"Aku nggak nyangka penyihir juga punya hati."
–Yoga–
🧡
DEBU-DEBU bertebaran di dalam gudang. Sesekali tangan mungil mengibas, menghalau debu dari pandangan mata Chika. Bahkan perempuan itu sempat terbatuk pula.
Iris hitam Chika melebar tatkala menemukan sesuatu yang membuat pikirannya kembali ke masa lalu. Bibirnya menyunggingkan senyum.
"Wah, udah lama banget!"
Chika mengambil sebuah album hitam yang besar. Ia menepiskan debu dari kovernya. Lalu ia membawanya keluar ruangan. Ada sebuah lorong kecil di depan gudang. Chika duduk di lantai dengan kaki bersila.
Album pun terbuka. Tampak beberapa foto usang di dalamnya. Sesekali Chika tersenyum, dan sesekali pandangannya tampak sendu.
Tiba-tiba saja Yoga sudah duduk di sebelah Chika. "Seru amat, liat apaan, sih?"
"Kenangan masa lalu."
Yoga mengerling sebuah foto. Seorang gadis 8 tahun yang manis. Ia merasa familiar. Tentu saja Yoga segera membandingkan perempuan di sebelahnya.
"Kok, nggak mirip?" canda Yoga.
Chika merengut. "Iyalah! Aku yang sekarang lebih cantik."
"Jiaaaah! Narsis amat!" pekik Yoga yang kemudian tertawa sendiri.
"Enggak lucu."
"Lucu-lah! Imut kayak yang di foto."
Chika berdeham. Sedikit tak mengerti apakah pria di sampingnya memujinya atau hanya sekadar bercanda.
Tak lama, Rheo muncul. Ia mendengar suara heboh Yoga hingga membuatnya penasaran.
"Oi! Sini, liat mastermu yang masih bocil!" Yoga menyuruh Rheo mendekat.
Sedangkan lelaki berponi pendek yang rata itu hanya berdiam diri. Ia merasakan tatapan majikannya yang berkilat. Namun, Yoga terus memaksa mendekat, sehingga Rheo ikut duduk di sebelah Chika yang kosong.
Ketiganya saling melihat album bersama. Chika di masa kecil sangatlah manis dan lucu. Terkadang ada potret Chika sedang cemberut, tertawa, menangis, makan lolipop, bermain plusutan, bahkan mengupil. Tentu saja Chika cepat-cepat membaliknya, meski dua cowok terus menggodanya.
Sampai mereka menemukan foto Chika bersama anak-anak yang lain. Yoga berkomentar.
"Apa mereka semua anak-anak penyihir?"
Chika mengiyakan. "Kami sekolah di tempat yang sama."
"Udah seperti Harry Po," gumam Rheo. Lalu Chika menoleh cepat.
"Jangan samakan aku sama film," dengkus penyihir itu, "kami berbeda."
"Memang apa bedanya? Kalian sama-sama penyihir," ungkap Yoga penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truffle Time✓ (Tamat)🌹
خيال (فانتازيا)Chika Izumi, pemilik kedai cokelat di kompleks Permata Pelangi. Ada satu menu yang dijual terpisah-hanya jam 10 malam dan sangat mahal. Bukan cokelat biasa, tetapi cokelat yang dapat membawa manusia kembali ke masa lalu. Truffle Time. Chika berusaha...