildan cepat-cepat ke atas. Berlari dan menyelamatkan gadis itu. Mungkin, lebih tepatnya Havina memang belum melakukan apa pun. Hanya berdiri. Mengingat di masa yang diketahui Gildan, gadis itu masih hidup sehat saat keluar dari sekolah.
"Ngapain kamu?" sembur Havina sambil mundur dengan wajah yang memucat.
Gildan sedikit terheran, lalu berdecak. "Kamu yang ngapain? Jangan berbuat hal bodoh!"
"Apaan, sih? Kayak kakek-kakek aja," canda gadis itu dengan nada yang bergetar, kemudian hendak berbalik meninggalkan atap. Gildan pun mencekalnya dengan cepat.
"Aku mau kita bicara."
Havina menepisnya, membuat Gildan makin curiga.
"Apa yang sebenarnya terjadi sama kamu?"
"A-apa maksudmu?" gagap Havina yang terus menoleh ke sana kemari. Ia bahkan memeluk diri.
Gildan mendekat. "Kamu aneh. Kamu bisa cerita ke—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Truffle Time✓ (Tamat)🌹
FantasyChika Izumi, pemilik kedai cokelat di kompleks Permata Pelangi. Ada satu menu yang dijual terpisah-hanya jam 10 malam dan sangat mahal. Bukan cokelat biasa, tetapi cokelat yang dapat membawa manusia kembali ke masa lalu. Truffle Time. Chika berusaha...