"Ini pertarunganku denganmu. Jangan libatkan yang lain!"
–Chika–
💜
SAGA membuka matanya. Pandangannya agak buram, tetapi perlahan menjernih setelah beberapa kali berkedip. Sebuah ruangan usang tak dikenal tertangkap kornea matanya yang hitam. Namun, yang paling penting adalah tubuhnya.
"Apa ini?"
Saga menyadari dirinya terikat. Jantungnya berdetak lebih cepat. Tangan dan kakinya juga saling digesekkan, berharap tali kasar yang mengikatnya bisa terlepas. Saga mencoba mengingat apa yang terjadi.
"Sudah bangun rupanya."
Saga mendongak. Seseorang berdiri di ambang pintu. Perempuan yang cantik, tetapi bukan seleranya. Siapa dia? Saga tak mengingatnya, tetapi perasaanya kian panik. Ada apa ini?
"Siapa kamu?"
Meirin tersenyum. "Aku nggak perlu menjawabmu. Lagian kamu hanyalah pionku."
Pion? Apa maksudnya? Wanita gila! Saga ingin berteriak dan meminta melepaskan ikatannya, tetapi lidahnya kelu. Entah kenapa dia begitu takut dengan makhluk imut di depannya.
"Ah!" Meirin menoleh ke arah lain. "Sepertinya tamu yang aku tunggu datang juga."
Meirin kembali menoleh. "Selamat bernostalgia, meski kamu nggak akan mengingatnya," katanya dengan tatapan menyebalkan. Meninggalkan Saga yang kebingungan.
Meirin kemudian pergi menyambut para tamu. Ia bersidekap sambil mengibaskan kuncir kudanya. "Wow! Paket lengkap."
"Sudah main-mainnya, Meirin!" serobot Chika yang sudah tak tahan lagi dengan kelakuan perempuan di depannya.
"Aku nggak bermain, aku serius. Serius untuk menghancurkanmu, Chika!"
Meirin menurunkan tangannya. Sedangkan Chika mengangkat tongkatnya. "Menyerahlah, atau kamu yang akan hancur!"
Meirin menunjuk belakang. "Begitu kamu menyerang, manusia di sana akan menghilang. Bagaimana?"
Chika membeku. Yoga menggeram. "Mana Saga?"
"Cek aja sendiri." Meirin memasuki gedung tua, lalu menunjukkan sebuah ruangan di mana Saga disekap.
Yoga segera masuk dan berusaha melepaskan ikatan Saga. Namun, ada yang aneh. Talinya susah lepas!
Meirin terbahak. "Tak ada manusia yang bisa membukanya, Bodoh!"
"Meirin!" geram Chika, "lepaskan dia! Dia nggak bersalah."
"Ah," kata Meirin sambil mendongakkan dagu, "jadi siapa yang salah di sini? Kamu?"
"Meirin!"
"Sudah kubilang, aku akan membuatmu hancur!" Meirin meraih tongkat yang ada di atas meja di dekatnya, lalu menyihir ke arah ruangan disekapnya Saga. Tiba-tiba, runtuhlah asbes bangunan, mengurung dua manusia di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truffle Time✓ (Tamat)🌹
FantasíaChika Izumi, pemilik kedai cokelat di kompleks Permata Pelangi. Ada satu menu yang dijual terpisah-hanya jam 10 malam dan sangat mahal. Bukan cokelat biasa, tetapi cokelat yang dapat membawa manusia kembali ke masa lalu. Truffle Time. Chika berusaha...