"I miss you so much, My Love!"
–Mansige–
💛
"GILA kamu, Chika!"
Yoga berjalan mondar-mandir sambil terus menyebutkan sumpah serapah. Benar-benar tidak peduli sedang bicara dengan siapa.
"Kamu mau dipotong gaji?" ancam Chika.
Yoga berhenti, kemudian mendekat. "Bodo amat! Pokoknya balikin tuh penyihir gila ke dunianya!"
"Aku pastikan itu setelah satu minggu."
"Kelamaan," protes Yoga, "lagian kenapa kamu percaya gitu aja sama si ular licik itu?"
Sebelah alis Chika terangkat. "Apa yang salah jika aku berharap klienku kembali?"
Yoga terdiam. Chika menambahkan. "Benda pusakanya juga berada dalam genggamanku. Tanpa tongkat itu, dia nggak akan menyakiti orang lain. Aku yakin itu."
Raut muka Yoga masih terlihat kesal. Sedangkan Rheo yang diam mengamati sejak tadi akhirnya mendekat, menyentuh pundak Yoga.
"Setidaknya kalau kamu nggak percaya Meirin, kamu harus percaya Chika."
Yoga mengulum bibirnya. Benar juga yang dikatakan cowok introver itu. Ia mendesah. "Ya sudahlah. Kalau ada apa-apa jangan nangis."
Chika berdecih. "Enak saja! Aku nggak selemah itu!"
Yoga mencibir tak percaya, sedangkan Rheo hanya mengibaskan tangan pada bosnya—memberi kode untuk mengabaikan perkataan Yoga. Chika hanya mengedikkan bahu tak peduli. Ia memilih membaca majalah kuliner dengan santai.
Entah kenapa hari ini kedai begitu sepi. Baik pelanggan umum apalagi khusus. Aneh saja, ini hari Sabtu. Biasanya kedai sangat ramai. Tidak mungkin, kan, Meirin ...?
Tidak, tidak. Chika menepis pikiran buruk. Tongkat Meirin masih aman bersamanya. Mungkin saja di luar sana ada kedai yang baru, bukan? Chika malas untuk mengeceknya. Lihat saja bagaimana ke depannya. Jika makin sepi, barulah Chika melihat keadaan. Bagaimanapun dia tetap seorang pengusaha, bukan?
Suara pintu terbuka. Chika menyuruh Yoga menyambut pelanggan. Belum sampai ia ke ruang depan, seorang pria—dengan potongan rambut ikal pirang putih—datang menerobos ruang makan.
"Eh, eh! Pelanggan dilarang masuk sini!" protes Yoga yang panik karena Chika dalam keadaan bare faced pula.
Namun, Chika malah menghentikan Yoga. Dia berdiri dan mendekati pelanggan itu. "Kamu ...."
"Apa kabar, Chika? I miss you so much, My Love!"
Pria dalam balutan jubah hitam itu memeluk mesra tanpa peduli orang-orang di sekitarnya. Chika hanya diam sesaat, membuat dua pegawainya berpikir macam-macam. Kemudian, dia mendorong lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truffle Time✓ (Tamat)🌹
FantasíaChika Izumi, pemilik kedai cokelat di kompleks Permata Pelangi. Ada satu menu yang dijual terpisah-hanya jam 10 malam dan sangat mahal. Bukan cokelat biasa, tetapi cokelat yang dapat membawa manusia kembali ke masa lalu. Truffle Time. Chika berusaha...