"Jangan jauh-jauh dariku, aku akan menjagamu."
–Yoga–
🧡
EMPAT orang memasuki Galeri Nirmala. Gedung yang cukup besar membuat para staf Kedai Cokelat Izumi menganga. Suhu dingin karena AC membuat mereka sedikit kedinginan karena pakaian mereka juga hanya kasual. Namun, yang lebih mendebarkan, ini pertama kalinya bagi mereka ikut campur setelah kembali ke masa lalu klien.
"Wah! Ini, ini! Saya pernah melihatnya di potret Ayah."
Rheo agak berjingkrak tatkala menemukan lukisan gunung yang familiar di matanya. Chika kian takjub. Rheo benar-benar seperti sosok yang berbeda jika sudah membahas hal-hal yang disukainya—meski itu sekadar hobi ayahnya.
Sarah berdeham. "Lukisan inilah," katanya tertahan sejenak, "yang telah diplagiat."
Rheo hampir terhuyung, untung masih bisa menyangga diri di dinding.
"Kejadian tepatnya tanggal berapa?" Chika memastikan.
Sarah menanggapi. "Tanggal 10 bulan depan. Apa aku kurang jauh kembalinya?"
Chika menggeleng. "Kalau terlalu jauh malah makin sulit menemukan petunjuk. Kalau begitu biarkan kami berkeliling dulu. Dan izinkan kami berbicara dengan para staf."
"Aku akan beritahu tim. Kalian berkeliling di sini dulu saja."
Sarah meninggalkan tempat untuk memberi tahu timnya yang akan mendapat inspeksi dadakan. Sedangkan ketiga staf kedai mulai berkeliling mencari petunjuk seraya menikmati lukisan.
Seperti yang Chika duga, Rheo sudah berjalan ke mana-mana tanpa peduli keberadaan Chika dan Yoga.
"Pasti hobinya sama seperti ayahnya," komentar Chika.
"Iyalah. Dari awal dia udah keliatan norak," celetuk Yoga.
Chika menoleh. "Kamu nggak suka lukisan?"
"Kalau boleh jujur, itu membosankan," bisik Yoga. "Tapi kesenangan tiap orang pasti beda, kan? Aku menghargai itu."
Chika berdecih. "Mau sok bijak?"
Yoga memiringkan mulutnya. "Aku cuma berkata jujur. Kamu sendiri suka lukisan?"
"Lumayan." Chika kembali memandangi lukisan-lukisan alam. Ia berjalan perlahan melewati lukisan laut, gunung, pelangi, dan hutan. Perempuan itu berhenti dan menatap kagum. Yoga di sebelahnya hanya tersenyum memandangi si wanita muda nan cantik.
"Terutama alam," kata Chika, "seolah aku berada di sana. Bumi benar-benar indah."
Yoga mencebik. "Kalau dunia penyihir? Memang di sana tak seindah di sini?"
Chika menoleh. "Mau tahu?"
Yoga menyengguk.
"Ra-ha-sia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Truffle Time✓ (Tamat)🌹
FantasyChika Izumi, pemilik kedai cokelat di kompleks Permata Pelangi. Ada satu menu yang dijual terpisah-hanya jam 10 malam dan sangat mahal. Bukan cokelat biasa, tetapi cokelat yang dapat membawa manusia kembali ke masa lalu. Truffle Time. Chika berusaha...