"Siapa lagi yang akan berjuang jika bukan saya?"
–Mahesa–
♣️
"PAK, saya mau bicara."
Nova pergi ke depan kelas dan segera berusaha mengubah nasibnya. Tentu dosennya itu setuju dan keduanya pergi ke sebuah laboratorium yang sedang kosong.
Seorang lelaki berkulit sawo matang membenarkan bingkai kacamatanya. "Mau bicara apa?"
Gadis berponi rata itu menunduk sebentar. "Saya tahu, Bapak sedang menyelidiki kasus korupsi kampus, kan?"
Pria itu memiringkan kepalanya. "Tahu dari mana?"
"Banyak mata dan telinga, Pak." Nova melempar pandangan serius. "Saya harap, Bapak menghentikannya."
Mahesa, dosen Biologi itu mengalihkan pandang dan terdiam satu menit.
"Tidak bisa. Siapa lagi yang akan berjuang jika bukan saya?"
"Tapi ini beneran bahaya, loh, Pak." Nova tidak menyerah.
"Enggak apa-apa. Saya bisa, kok."
Nova mengeratkan genggaman tangannya di ujung meja. "Mereka itu terlalu licik. Jabatan Bapak bisa jadi taruhannya."
Rahang Mahesa mengeras dan memucat. Ia melemparkan pandang pada sepatu model lamanya. Nova menambahkan.
"Bapak nggak kasian sama keluarga Bapak?"
Setelah sekian menit, Mahesa kembali menatap Nova. "Itu urusan Bapak, kamu nggak usah khawatir."
Mahesa bersiap meninggalkan ruangan. "Jika hanya itu yang kamu sampaikan, Bapak pergi dulu. Banyak hal yang harus Bapak lakukan."
Nova frustrasi karena dosennya begitu keras kepala. Tidak apa. Gadis itu masih bisa mencobanya lagi.
ლ(^o^ლ)
Kedai Cokelat Izumi menjadi sangat ramai. Chika mendesah kesal karena dirinya hampir tak beristirahat. Semua ini gara-gara Erlangga. Menyesal membawa lelaki bayangan itu, tetapi hanya dia yang bisa membantunya saat ini. Menemukan Meirin dan melawannya. Itulah yang Chika harapkan.
Sementara di bagian depan, Yoga mencebik kesal karena tersaingi. Para gadis sering memanggil lelaki bertato di leher itu. Apa bagusnya dia? Seperti preman!
"Badass banget, sih, cowok itu!"
"Cool banget, macoo. Cocok banget dijadiin suami."
"Biar ada yang jagain kita! Hihihi!"
Tiga gadis di sebelah Yoga saling bergosip. Yoga yang tengah meletakkan pesanan mereka pun berkomentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truffle Time✓ (Tamat)🌹
FantasyChika Izumi, pemilik kedai cokelat di kompleks Permata Pelangi. Ada satu menu yang dijual terpisah-hanya jam 10 malam dan sangat mahal. Bukan cokelat biasa, tetapi cokelat yang dapat membawa manusia kembali ke masa lalu. Truffle Time. Chika berusaha...