06🍫Friendzone

32 9 0
                                    

"Kenapa aku harus mengalami ini?"

–Andini–

♣️

ANDINI membuka mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ANDINI membuka mata. Apa ini? Mengapa dirinya malah tengah di depan kelas? Ah, dia sedang presentasi! Andini menyesal karena telah membayangkan adegan ini. Pikirannya terlalu bercampur aduk.

"Ketika seseorang otoriter mendikte sebuah pemecahan, kemudian dispesifi keasikan apa yang akan dicapai dan dikorbankan oleh siapa, ini termasuk pengendalian konflik yang mana?"

Andini memilin ujung bajunya. Seharusnya, sebelum kembali ia belajar dulu soal ini. Sama seperti sebelumnya, Andini hanya berdiam diri tanpa menjawab.

"Andini? Kenapa tidak dijawab?"

Sang guru mulai tak sabaran. Hanya a-e, yang keluar dari mulut gadis kurus itu. Andini mengerling wajah yang dirindukannya itu. Ada rasa sayang sekaligus sebal menjadi satu. Rasanya baru kemarin ia mengalami ini dan kini harus merasakannya kembali.

Sang guru yang sudah tak sabaran, menyuruh Andini kembali duduk. Waktu memang terus berjalan, masih banyak siswa yang belum maju. Setelah kelas usai, Andini ingat dirinya langsung kabur tanpa bicara sepatah kata pada Tristan. Namun, tidak untuk sekarang. Ia berusaha menahan kekesalannya.

Tristan segera duduk di samping pacarnya. "Kamu ... nggak marah, kan?"

Andini menyembunyikan raut kesalnya di balik senyum palsu. "Enggak, kok. Emang salah akunya yang kurang maksimal dalam belajar."

Andini harap ini menjadi langkah untuk mempertahankan hubungannya bersama Tristan lebih panjang. Selamanya jika perlu!

Lelaki berkulit putih bak vampir itu mengulas senyumnya. "Syukur, deh. Aku takut kamu kesinggung lagi."

Andini menggeleng cepat. "Aku juga bakal mengubah sikap aku, kok. Aku nggak bakal gampang baper lagi sama kamu."

"Bagus kalau gitu." Tristan mengusap kepala Andini dengan lembut membuat pacarnya senang.

Semenjak itu, Andini berusaha mati-matian untuk mengubah sikap. Menahan rasa sakit ketika dikritik dan berusaha semaksimal mungkin dalam melakukan hal apa pun. Seperti dirinya yang mulai belajar memasak, menambah jam belajar harian, dan mulai meninggalkan tontonan 'drakor' favoritnya.

Andini bahagia bisa bersama Tristan yang kembali dalam satu bulan itu. Namun, sesuatu yang mematahkan hatinya, kembali terjadi.

Andini tetap putus hubungan dengan Tristan. Tepat di tanggal yang sama pula.

ლ⁠(⁠^⁠o⁠^⁠ლ⁠)

"Enggak perlu sesuatu?"

Rheo menawarkan jasa pada sang majikan sambil membawa kantong kuning yang besar. Dia akan ke belakang kedai untuk membuang sampah.

Truffle Time✓ (Tamat)🌹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang